Part 6

5.4K 161 0
                                    

         

          Hari ini aku pergi ke kantor seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


          Hari ini aku pergi ke kantor seperti biasa. Hari Senin memang menjadi hari panjang yang sedikit melelahkan bahkan sedari pagi aku belum bisa meletakkan pantat di kursi untuk semenitpun. Mulai dari mondar-mandir ke gedung divisi lain, foto copy, atau membeli kopi di kedai dekat kantor. Pekerjaan yang sebenarnya bukan menjadi bagian pekerjaanku dilempar untuk kukerjakan. Ini tak adil!!!

          Satu dua hari karyawan lain bersikap baik padaku tapi lihat seiring berlalunya waktu aku ditindas juga karena adanya "senioritas" atau pemikiran kalau aku hanya anak baru yang dianggap seharusnya tak bekerja pada posisiku sekarang. Lebih-lebih Nikita si licik yang genit, pandai benar ia berakting. Di depan Ry ia memperlakukanku sebaik mungkin tapi sebaliknya bila Ry tak ada ia manindasku lebih kejam. Ular penggoda.

          "Ren tolong foto copy ya rangkap tiga yang ini bla bla bla."

          Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan. Walau sebenarnya kakiku sudah tak sudi melangkah.

          Satu pekerjaan belum selesai kukerjakan muncul pekerjaan lain. Lagi dan lagi. Dan parahnya aku tak memiliki teman dekat sekedar untuk mendengarkan cerita dan keluhanku di kantor.

          "Nitip kopi panas tiga sekalian ya Ren hehe. Tolong."

          "Tanpa gula." Imbuhnya aku hanya meringis seketika kemudian segera pergi berlalu berlari dari semua pekerjaan ini. Ah bos itu memang menyebalkan, semua laporan telah selesai dan hari ini tak ada jadwal meeting atau pertemuan dengan clien. Dan aku terjebak dengan semua pekerjaan dari orang-orang ini.

          Lagi pengen sendiri katanya. Kenapa gak dari dulu aja sekalian. Oh lihatlah lihat ruangannya ditutup rapat-rapat seolah tak ingin diganggu siapapun. Apa sih yang ia kerjakan?

           "Eh Ren Ren..." seorang menepuk pundakku dari belakang sontak membuat aku menoleh dan kudapati Nikita berdiri di sana. Emosiku sudah di puncak kepala membayangkan ia akan memberiku lebih banyak pekerjaan. Ini saja belum selesai apa mau ditambah lagi?

          Berlagak seperti bos. Nikita berdiri bersandar pada meja di belakangnya sambil berkacak pinggang, ia mengenakan baju dengan belahan dada yang rendah memamerkan isi di dalamnya yang berukuran besar sedikit terlihat saat ia menunduk. Heran bagaimana bisa seorang karyawan bekerja dengan baju yang tak pantas itu.

          Kuku panjang berwarna merah hati menandakan sang empunya selalu merawatnya dengan baik. Kuku itu bermain di atas meja menimbulkan suara ketukan demi ketukan.

          "Apa?" Jawabku ketus.

          "Oh tidak itu hanya mau memberimu semangat. Aku mau ke ruangan si bos dulu ada beberapa laporan yang harus ditandangani."

          Apa sih maunya cewek satu ini?

          "Terima kasih sudah sangat per-ha-ti-an."

Your Heart is Frozen OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang