Part 17

2.2K 95 2
                                    

Mataku sangat berat pagi ini, bisa bangun pagi saja sudah merupakan perjuangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku sangat berat pagi ini, bisa bangun pagi saja sudah merupakan perjuangan. Demi membuat presentasi yang bagus kemarin malam aku terpaksa harus begadang. Akan kubuktikan bahwa aku bisa lihat saja nanti.

Aku tiba lebih awal dari jam yang Ry tetapkan. Tentu saja untuk mempersiapkan semuanya terlebih dahulu. Optimis? Tentu saja, pasti.

"Hi Renata apa sudah siap semua?" tanya mbak Sherly mengagetkanku.

"Sudah mbak." Aku mengangguk lalu memberikan senyum terbaikku.

"Baiklah. Good luck ya!"

Tangannya mengepal memberikan semangat.

"Hehe iya makasih Mbak."

Semua sudah siap aku sudah berlatih dan menyiapkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan. Tapi anehnya perasaanku tak enak. Semoga hanya perasaanku saja.

"Baiklah bisa kita mulai sekarang." Kata Ry memberi perintah setibanya di sini setelah semua orang sudah masuk dalam ruangan.

"Baik." Aku merasa tak percaya diri sekarang. Oke abaikan tatapan mereka anggap saja mereka tak ada.

Meja kami berbentuk oval dan hanya meja yang ada di samping kanan kiri saja yang diisi. Aku duduk di bangku paling depan sebelah kiri, Ryshaka berada tepat di depanku. Di sebelah kiriku ada Nikita.

"Selamat pagi semua. Saya Andrea Renata pada kesempatan kali ini akan mempresentasikan bla bla bla." Begitu kataku untuk membuka presentasi kali ini dilanjut dengan doa. Aku sempat grogi di awal tapi lama-lama sudah terbiasa. Semua berjalan lancar sampai sebelum kejadian itu.

Aku menerangkan slide bagian akhir aku lupa tepatnya. Intinya sudah mau selesai sebelum aku memberikan penutup.

Nikita yang sedari tadi nampak bosan mendengarkan presentasiku. Ia menyangga kepalanya dengan sebelah tangan juga beberapa kali ia tamoak menguap. Selebihnya ia hanya fokus memandangi Ry bukannya presentasiku.

Ketika ia merentangkan tangannya ke samping dan mengenai gelas berisi air putih. Otomatis air itu tumpah mengenai laptop yang berada di sampingnya. Aku langsung terkejut melihat kejadian ini.

"Ah laptopku..." teriakku spontan kemudian mengambilnya dan berusaha memiringkan laptop agar air yang berada di atasnya segera turun keluar.

"Maaf aku sungguh tak sengaja. Maaf ya Ren." Nikita memekik dengan nada dibuat-buat.

Senangkan melihat aku repot begini. Mana data kuliahku ada di sini semua. Huh bisa mati berdiri kalau sampai laptopku tak terselamatkan.

"Sudahlah kita akhiri sampai di sini saja." Kata Ry tiba-tiba menghentikan aku dan Nikita yang sedang adu mulut.

Ia langsung memberesi tasnya dan keluar dari ruangan. Diikuti dengan semua orang yang ada di ruangan.

"Aku ikut sedih ya Ren. Yang sabar kamu kuat kok." Kata Mbak Sherly sebelum meninggalkan ruangan sambil menepuk lenganku.

Your Heart is Frozen OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang