Part 19

2.3K 81 2
                                    

Hallo, di chapter kali ini aku mau mengulas sedikit tentang masa laluku. Maaf ya kalau kalian kecewa karena tak ada Ry di bagian ini. Percaya tidak percaya di awal masuk kuliah aku tak memiliki seorang teman, menyedihkan ya? Memang. Di kelasku ada beberapa kubu yang sudah mengelompok sejak kami masuk kuliah. Aku akan membahasnya satu per satu.

Pertama, group ciwi-ciwi dari satu kota. Mereka ini berasal dari satu SMA yang sama di kota itu tidak heran bila mereka sudah terlihat sangat akrab. Anggota ini terdiri dari empat orang. Tiga dari daerah yang sama sedangkan satu orang sisanya berasal dari daerah yang berbeda.

Kedua, group anak-anak hits dari kumpulan beberapa SMA di kota ini dan beberapa kota lain. Terlihat dari pakaian yang mereka kenakan pokoknya bisa langsung kalian kenali sekali lihat. Up to date dan pecah banget kalau lagi ngumpul bareng berisiknya itu lo minta ampun. Ada dua cowok yang gabung di sini juga.

Next, terakhir ada group cewek yang rajin dan alim-alim. Demen sih punya temen yang kaya gini tapi ya lumayan stress karena harus dikejar dead line. Tugas minggu depan harus selesai dalam dua hari selesai tugas diberikan. Mau tak mau harus ngumpul buat ngerjain tugas kelompok. Kuakui mereka pintar tapi egoisnya minta ampun. Kita berteman harus saling menguntungkan kalau kamu tidak memberikan timbal balik ya jangan harap bisa tembus di kelompok ini.

Empat orang plus satu orang dari kating yang ngulang lagi karena semester lalu ambil cuti satu bulan.
Paling suka bahas kelompok yang terakhir ini gak ada habisnya deh. Mereka ini kalo lagi ngumpul isinya Cuma ngomongin orang, bahas kekurangan dosen, dan mengeluhkan tugas. Maksudku, hey kita kuliah gak harus semengenaskan itu juga.

Beberapa tips mencari teman menurut Renata yaitu hindari teman yang tidak bisa bersyukur, suka mengadu domba, teman yang hanya menghubungimu bila butuh saja.  Bukannya mau menuntut untuk selalu menghubungi kalian juga, saya paham dari kita memang selalu ada kesibukan masing-masing tapi setidaknya kalian tidak lupa keberadaan teman. Saling menghargailah. Teman itu harus bisa membawa kita ke dampak yang positif, kita tidak stagnan di dalamnya, terus bertumbuh bersama, susah senang dilalui bersama.

Awalnya aku memang masuk ke dalam anggota kelompok yang terakhir ini. Tapi lama-lama aku merasakan ada beberapa perubahan perlakuan dari salah satu teman. Aku tak tahu pasti apa salahku tapi mengapa ia sebegitunya membenciku. Kita memiliki satu group di aplikasi chat di sana kami berbagi informasi, bercanda, atau sekedar chat tidak jelas. Lama-lama group kami menjadi sepi dan tak ada informasi, seperti latihan soal dari kakak tingkat untuk dikerjakan saat menjelang UAS. Ketika lagi rame-ramenya chat aku merasa ingin nimbrung saja saat itu. Eh malah tiba-tiba group sepi kaya kuburan. Ini apasih salah saya kok dikacangin gini. Waktu ketemu langsung juga diajak ngobrol gak ditanggepin. Okelah yang penting saya sudah berniat baik ngajakin ngobrol tapi kalau tanggapan situ kebangetan yaudah.

Dan kalian tahu ternyata mereka diem-diem share foto soal-soal secara personal tanpa aku dan Anne tahu. Anne juga masuk di group ini, bukannya mau negative thinking tapi kalau saya baca mereka gak terima karena nilai yang kudapat saat tes lebih tinggi dari mereka. Anne memang sedikit malas harus dikejar dan diingatkan dalam membuat tugas, kalau memang tidak mau satu kelompokan ya bilang dong bukannya seperti ini.

“Aduh aku pusing kok tugas kita banyak banget dan kayaknya di kelas kita gak adil deh dibanding kelas yang lain. Dosennya enak gak kaya di kelas kita dosennya pelit nilai apa besuk semester depan aku pindah kelas aja kali ya.” Kata Rosi mengeluh saat kita sedang makan siang di kantin.

“Bu X harusnya konsisten dong masa kita udah ngerjain tugas berat banget ujung-ujung satu kelas dapet auto C. Mana ini harusnya udah selesai kuliah tapi kita tetep masuk kan udah lebih dari pertemuan yang ditetapkan. Ujian juga minta serentak emang doi gak rasain ya punya keluarga yang juah dari kita trus harusnya kita udah liburan harus balik lagi ke sini cuma buat ujian dan tanggal perbaikan juga belum diumumkan sama aja ngetahan kita di sini terus. Jadwal perkuliahan terakhir memang jatuh di tanggal itu tapi tolong dong ngerti tiket pesawat gak murah juga.” Tambahnya mengoceh. Ini ocehannya tentang salah satu dosen saat kami lagi kumpul. Gak bisa gitu kalau lagi ngumpul bahasnya yang asik-asik aja jangan keluhan mulu telingaku rasanya panas gitu tiap dia cerita.

Your Heart is Frozen OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang