18-Ancaman

1.1K 199 28
                                    


Revisi~

Ada beberapa hal yang benar benar menguji kesabaran Daniel.

Dan salah satunya adalah menunggu jawaban dari Yerin.

Satu minggu sudah Daniel menunggu jawaban itu,tapi Yerin belum juga mengatakannya.

Yerin lupa kah?
Tidak.Daniel bahkan selalu saja memancing disetiap ada kesempatan.

Dan apa yang dikatakan Yerin?

"Gue tau Daniel,gue udah nyiapin jawabnya.Tinggal nunggu waktu kapan gue ngomong ke lo"

Disitu Daniel hanya bisa menghela nafas berat dan menanggukan kepalanya pelan.

Ia berharap bahwa jawaban yang nanti diberikan Yerin tidak akan mengecewakan penantiannya selama ini.

-000-

"Lo sama Wonwoo itu beneran ga ada apa apa kan?" Tanya Daniel was was.

Yerin menggeleng "Gak,perlu lo tau ya tuan Daniel yang terhormat.Wonwoo itu udah punya pacar,dan dia baik atau bersikap manis ke gue itu karna gue ngingetin dia sama adik perempuan nya yang meninggal satu tahun yang lalu"

"Adiknya meninggal?"

"Iya,adik perempuannya meninggal satu tahun yang lalu karna sakit kanker"

Daniel terdiam sejenak "Kasian juga tuh anak"

Yerin meangguk angguk "Iya,oh iya satu lagi".

"Apa?"

"Lo" yerin menunjuk wajah Daniel dengan jarinya. "Harus minta maaf sama dia"

Daniel menurunkan jari Yerin dari hadapannya dengan kesal "Gak"

"Oh,jadi gamau" Yerin mengecap ngecap bibirnya hingga berbunyi."Kalo gitu gue ngasih jawabannya ke lo lebih lama lagi" lanjut Yerin dengan ancamannya.

Wajah Daniel langsung tidak terima "Apaansi? ko bawa bawa gituan.Jangan!. Satu minggu gue nunggu rasanya kaya mau mati tau ga mikirinnya,apalagi lebih dari itu"

"Lebay lo" cibir Yerin. "Makanya minta maaf atau gu-"

"Iya iya gue minta maaf" potong Daniel cepat.

Yerin berdiri,lalu mendekati daniel.

"Pinter ih,anak siapa si?" Ucap yerin mengelus puncak kepala Daniel.

Daniel tersenyum,mendongkkan kepalanya untuk menatap yerin.

"Anak?,maksudnya anak kita nanti?disini?" Tiba tiba saja daniel memegang perut Yerin dengan tangan kanannya.

Wajah Yerin langsung bersemu merah mendengarnya,buru buru ia berhenti mengelus kepala daniel dan menjauh.

"Gombal lo"

"Biarin" jawab Daniel. "Asal lo tau ya,gue jarang gombal didepan cewek,baru kali ini malah"

"Masa? Opo iya?" ledek Yerin memeletkan lidahnya.

"Ya Ngeledekin rasain nih" Daniel mencubit kencang pipi Yerin.

"Akh! Daniel sakit oon!" ringis Yerin memegang pipinya yang memerah.

"Kekencengan ya?"  Tanya Daniel khawatir.

"Liat aja sendiri" Yerin memperlihatkan pipinya.

Chup!

"Udah sembuh" Setelah mengecup pipi Yerin Daniel berkata seperti itu.

"Ih Danieeelll nyebelin,nyari kesempatan didalam kesempitan"

Asisten ; Danrin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang