✿ Masa Lalu ✿

6.6K 287 6
                                    

"Lo sendiri yang
menutup lubuk
hati gue."

Only You : 16

Jika mengulang masa lalu, apa yang dapat kau ingat?
Kesenangan? Kebahagian?
Atau sebaliknya? Kehampaan? Kehambaran?
Pahit yang dirasakan di masa lalu akan slalu membekas di dada, dan rasanya sangat sulit dihapuskan.

Bagaimana tidak? Apa yang kau rasakan ketika kau memiliki dua orang yang amat spesial dan amat berarti di hidupmu, dan kau harus kehilangan kedua orang itu dalam satu hari?

Rasanya seperti kehilangan hati dan paru-paru. Kehilangan anggota tubuh yang amat penting, membuat mu sulit untuk bernapas, sulit untuk menjalani hidup.

Itulah yang dirasakan Sara. Dia kira dia sudah berhasil melangkah ke depan, dia kira dia dapat melupakannya, dia kira bekas luka itu sudah dapat di perban dengan apa yang dia punya sekarang.

Nyatanya tidak. Semuanya kembali terputar di otak. Cuplikan yang amat menyedihkan. Cuplikan yang dapat menjatuhkan air mata, cuplikan yang membuat sakit di dada.

Kehilangan.

Apa yang akan kau rasakan jika seseorang mengungkit masa lalu? Meskipun salah satu dari orang yang dulu amat berarti itu masih ada di hadapanmu, tetap saja terkadang ia mengingatkanmu pada orang kedua, orang yang juga spesial, yang sudah dahulu melangkah pergi dari hidupmu.

Sara tidak berani membuka mata untuk menatap realitia. Ia mengurung diri di tenda, membiarkan bantal untuk menopang wajahnya basah dengan cairan bening yang amat jarang keluar dari mata beningnya.

"Kenapa?"

Suara serak itu terlintas di telinga Sara. Gadis itu semakin menutup matanya.

"Kenapa Sara tega ngasih harapan?"

Air mata itu semakin menyebar, hampir ke seluruh bagian bantal.

"Bukan aku, kak!. Kakak salah--"

"Lo memang cinta sama tuh cowok kan?!"

Deg.

Kedua mata bermulu mata lentik itu berhasil terbuka, dengan air mata yang masih mengalir di pipi mulusnya.

Kak Mika, Kak Mika... batin gadis itu kini menyerukan namanya. Tapi apa gunanya? Toh, sang pemilik nama Mika tidak akan pernah mendengar, menoleh, dan menghampiri Sara. Like he used to do.

Hadapi realita ternyata lebih perih dari menghadapi mimpi buruk. Mimpi buruk dapat berakhir, begitupun masa lalu. Bedanya, luka mimpi buruk dapat berakhir. Sementara realita? tidak sama sekali.

"Sara?"

Suara Widya terdengar sayup-sayup dari balik tenda.

"Lo-- okay?"

"..."

Tanpa bicara, Widya memasuki tenda dengan wajah kuatir. Mendapati Sara yang diam dengan wajah yang ditutupi oleh bantal.

Widya menghela nafas berat, kemudian menghampiri Sara. Gadis itu memegang bahu Sara. Dapat ia rasakan bahwa gadis itu bergetar, seperti ketakutan.

"Sar..?" panggil gadis itu dengan amat hati-hati.

Perlahan Sara mengangkat dagunya, menatap Widya dengan lesuh. Tidak dapat berkata-kata.

Widya memeluk Sara ke dalam dekapannya. Membiarkan Sara membasahi piama kesayangannya dengan air mata kepedihan.

Only You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang