Engkau mungkin tahu
siapa aku, bukan pendirianku.
Kau mendengar tawaku,
bukan tangisanku.
Kau melihat kebahagiaanku,
bukan kepahitanku.Only You : 22
HARI INI UAS. Kata horror itu terpapang di mading kelas. Entah siapa yang menulis, tapi ketika Sara melangkah masuk ke ruangan itu pukul 06.25, ia sudah melihat kertas bertuliskan spidol hitam itu.
Sara tampak santai. Seperti biasa dengan malas ia berjalan ke arah meja nya, dan sudah semakin cemberut ketika melihat sebucket bunga matahari dengan amplop kecil di mejanya.
Bola matanya berputar dengan malas. Batinnya mengeluh, sejak kapan gue suka sun flower?
Ia melempar bunga itu ke lantai beserta suratnya, karena dia tau itu pasti dari cowok ga tau diri yang seenaknya saja menembak Sara tanpa mengetahui diri Sara yang sebenarnya.
Gadis itu memilih untuk duduk di bangkunya. Sejenak ia berpikir kenapa Adel belum datang? Karena gadis yang berstatus sebagai teman sebangku sekaligus sahabatnya itu tidak pernah mengenal kata 'terlambat'. Aneh.
"Kak, maaf.."
Sara menoleh ke sumber suara. Wajah yang tampak amat sangat familiar itu terlihat di hadapannya. Siapa lagi kalau bukan Jessie? Sang adik kelas yang pernah 'songong' dan termasuk berani dengan Sara.
Siapa yang tidak mengingat kejadian itu? Hari disaat Sara langsung menarik kerah seragam sang 'adik kelas' itu dan menggunting poninya yang amat rapi. Kini poni gadis itu amat pendek, dan kaki nya bergetar jika berhadapan dengan Sara. Also, bisa dibilang dia tobat.
"Ini bangku aku." ucap Jessie ramah, namun takut menatap kedua bola mata Sara. Sara mendengus, kemudian beranjak dari bangku itu. Membiarkan Jessie Si Poni Kependekan duduk di bangkunya.
"Kak Sara udah nerima bunga-- eh?"
Belum sempat Sara mencari meja yang bertuliskan nomor pesertanya, ia kembali mendengus ketika mendengar suara yang tampak amat riang berubah drastis menjadi lesuh. Di dengar dari suaranya, Sara tidak mengenal nada suara itu, tapi dapat ia tebak siapa yang berbicara.
Bastards.
"Saya tidak suka bunga matahari." respon Sara dengan cueknya. "Dan kamu? Kenapa kamu berani masuk ke sini? Kamu kelas X kan?" tanya Sara. "Eh iya, ko gue baru nyadar kalo dari tadi yang di sekitar gue adek kelas? Termasuk si Jessie J kw itu?" Sara menggaruk kepalanya.
Laki-laki berwajah polos itu mengutip bunga matahari yang tergeletak di lantai beserta suratnya. Kemudian ia menyodorkannya pada Sara.
"Ini hari UAS kak. Aku kan teman sebangku kakak." ucap cowok itu dengan senyuman.
Oh, shit!
"Ya udah, tunjukin mana tempat bangku kita. Dan awas ya, sekalinya lo ngeganggu gue, atau bermaksud buat nembak, gue doerin bibir lo!" Sara menunjuk laki-laki itu dengan telunjuk yang hampir menyentuh hidungnya.
"GUE GA AKAN PERNAH NERIMA SURAT BASI LO, DAN BUNGA MEWEK-HARI LO!" Sara sengaja berteriak, dengan nada mengejek. Sehingga orang sekitar berhasil tertawa. Ia memang bermaksud mempermalukan cowok itu.
Bel masuk berbunyi. Cowok yang berstatus sebagai teman sebangku Sara itu mengerucutkan bibirnya dan menuruti permintaan Sara.
Membuang bunga mewek-hari itu. Iya, Sara memang tidak mengatakannya. Tapi dilihat dari wajahnya, siapa yang tidak bisa membaca sorotan iblis itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [COMPLETED]
Teen Fiction"Bermusuhan" bukanlah kata yang asing bagi kedua remaja popular di SMA Mulia. Perpaduan antara gadis berwajah manis namun jutek dan cowok berlesung pipi merupakan perang dunia ke III bagi para guru, maupun para murid. Lalu apa yang menyebabkan perm...