Aku tidak dapat membaca
pikiranmu atau isi hatimu.
Setidaknya aku dapat
bertemu denganmu, untuk
melepas rindu yang amat
lama ku pendam dan
kusimpan pada diriku sendiri.
Aku tidak memintamu
untuk merasakan hal yang
sama dengan ku, dan aku
tidak menuntut mu untuk
menyambut diriku dengan
tangan yang terbuka.
Aku hanya ingin kau tau,
betapa penting kau di
hidupku.Only You : 25
Gadis itu berjalan dengan wajah yang terlihat amat kusut. Setelah mendapat nasihat yang amat panjang, rasanya mood-nya seperti di hancurkan. Padahal dia sudah merencanakan kencan yang akan dilakukan kira-kira sejam lagi. Namun sesudah kejadian barusan, gadis itu langsung kehilangan semangat.
Hanya satu hal yang dapat ia lakukan jika ia merasa lelah dengan hidup atau yang lebih tepat lagi disebut sedih. Kedua kakinya sudah menginjak rumput segar itu, dan dagunya sama sekali tidak terangkat.
Seakan ia sudah hapal kemana arah dia pergi, dia terus berjalan lurus dan sampai di depan pintu cokelat yang bercorak di hadapannya.
Belum sempat ia mengetok, pintu itu sudah terbuka. Seorang cowok yang lebih tinggi darinya berdiri disana dengan pandangan penuh simpati, seakan cowok itu sudah tau akan perasaan cewek itu.
Sebagai sahabat, tentu saja ia tidak akan membiarkan gadis itu tersakiti. Cowok yang sudah memerhatikan langkah gadis itu semenjak ia melangkah masuk ke halaman rumahnya terdiam sejenak. Tapi bukan berarti ia tidak tau apa yang harus ia lakukan dalam suasana seperti ini.
Sebuah pelukan. Hal yang amat penting dan tentunya yang paling diperlukan jika sahabat-mu bersedih. Cowok itu langsung menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.
"I-itu b-bukan s-salah, Lee--" isak gadis itu dari dalam dekapan sahabatnya.
"Ssh, Al tau kok." hibur cowok itu. "Lee ada kencan lho, sejam lagi. Yakin ga semangat?" bisik cowok itu.
"Bisa Al meluk Lee lebih lama lagi?" bisik gadis itu. Suara nya masih terdengar seperti isakan, dan pipinya sudah dibasahi air mata. Cowok itu mengangguk, dan membiarkan gadis itu memeluknya lebih lama.
Kedua bola matanya membesar seketika ia melihat seorang cowok yang sedang berdiri di samping mobilnya, menatap gadis yang sedang memeluk sahabatnya, dengan pandangan kosong.
Ia sudah terlihat rapi, dengan black suit, pita kupu-kupu, dan se-bucket bunga mawar merah di tangan kanannya. Perlahan mulut cowok itu terbuka karena tercengang.
"L-lee?" bisik cowok itu, tanpa melepaskan pandangannya dari cowok yang sedang berdiri di samping mobilnya itu.
"Hm?"
"Ada kak--"
"Sara? What the hell are you doing with this guy?" akhirnya suara terdengar dari cowok itu.
Gadis yang dimaksud langsung menoleh dengan ekspresi terkejut.
"What the actual fuck? Lo ngemeluk musuh besar gue sendiri?" cowok itu tampak geram, dan ia menghempaskan mawar merah itu ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [COMPLETED]
Teen Fiction"Bermusuhan" bukanlah kata yang asing bagi kedua remaja popular di SMA Mulia. Perpaduan antara gadis berwajah manis namun jutek dan cowok berlesung pipi merupakan perang dunia ke III bagi para guru, maupun para murid. Lalu apa yang menyebabkan perm...