Kulihat senyumanmu,
Kulihat senyumannya,
Aku melihat segalanya.
Dada mungkin sesak,
Kepala mungkin pusing,
Mata mungkin lelah melihat,
tapi tahukah kau,
dari semua yang kurasakan,
yang dapat terpapang di
hadapan orang hanyalah
seutas senyuman?Only You : 26
Ketokan pintu terdengar amat keras, membangunkan cowok itu dari tidurnya yang sama sekali belum puas.
Kedua kelopak itu dengan berat terbuka dan kepala itu rasanya amat malas untuk mendongak, sehingga menimbulkan rasa sakit.
Walau begitu, cowok itu dapat melihat sinar matahari yang menembus hordeng. Kendall sang roomate tidak masuk ke kamar itu tadi malam, karena cowok itu merasa bahwa sahabatnya butuh waktu untuk sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi, namun hanya melihat dari ekspresi saja, Kendall sudah mengerti apa yang dirasakan sahabatnya.
Botol obat tergeletak di atas meja lampu di sebelahnya, dan beberapa kapsul itu tampak berserakan. Ketukan pintu itu terdengar semakin keras, dan bertubi-tubi. Cowok itu langsung memasukkan kapsul itu kembali ke botolnya dan meletakkan benda itu kembali ke kopernya.
Ia menggaruk kepalanya dan membuka pintu. Gadis yang tampak berseri-seri berdiri di sana, dengan sebuah minuman bewarna bening di tangannya.
"Isn't it too early? What are you doing here?" tanya cowok itu sambil merenggangkan kepalanya.
"Jam 11, Al. Udah mau siang. Gue kesini karena bingung kenapa lo ga keluar kamar? Biasanya lo pagi-pagi keluar?" Sara mengangkat sebelah alisnya, dan memerhatikan kantong mata yang terpapang di bawah mata Alex.
"Ah, right." respon Alex datar lalu menguap.
"Ini gue bawain es kelapa. Bukan gue sih, Kak Mika."
Right, that dude.
Sara menyodorkan plastik yang ternyata berisi es kelapa.
"Al gue punya berita baru!" Sara memasang senyum lebar,dan wajahnya tampak amat sangat bahagia.
Gue udah tau, Lee.
"Apa?" tanya Alex, berusaha memasang senyum. Aneh, dia amat murah senyum pada dasarnya. Tapi kali ini, kedua ujung bibir itu sama sekali tidak tertarik untuk menaik.
"Lee jadian!. Akhirnya!. Sama Kak Mika!. Lee janji, nanti malem pas date yang kedua, Lee bakal make dress yang kita beli, sama BH yang cocok sama warna dress-nya. Kaya request-san Al!" ujar cewek itu lagi. Gatau kenapa, ia sebenarnya berusaha membuat cowok di hadapannya terkekeh. Ternyata tidak sama sekali. Ekspresinya sama saja. Datar.
"Aren't you happy? Berkat dia, kita ga musuhan lagi. Kita bisa sahabatan lagi!" Sara merentangkan kedua tangannya. Masih berusaha membuat cowok itu memberi respon bahagia. Tidak juga.
Berkat dia, huh? Tanpa gue ngehubungin dia, dia ga bakal datang ke lo, Lee. Kenapa lo cuman nginget jasa cowok yang lo cinta? Bukan yang berjuang buat lo?
Alex berdehem. "Gue mrasa kurang sehat. Gue ke bawah bentar lagi, ya." tanpa menunggu respon, cowok itu langsung menutup pintu kamarnya dan mengunci-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [COMPLETED]
Teen Fiction"Bermusuhan" bukanlah kata yang asing bagi kedua remaja popular di SMA Mulia. Perpaduan antara gadis berwajah manis namun jutek dan cowok berlesung pipi merupakan perang dunia ke III bagi para guru, maupun para murid. Lalu apa yang menyebabkan perm...