Karena ini hasil tulis pertama saya, pastinya banyak banget kekurangan. Mohon di maklumi aja ya~ uehehehe~
Happy Reading~:)
"Jadi kapan mulai bekerja di perusahaan Ayah? Kau tahu Ayah sangat mengharapkanmu bekerja di sini." Seokjung bertanya memecah keheningan karena sejak tadi Seokjin hanya duduk di kantornya, asyik sendiri bermain dengan handphonenya.
Seokjin menggeleng, "Aku 'kan sudah bilang, Hyung. Aku tidak mau. Membosankan, tidak ada yang menarik. Wajah tampanku ini bisa mubazir, Hyung. Bagaimana kalau aku jadi aktor saja?" balas Seokjin dengan pertanyaan sambil nyengir memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang berderet rapi.
Seokjung menghela napas. Kepercayaan diri adiknya sungguh sudah sampai pada tingkat tidak tahu malu. Menjijikkan. Berusaha menahan diri, Seokjung tersenyum lemah lalu menjawab, "Kalau kau memang ingin jadi aktor kenapa tidak menerima ajakan agensi yang pernah menghampirimu?" Seokjung bangkit berdiri kemudian berjalan untuk menghampiri sofa berwarna hitam tempat Seokjin duduk, memilih duduk di seberang Seokjin.
Seokjin terlihat berpikir lalu menjawab kembali dengan tatapan serius, "Kau mau aku diculik orang tak dikenal? Kau mau kehilangan adikmu yang tampan di tangan pria hidung belang yang mengaku sebagai manajer agensi artis terkenal?"
Seokjung memberi tatapan 'seriously' mendengar jawaban Seokjin. "Kau sungguh berpikir pria itu mau menculikmu? Kau? Pria sehat setinggi 179 cm? Diculik di tengah jalanan yang ramai?"
"Tidak ada yang tahu, Hyung. Kau tahu aku selalu tampak terlalu lezat bagi wanita maupun pria. Wajahku ini bisa memancing dosa. Aku hanya berusaha berhati-hati." Seokjin mendesah dramatis kemudian menyambar camilan choco-pie yang disediakan di kantor Hyungnya itu, melahap choco-pie itu tak bersisa. "Hm, enak sekali. Aku tidak pernah bosan kemari Hyung kalau kau selalu menyediakan camilan seperti ini."
"Kalau begitu besok akan kukosongkan camilan di sini supaya kau bosan. Pergilah. Kau membuatku pusing dengan semua omong kosongmu." Seokjung beranjak kembali menuju kursi kerjanya, berusaha melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda namun Seokjin memanggilnya sebelum sampai di kursinya.
Cup. Seokjin mencium pipi kiri Hyungnya. "Bye, Hyung." Seokjin melenggang pergi sambil memberi tambahan flying-kiss andalannya.
"YAAAAAA, KIM SEOK JIIIIIINNNN!!!!" teriakan marah Seokjung terdengar hingga keluar ruangannya. Seokjin hanya tertawa riang berjalan di sepanjang koridor perusahaan sambil bersiul. Kakaknya memang paling mudah dikerjai dan itulah yang membuat Seokjin sangat menyayangi kakaknya.
***
"Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan? Ah, salah, tepatnya apa kau sudah memilih akan menerima salah satu tawaran firma-firma hukum itu?" ralat Hoseok. Hoseok tahu kalau sahabatnya ini cerdasnya kelewatan sampai firma hukumlah yang mencari Namjoon, bukan sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST US [NAMJIN]
Fanfiction[END] Masa lalu. Terkadang indah, terkadang buruk. Bersyukur jika itu indah. Berdamai jika itu buruk. Kim Seokjin, tampan, humoris, kaya. Tapi gay. Kim Namjoon, advokat, manly, kaya. Tapi ceroboh. Punya masa lalu bersama, namun bagaimana kalau salah...