XLVII. IMPULSIVE

3.8K 597 653
                                    

Aloha~💃

Eke uda pulang kemaren~ jadi sesuai janji, eke up hari ini chapter berikutnya~💁

Btw, hati2 buat yang mau mudik, semoga selamat sampe tujuan, buat yang kagak mudik, yuk melempem di wp 😂😂

Makasih banyak untuk dukungannya. Super duper membahagiakan eke~😊😊

Thanks juga untuk semua yang uda mampir baca, vote juga komen, love you guys~😘😚😎

Happy Reading~:)

Impulsif. Tindakan yang dilakukan seseorang tanpa berpikir matang. Orang yang impulsif cenderung tidak bisa mengendalikan dirinya dalam merespon rangsangan. Terkadang orang seperti ini bahkan tidak menyadari apa tindakannya sendiri.

Namjoon, meskipun tak diragukan lagi cerdas secara intelektual, ia tidak menyadari kalau dirinya memiliki tingkat pengendalian emosi yang bisa dikatakan rendah. Caranya dalam mengatasi permasalahan dengan Seokjin tergolong impulsif, tak berpikir panjang.

Namjoon tidak stabil, meski sejujurnya jika ia memiliki pilihan, ia tidak ingin melakukannya. Akan tetapi, sifat impulsifnya langsung mengambil alih, membuat Namjoon melakukan hal-hal tidak rasional. Seolah segala hal mengenai Seokjin akan menjadi pelatuk bagi dirinya bersikap impulsif. Seperti saat ini. Namjoon mencium Seokjin di hadapan seluruh keluarga Seokjin juga tunangannya.

Namjoon bukannya tidak tahu apa ketakutan terbesar Seokjin. Ia tahu dengan pasti, Seokjin tidak ingin siapapun tahu soal hubungan mereka. Oleh karena pemikiran itulah, Namjoon justru memutuskan untuk mencium Seokjin di depan umum. Sekalian saja Namjoon memproklamirkan hubungan mereka di hadapan semua orang. Namjoon tak akan merelakan Seokjin bertunangan, berbahagia di atas penderitaannya, tidak akan.

Sayang sekali, Namjoon tidak memikirkan apa akibat yang mungkin akan dialami oleh Seokjin karena tindakannya. Ia tidak berpikir hingga ke sana. Saat ini di pikirannya adalah bagaimana memberitahu semua orang bahwa Seokjin miliknya. Miliknya seorang.

***

Namjoon menekankan bibirnya ke bibir Seokjin yang setengah menganga akibat terlampau terkejut. Namjoon melingkarkan lengannya yang bebas di pinggang Seokjin, menariknya mendekat, tak menyisakan jarak antara tubuh mereka. Ia sengaja makin mendempetkan juga menggesekkan tubuh mereka berdua. Namjoon masih sempat melihat air muka Seokjin yang sudah benar-benar kehilangan warnanya.

Namjoon memejamkan mata, memperdalam ciumannya, lidahnya mulai menjelalah nakal di dalam mulut Seokjin. Berbeda dengan Namjoon yang nampak sekali menikmati ciuman mereka, Seokjin mematung. Beberapa saat setelahnya, Seokjin yang sepertinya baru sadar apa yang terjadi, berusaha mendorong bahu Namjoon kuat, baru ingin mengalihkan kepalanya. Tapi tangan Namjoon yang sebelah lagi langsung menangkap tengkuknya, menekan keras bagian itu, membuat Seokjin membelalak panik.

"Mmnh.." sedikit lenguhan Seokjin yang berusaha melepaskan tautan ciuman mereka akhirnya terdengar. Seokjin tidak bisa kabur, pelukan Namjoon begitu erat hingga terasa menyesakkan nafasnya. Belum lagi ciuman liar yang tengah dirasakannya.

Setelah dirasa cukup, Namjoon baru melepaskan ciuman mereka serta pelukan eratnya di pinggang Seokjin perlahan. Namjoon bisa melihat dengan jelas ekspresi kaget orang-orang yang ada di ruangan itu dengan ekor matanya, seperti dugaannya. Namun, seolah tak terpengaruh akan bisik-bisik keras berisi komentar negatif yang menggema di ruangan itu, Namjoon malah menyunggingkan senyum lebarnya. Puas sekali akan perbuatannya barusan.

Namjoon kembali memfokuskan diri pada Seokjin yang bibirnya kini memerah indah sekali di mata Namjoon. Sangat kontras dengan wajah pucatnya. Seokjin masih tidak bisa mencerna keadaan, matanya membelalak super lebar dengan kedua tangan yang mengambang di depannya, sisa perlawanannya mendorong tubuh Namjoon tadi.

JUST US [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang