XXVIII. HINT

4.7K 666 182
                                    

Yoo, Gmint3012 buat dikau yang kemaren minta dobel up~💃 

Kalo sehari dua, gue kagak sanggup~ ahahaha~💩

So hari ini aja up laginya yak~ karena sesungguhnya tak ada penantian yang sia2~ #eaa 🎅

Gile gue hari ini ngomong sok lempeng wkwk 😅😂

Eniwei, seperti biasa, makasih banyak yang uda mampir, teken bintang, and ninggalin komenan buat gue baca2~😊😊 gue doyan bacainnya wkwkwk~😁😁

Playlist gue isinya cuman 3 diulang terus mpe meredet keknya : Don't Leave Me, Let Go, and Euphoria uehehehe~ 😳😍😋

#EUPHORIAgotmelikecrazy 😍😍  


Happy Reading~:)




Namjoon mengenakan kaos hitam polosnya dan mengganti boxernya dengan celana panjang katun putih. Mencuci wajahnya sebentar di wastafel dekat dapur. Setelahnya, Namjoon mendengar bel rumahnya berbunyi. Namjoon mengelap wajahnya asal lalu membukakan pintu. Pesanan jajangmyeon mereka akhirnya tiba, Namjoon memberikan sejumlah uang pada si pengantar makanan, menutup pintu, dan segera membawa mie itu ke meja makan.

Baru saja ia akan membuka bungkusan mie, tiba-tiba terdengar bunyi handphone Seokjin. Namjoon segera kembali ke kamar. Dilihatnya caller id yang tertera. Hyung tercinta? Siapa ini? Batin Namjoon berperang antara akan mengangkatnya atau tidak. Namjoon menimang-nimang handphone Seokjin di tangannya, akhirnya Namjoon memutuskan untuk mengangkatnya karena penasaran.

"Halo?" Namjoon menjawab dengan suara tenang.

"Ya! Kim Seokjin! Kemana saja kau? Pak Lee mengatakan padaku kalau kau tidak pulang semalaman! Kau juga tidak mengabarinya pergi kemana! Ayah dan ibu akan segera kembali dari Jepang! Cepat pulang! Atau kuseret bokong besarmu itu di mana pun kau berada!" Seokjung langsung mengomeli adiknya, well, secara teknis bukan adiknya tapi Namjoon yang kena getahnya.

Namjoon dengan cepat memutar otaknya, ayah ibu kembali. Berarti yang sedang menelepon adalah kakak lelaki Seokjin. Namjoon berdehem lalu menjawab Seokjung. "Ah, mohon maaf, aku Kim Namjoon, teman Seokjin. Seokjin agak sakit kemarin, jadi aku menyuruhnya menginap di rumahku semalam. Maaf karena tidak memberi kabar pada Anda."

Namjoon tidak yakin ia bisa mendeklarasikan hubungannya dengan Seokjin pada Seokjung jadi ia cukup mengaku sebagai teman saja untuk saat ini. Demi keamanan.

"Seokjin sakit? Sakit apa dia?" Seokjung khawatir mendengar adiknya sakit. Lalu Seokjung terdiam seolah teringat akan sesuatu. Ia tidak menyangka bahwa ada orang lain yang akan mengangkat telepon adiknya.

Seokjung bingung. Kim Namjoon, siapa? Masa Kim Namjoon yang itu? Agak ragu, Seokjung bertanya, "Kau... Kim Namjoon teman SMA Seokjin? Yang berlesung pipi itu?"

Namjoon tersentak. Apa katanya? Teman SMA Seokjin? Aku? Lesung pipi? Namjoon pikir ini kesempatan bagus untuk menggali lebih dalam. "Ah, benar, aku Kim Namjoon teman SMA Seokjin."

"Hoo? Benarkah? Seokjin bilang kau tidak akan pernah kembali lagi kemari. Aku senang kau kembali. Aku masih ingat dulu selulus SMA Seokjin jadi sangat murung semenjak kepergianmu. Bahkan kadang aku menangkap basahnya sedang menangis karena katanya kau tidak pernah menghubunginya. Aku ingat dengan jelas betapa jeleknya dia dengan mata panda dan kantong mata yang berkantong mata." Seokjung nyerocos panjang lebar. Persis seperti Seokjin yang suka nyerocos, kakak beradik sama saja. Sungguh buah kalau jatuh ternyata berbarengan.

JUST US [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang