Yooww! Wassup~💃🙋
Selamat menikmati hari Minggu~🍹🍩🍦🍔🍕
Makasih banyak yang terus luangin waktu baca cerita ini, kasih vote juga komenan~ love you guys~❤
Happy Reading~:)
Hoseok berjalan santai, bersiul riang memasuki halaman rumah Namjoon sambil menyapa satpam yang sudah hafal wajahnya. Hari memang masih sangat pagi. Ia sengaja datang pagi-pagi, berniat menggangu tidur Namjoon.
Selain itu, otak Hoseok masih sibuk menyusun alasan bagaimana caranya untuk mengajak Namjoon ke apartemen Yoongi. Apalagi ia tahu kalau Namjoon sensitif bukan main kalau sudah menyangkut Yoongi. Hoseok membunyikan bel pintu, sedikit menghentakkan kaki. Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Ia menekan bel lagi. Tetap tak ada respon.
Aneh, ia merasakan Namjoon di dalam. Kenapa tidak keluar? Hoseok mencoba membuka pintu, terbuka! Si ceroboh satu ini bahkan tidak mengunci pintunya? Ya ampun, untung satpam rumah Namjoon terus siaga, kalau tidak rumah ini pasti sudah kemalingan. Hoseok menggeleng dramatis sambil berdecak. Dasar Namjoon! Ckckck.
Mata Hoseok sibuk mencari sahabat jangkungnya. Hoseok seenaknya saja masuk ke kamar tidur Namjoon. Tidak ada. Ke kamar mandi. Tidak ada.
Hoseok menyusuri hampir seisi rumah itu. Ia berhenti sejenak di ruang tengah, lalu teringat akan ruang kerja Namjoon yang berada di bagian agak dalam rumah mewah itu. Hoseok mengetuk pintunya. Tak ada jawaban. Hoseok membuka pintu coklat tua itu asal, mendapati pemandangan mencengangkan.
Ruang kerja Namjoon berantakan. Lampu meja yang rusak tergeletak tak berdaya di lantai. Belum lagi buku-buku tak bersalah yang berserakan di mana-mana. Ditambah lagi ada sisa abu yang berterbangan di seluruh ruangan. Apa yang dibakar Namjoon? Ini sih kapal pecah, batin Hoseok. Pelan-pelan Hoseok berjalan melangkahi berbagai objek yang terkapar di lantai beraksen kayu itu sambil mengibasi sisa abu yang berterbangan menerpa wajah tampannya.
Akhirnya Hoseok sampai di meja kerja Namjoon. Namjoon tertidur dengan kepala yang tergeletak di atas meja. Wajahnya menghadap ke kanan. Mulutnya sedikit menganga akibat pipinya yang menekan permukaan meja. Jangan lupakan liurnya, argh, Namjoon jorok sekali, batin Hoseok. Wajah Hoseok pun ikut mengerut jijik.
Pakaian Namjoon juga berantakan. Tak lupa bau alkohol yang menguar dari tubuh Namjoon. Dua botol wine kosong juga gelas dengan kaki langsing tergeletak begitu saja di atas meja. Hoseok menjepit hidungnya dengan telunjuk dan ibu jarinya. Argh, baunya Tuhan.
Hoseok mencoba membangunkan Namjoon. Ia mengguncangkan bahu Namjoon beberapa kali. "Ya! Pemabuk! Bangun!"
Namjoon hanya menggeliat kecil, masih tertidur. Hoseok lanjut mengguncang dengan kedua tangannya kali ini, menahan napasnya. "Hei!!! Kim Namjoon! Kenapa kau mabuk sampai begini? Kau 'kan tahu, kau itu tidak kuat minum alkohol!" Hoseok bahkan memarahi Namjoon, padahal mustahil bagi Namjoon untuk mendengarkan apapun saat ini.
Tanpa di duga, Namjoon berhasil terbangun. Namjoon langsung berdiri tegak. Menatap Hoseok tak fokus. Hoseok bingung. Belum sempat melanjutkan ocehannya, Namjoon sudah menyambar kepala Hoseok, menekankan bibirnya ke bibir Hoseok.
Mata Hoseok sepertinya tak pernah terbelalak lebih lebar dari sekarang. Hoseok mendorong Namjoon sejauh mungkin dari dirinya. "Ya! Kau gila! Kissing monster brengsek!" Hoseok mengelap bibirnya dengan lengan pakaiannya kasar berulang kali. Berusaha keras menghapus bekas bibir Namjoon beserta liurnya yang menjijikkan.
Hoseok bersumpah ia akan merantau ke air terjun bidadari untuk berendam tujuh hari tujuh malam dengan kembang tujuh rupa guna mengembalikan kesucian bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST US [NAMJIN]
Fanfiction[END] Masa lalu. Terkadang indah, terkadang buruk. Bersyukur jika itu indah. Berdamai jika itu buruk. Kim Seokjin, tampan, humoris, kaya. Tapi gay. Kim Namjoon, advokat, manly, kaya. Tapi ceroboh. Punya masa lalu bersama, namun bagaimana kalau salah...