XXXVIII. PROMISE

4.4K 633 414
                                    

Yuhuu~💃

Met malem jumat ceria~👻

Chapter ini kita balik lagi ke Namjin tercintah~❤

👣Untuk semua yang uda mampir, kasih bintang2, juga komennya, makasih banyak yeee. Love you~muachh~ *wet kisseu*💋💋💋

Happy Reading~:)

Seokjin terbangun dengan keadaan letih luar biasa. Namjoon tidak memberinya ampun semalaman. Setelah sesi percintaan mereka di bathtub, Namjoon bahkan masih melanjutkan penyaluran hormonnya itu di shower, lalu berpindah lagi ke ranjang. Dengan tidak tahu malunya, Namjoon meminta seronde lagi, kemudian seronde lagi, hingga berujung lebih dari yang ia minta. Luar biasa, batin Seokjin takjub.

Seokjin mengusap kedua pergelangan tangannya yang menyisakan bekas kemerahan akibat borgol Namjoon. Masih agak perih. Aku harus mengoleskan salep saat pulang ke rumah nanti, batin Seokjin berusaha mengingatkan.

Seokjin melirik Namjoon yang masih berbaring, tertidur pulas. Mulut Namjoon agak menganga, membuat Seokjin sedikit terkikik. Ini kebiasaan tidur Namjoon, selalu mangap. Seokjin bangkit, mencoba menggerakkan kakinya dua tiga kali, kemudian mencoba berjalan. Seokjin berhasil. Ajaib. Matanya mengerjap lucu, hidungnya kembang kempis. Ini artinya aku makin terlatih, hahaha! Batin Seokjin masih sempat membanggakan diri.

Seokjin berjalan agak aneh ke kamar mandi, membersihkan dirinya dengan seksama, menggunakan sampo dan sabun Namjoon. Seokjin keluar dari kamar mandi sambil membaui dirinya sendiri, bau Namjoon, batinnya senang. Senyum pun selalu mengambang di wajahnya. Seokjin mengambil sebuah kemeja putih dari lemari Namjoon, mengancingkannya asal. Ia mengenakannya hanya dengan boxer pendek.

Seokjin memutuskan untuk membuat sarapan, well, brunch sebenarnya mengingat sekarang sudah sekitar jam sepuluh lewat. Seokjin pun tenggelam dalam kesibukannya mengacak dapur Namjoon, mencari bahan-bahan makanan yang bisa segera diolahnya. Seokjin memutuskan sekalian saja memasak untuk makan siang sembari menunggu Namjoon bangun.

***

Sementara itu, Namjoon yang tertidur lelap dengan mulut ternganga ternyata sedang bermimpi.

Saat ini Namjoon seperti ada di ruang terbuka luas hingga tak terlihat pinggirnya, sekitarnya nampak sangat menyilaukan. Suasananya mirip dengan mimpinya terakhir kali. Mungkinkah ia di atap lagi seperti mimpinya dulu?

Namjoon melangkah perlahan sembari melebarkan kedua lengannya, mencari pinggiran atau apapun yang mungkin bisa tersentuh. Sampai akhirnya menemukan sebuah gagang pintu, Namjoon membukanya perlahan, menjulurkan kepalanya. Ada tangga. Apa ini tangga darurat? Ia ada di dalam gedung sekarang? Tetapi Namjoon merasa familiar dengan gedung ini. Di mana ini? Baru Namjoon mulai menuruni beberapa anak tangga, ia terhenti. Ada orang! Namjoon refleks menyembunyikan dirinya.

"Ti-dak...a-aku..." terdengar suara lirih seorang pria.

Namjoon mencoba mengintip. Yang didapatinya sungguh membuat Namjoon tercengang.

Namjoon melihat seorang pria terbaring tak sadarkan diri di belokan tangga berikutnya, sedikit darah mulai mengalir dari kepala sosok itu. Sementara satu sosok lainnya di sana berdiri, sepertinya hanya menatap dalam diam.

Namjoon mengamati situasi, apa ia sedang menyaksikan adegan pembunuhan di sini? Otak cerdasnya tak memberi Namjoon waktu untuk beristirahat bahkan dalam mimpi.

Namjoon hanya bisa melihat punggung pria yang sedang berdiri. Jadi Namjoon berusaha melihat wajah pria yang tengah terbaring, ia menjulurkan lehernya lebih tinggi, berharap bisa melihat lebih jelas.

JUST US [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang