Annyeong~ So sesuai janji, here's the next chapter~
Maacihh chingu yang uda mampir :3
Enjoy~
Happy Reading :)
Weekend.
"Namjoon, di mana kau?" teriak Hoseok di tengah dentuman musik klub yang menggema sambil menutup sebelah telinganya.
"Sebentar lagi aku akan tiba. Tunggu sebentar." Sahut Namjoon.
"Oke, segera cari aku di dalam setelah kau sampai." Hoseok memutus panggilannya.
Hoseok asyik berjoget dengan wanita kenalannya barusan, Sunmi, si seksi yang ternyata memang sering nongkrong di klub ini, sampai tidak memperhatikan ada pria di belakangnya yang tengah berjuang melewati lautan manusia.
Hoseok menabrak pria itu. Pria itu mengaduh. Hoseok menengok ke belakang dan melihat ada seorang pria yang jatuh terduduk di belakangnya. Ups, pasti Hoseok tidak sengaja menyenggolnya.
Hoseok mengulurkan tangan, ingin membantunya berdiri. Pria itu menerima uluran tangan Hoseok, membersihkan celananya, lalu mengoceh, "Arrggh, menyebalkan. Yaaa, harusnya kau memperhatikan sekitarmu kalau ingin berjoget begitu."
Hoseok mangap. Tidak habis pikir dengan pria itu. Kenapa malah jadi mengocehinya?
"Yaaa, kau sendiri yang salah. This is dance floor, okay? Memang tempatnya orang berjoget! Kau yang main terobos saja. Jangan menyalahkan orang lain!" Hoseok baru akan menambah omelannya lalu sadar bahwa ia pernah melihat wajah pria ini.
"Lho, kau pria yang tersiram lemon-tea di Pizza Muzo, 'kan?"
Seokjin menatap pria asing di depannya bingung. Kenapa si rambut merah ini bisa tahu kejadian itu? Siapa dia? Seokjin berusaha menggali ingatannya ke hari itu. Kemudian raut wajah Seokjin menunjukkan bahwa ia akhirnya bisa mengingat pria ini. Pria ini duduk semeja dengan Namjoon di restoran pizza itu.
"Ah, kau. Ya, aku ingat, tolong lupakanlah kejadian itu." Pinta Seokjin, malu menyadari kalau masih ada yang mengingat kejadian itu. Kejadian yang membuatnya terlihat tidak tampan bahkan memalukan.
"Hahaha, tidak perlu malu. Lagipula itu salah Taehyung yang membuatmu tersiram," Hoseok terdiam sejenak kemudian melanjutkan, "Sebagai tebusannya, kutraktir minuman."
Hoseok berbicara sebentar pada Sunmi. Sunmi memberinya ciuman singkat di bibir kemudian pergi meninggalkan Hoseok. Hoseok memberi isyarat dengan matanya pada Seokjin untuk mengikutinya ke meja bar. Seokjin menurut saja, karena Yoongi masih belum datang dan agak menyebalkan berada di sana tanpa kenal siapapun.
Belum lagi wanita-wanita yang sudah sibuk menggodanya sejak pertama Seokjin masuk ke klub itu. Ada yang memberi tatapan menggoda, membelai lengannya seduktif, sampai sengaja menempelkan dadanya pada lengan Seokjin. Pria tampan sepertinya memang tidak mungkin bisa diabaikan, sungguh menjadi tampan adalah dosa, pikir Seokjin. Kalau Seokjin bukan gay mungkin ia sudah 'menyikat' para penggoda itu satu per satu.
Hoseok sampai ke meja bar lebih dulu dan memesan pada bartender, "Yang biasa, buatkan dua."
Bartender yang sudah hafal pesanan Hoseok, hanya mengangguk, tersenyum, lalu segera membuatkan minumannya.
Hoseok dan Seokjin duduk bersebelahan di meja bar. Menunggu minuman mereka, Hoseok memperkenalkan diri pada Seokjin.
"Aku Jung Hoseok." Hoseok mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST US [NAMJIN]
Fanfiction[END] Masa lalu. Terkadang indah, terkadang buruk. Bersyukur jika itu indah. Berdamai jika itu buruk. Kim Seokjin, tampan, humoris, kaya. Tapi gay. Kim Namjoon, advokat, manly, kaya. Tapi ceroboh. Punya masa lalu bersama, namun bagaimana kalau salah...