"Berteman denganmu termasuk hal yang aku hindari."
🍒🍒🍒
Hari ini hari dimana semua siswa dan siswi akan mendapatkan kelas masing masing termasuk Vio.
Vio datang mungkin sedikit lebih awal, agar ia bisa lebih santai mencari kelasnya dan ia juga bisa memilih bangku yang nyaman nanti.
Seperti biasa, Vio datang ke sekolah bersama kedua sahabatnya, Vira dan Vania. Mereka tidak sekelas tapi kelas mereka berdekatan, X IPA-1, X IPA-2, dan X IPA-3.
"Hmm X IPA-1. Ini kelasku!" ucap Vio bersemangat.
"Iya iya tau. Btw, kelasku mana ya?", balas Vira sambil celingak celinguk mencari papan bertuliskan kelas X IPA-2.
"Ini X IPA-1. Mungkin di sebelah kelasku?" ucap Vio sambil menunjuk ke sebuah kelas dan benar saja itu kelas X IPA-2.
"Tunggu! Berarti kelasku di sebelah kelasmu Vir!" ucap Vania heboh sambil menunjuk sebuah kelas. Mereka bertiga kompak untuk memastikan.
"Tumben pinter kamu Van", ejek Vio.
"Dihh.. Dari dulu aku pinter kali. Vania Jovita gitu." balasnya sambil mengibaskan rambut panjangnya ke belakang.
"Padahal cuma gitu aja, bangga." celetuk Vira.
"Eh-"
"Sttt.. Udah gak usah berantem disini. Cepetan pada ke kelas." potong Vio.
"Hmm ngusir halus ceritanya nih." ucap Vania sambil berlalu dengan Vira. Vio hanya menggelengkan kepalanya, tidak menyangka bahwa Vira dan Vania adalah sahabat yang dikirimkan Tuhan untuknya. Vio tersenyum melihat mereka yang lama lama hilang karena masuk ke kelasnya masing masing. Begitu juga dengannya.
🦋🦋🦋
Vio masuk ke kelas yang masih terasa asing. Ia melihat ke sekeliling kelas, dan tampaknya sudah banyak bangku yang ditempati.
Lalu Vio tertarik dengan bangku yang terletak di baris kedua dari depan. Menurutnya tidak buruk, karena tidak terlalu depan atau terlalu belakang.
Vio duduk sambil melihat lihat dalam kelas. Saat Vio masih melamun, datang dua orang siswa. Yang satu tersenyum lebar dan yang satunya tersenyum datar.
Vio yang melihat siswa yang tersenyum datar tadi menjadi kesal kembali. Entah kenapa, wajahnya itu sangat menyebalkan bagi Vio. Ya, itu Axel. Dan siswa yang bersamanya itu Vero.
"Duduk dimana?", tanya Axel dingin.
"Mm.. Tinggal disitu yang kosong Ax", jawab temannya itu, Vero, sambil menunjuk tempat duduk yang ia maksud.
Tidak ada jawaban dari Axel. Tapi ia langsung menuju ke bangku yang ditunjuk Vero tadi.
Vio yang duduk sendirian, memerhatikan kursi yang ditunjuk oleh Vero tadi.
Dan alangkah kagetnya, saat Vio tahu bila mereka berdua akan duduk tepat di belakangnya. Vio langsung memutar bola mata malas.
"Lho? Ax gue mau disitu." ucap Vero sambil menunjuk bangku tepat di belakang Vio.
"Gue juga."
"Ck. Yang ngalah waras." ucap Vero bersedekap. Axel menaikan salah satu alisnya mendengar ucapan Vero.
"Oke. Gue gak waras", ucap Axel dengan santainya. Dan Vero hanya bisa mendengus pasrah.
Mereka berdua lalu menaruh tasnya di bangku dan segera meninggalkan tempat duduknya itu. Vero yang melihat Vio akhirnya berbasa basi sedikit dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...