"Jika disaat lo bahagia gue sedih, apakah disaat lo sedih, gue akan bahagia?"
🦋🦋🦋
Seminggu berlalu. Hubungan Vio dan Axel berjalan lancar. Dan sampai sekarang, anak anak yang lain mendukung hubungan mereka berdua. Axel yang selalu menjaga Vio, membuat Vio sadar, bahwa keputusannya untuk membangun hubungan bersama Axel mungkin tidaklah salah.
"Woi!" Axel menjetikkan jarinya di hadapan Vio.
Lamunan Vio langsung buyar.
"Kenapa ngelamun si? Kesambet baru tau." Ucap Axel.
Vio berdesis.
"Doain gue lo?"
"Ya gak lah. Doa gue itu semoga hubungan kita ini langgeng cuy."
"Aminin gak?" Goda Vio.
Axel melotot, "Ya harus diaminin lah."
Vio tertawa. Axel tersenyum. Bahagia karena Vio bisa tersenyum berkat dirinya. Vio yang merasa ditatap Axel langsung salah tingkah.
"Apa lo liat liat?" Galak Vio.
Axel terkekeh, "Liat pacar sendiri gak boleh?"
Blushh
"Risi tau! Diliatin sama yang lain."
Axel menatap sekeliling. Ternyata benar kata Vio. Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua. Axel lupa, bahwa ia dan Vio ada di kantin sekolah. Memang ya, kalau sudah berdua, membuatnya lupa akan sekitar. Seolah olah dunia milik berdua, yang lain nge-kost.
"Iya iya. Sensi amat lo jadi orang."
"Halah gini gini lo mau jadi pacar gue." Vio bersedekap.
"Ya cewek kayak lo masa disia siain? Mubadzir lah." Jawab Axel sambil melipat tangannya di atas meja.
"Gak usah banyak gombal. Yang penting bukti."
"Lho, siapa yang ngegombal. Emang bener kok ka-"
Vio jengah. Ia memasukan sebuah bakso berukuran besar ke dalam mulut Axel di depannya.
"Cerewet!" Ucap Vio lalu pergi meninggalkan Axel.
Axel yang kebingungan dengan bakso besar di mulutnya, memilih mengunyahnya sambil berjalan mengejar Vio. Vio yang melihatnya jadi jijik. Makan sambil jalan. Gadis itu berjalan semakin cepat sambil menutup wajahnya.
"Bukan temen gue." Gumamnya.
🦋🦋🦋
Hari ini adalah hari ulang tahun Amanda. Tentu saja Axel mengingatnya dan berencana mengajak Vio ikut ke makam. Yang diajak pun tidak menolak. Sepulang sekolah, dua remaja SMA itu bergegas kesana. Tak lupa membawa bucket cantik untuk Amanda.
"Sekarang ulang tahun kak Amanda yang ke berapa?" Tanya Vio saat mereka berdua turun dari motor.
"Lebih tua dari gue."
"Gue serius Ax."
"Gue seriburius Vi."
Jengah. Vio menginjak kaki Axel.
"Astaga. Lo itu girlfriend gue atau enemy gue si?" Ucap Axel.
"Enemy! Bye!" Jawab Vio lalu ia berjalan mendahului Axel. Axel hanya geleng geleng kepala dan berjalan di belakangnya. Saat menemukan pertigaan, langkah Vio terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...