"Jatuh itu sakit."
🍒🍒🍒
Di kelas Vio pagi ini terasa berbeda. Teman temannya sedikit menjaga jarak dengannya. Termasuk Diva. Vio jadi heran.
"Hai Ndy!", sapa Vio pada salah satu temannya, Cindy. Tapi yang disapa hanya menoleh tanpa berniat membalas sapaan Vio dan ia malah langsung buru buru keluar dari kelas yang kini hanya terdapat Vio sendiri.
Vio menghela nafas dan memilih untuk duduk saja. Tapi kakinya malah tersandung dan membuatnya jatuh dengan lutut yang tergores keramik yang sedikit pecah.
"Aduh!" Vio menoleh ke kanan dan ke kiri. Memperhatikan keadaan sekitar.
"Untung aja kelas sepi", ucap Vio pada dirinya sendiri. Saat ia hendak berdiri, seseorang memanggilnya.
"Vio?! Kok lo bisa jatuh?", tanya Vero sambil membantu Vio berdiri dan mendudukannya di bangku.
"Tadi gue kesandung aja."
"Mau ke UKS? Gue anterin", tanya Vero dengan nada khawatir.
"Gak gak.. Gak usah Ver. Ini gapapa kok."
"Gapapa gimana? Itu sampai berdarah", Vio hanya diam saja sambil melirik ke lututnya.
"Apa mau gue gendong?", mata Vio membelalak mendengar ucapan Vero barusan. Hatinya menghangat, lagi.
Tidak!"Apaan sih lo Ver? Lebay lo ah. Ini udah-", Vio terkejut untuk kedua kalinya. Vero menggendongnya secara tiba tiba.
"Lo harus ke UKS. Gue gak mau lo kenapa napa", ucap Vero dengan nada khawatirnya yang membuat hati Vio semakin menghangat ditambah degup jantungnya yang sekarang diatas normal. Ia tidak pernah merasakan itu sebelumnya.
Hampir setiap siswa maupun siswi yang dilewati mereka berdua, menatapnya. Tidak terkecuali dengan sepasang bola mata yang sedang menatap mereka di ujung koridor.
"Ver turunin gue. Gak enak kalau diliatin."
"Gak. Nanti lo jatuh lagi", ucap Vero. Vio hanya memejamkan matanya pasrah menahan malu sebenarnya apalagi ia sempat melihat Vania dengan ekspresi terkejut dan ingin meminta penjelasan.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di UKS. Vero langsung menyuruh petugas UKS saat itu untuk mengobati luka Vio. Dan Vero berdiri disamping Vio yang terduduk.
"Udah gak sakit?", tanya Vero masih dengan nada khawatirnya.
"Udah enggak papa Ver. Lagian ini cuma luka kecil doang."
"Syukur deh. Lagian kok lo bisa kesandung gitu? Apa perlu gue selalu jalan disamping lo supaya lo gak gampang kesandung lagi Vi?", ucapan Vero itu membuat Vio terperangah. Sebisa mungkin Vio menetralkan degup jantungnya itu dan bersikap biasa saja.
"Mulai lebaynya."
"Kalau jalan bareng cewek manis kayak lo mah gue suka suka aja Vi", ucap Vero sambil melirik Vio. Vio memalingkan wajahnya yang bisa dipastikan sudah seperti tomat.
Tanpa mereka sadari, seseorang menatap mereka berdua. Tatapan mengawasi sambil tersenyum kecil.
🦋🦋🦋
Setelah dari UKS, Vero membantu Vio berjalan ke kelas lalu mendudukan Vio di bangkunya. Vio sedikit meringis merasakan perih di lutut kakinya itu. Ia melihat ke arah teman teman sekelasnya yang sedari tadi menatap Vio dengan sinis. Ia tidak terlalu peduli dan memilih untuk membaca novel miliknya.
"Vi lo mau apa? Gue beliin deh", tawar Vero.
"Gak usah Ver. Makasih",
"Ck.. Cepet lo mau apa? Gue maksa", ucap Vero yang membuat Vio berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...