"Untuk first time, gue jadi gila karena cinta."
🦋🦋🦋
"Vi?" Vio menoleh.
"Pacaran yuk!"
Vio mengerjapkan matanya berkali kali. Suasananya mendadak canggung. Namun sebuah suara yang berasal dari panggung membuat mereka sontak menoleh.
"Oke guys! Abis ini kita lihat penampilan gitar solo dari Vionita Cassanova Anjani kelas X IPA-1." Vio refleks berdiri. Matanya melihat ke arah penonton. Terlihat sedikit kekecewaan di wajah mereka.
"Kok bukan Vero sih?" Tanya salah satu siswi XII bernama Ira. Dirinya memang dikenal sebagai pecinta cogan.
"Vero sakit. Tapi tenang aja, ada Vio yang bakal menghibur kalian semua disini dengan petikan gitar dan suaranya." Jawab Niken.
"Vio! Vio! Vio!" Mendengar sebagian besar teman temannya meneriaki namanya untuk segera naik panggung, Vio semakin pucat karena gugup.
"Lo tampil? Kok gak siap siap?" Tanya Axel.
"Enggak. Gue gak nampilin apa apa. Tapi-"
"Eh lo! Nih gitarnya. Sekarang lo cepet naik ke panggung." Sahut Cindy sambil membawa gitar di tangannya.
"Gak. Gue gak ada persiapan apa apa. Dan tadi kak Alka udah bilang kan kalau-"
"Halah banyak bacot juga lo." Potong Cindy sambil menyerahkan paksa gitar itu ke tangan Vio dan melenggang pergi begitu saja.
Sebenarnya Vio bisa bermain gitar sedikit sedikit. Bisa dibilang 'gak pro'. Kalau menyanyi, ia juga bisa. Bahkan ia sering mengadakan konser dadakan di kamar mandi dan di depan kaca kamarnya. Dengan gayung dan teman temannya sebagai penonton.
Vio melihat ke atas panggung. Ada Alka yang sepertinya sedang menginterupsi Niken. Wajah Niken menunjukan kebingungan. Lalu Alka menghampiri Vio.
"Kak-"
"Vionya mana nih??" Riuh suara penonton kini terdengar menakutkan di telinga gadis berlesung pipi itu.
"Gimana? Lo bisa?" Tanya Alka. Ada sedikit rasa bersalah dalam ucapannya.
"Dia bisa." Sahut Axel. Kemudian tanpa basa basi, ia menarik gadis di sampingnya ke atas panggung.
"Axel!" Sentak Vio sambil melepaskan tangannya dari genggaman Axel.
"Sana. Gue yakin lo bisa ndut." Ucap Axel tegas. Vio melotot dan Axel langsung berlari meninggalkan Vio.
"Ahh php nih! Mana Vio nya?!" Teriak anak anak di depan panggung.
Lagi. Vio menghembuskan nafas pasrah. Ia memejamkan matanya sebelum naik panggung. Mencoba tenang. Sedangkan disana, di bawah panggung, ada mata yang selalu mengawasi.
"Pagi jelang siang guys! Aku mau nyanyi buat kalian. Semoga kalian suka." Semuanya diam. Petikan gitar mulai terdengar.
"Kemarin.. kau ubah"
"Benci jadi cinta"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...