1. ~》SIACL《~

114 10 4
                                    

Sebuah pertemuan, pasti akan membentuk sebuah kisah.

🍒🍒🍒

Para siswa siswi terlihat sedang mencari cari aula yang digunakan untuk kegiatan MOS tersebut. SMA Gemilang termasuk sekolah yang luas. Jadi rasanya lumayan seperti jalan jalan pagi.

Sedikit demi sedikit, para siswa siswi itu pun menemukan aula tersebut. Tentu saja dengan sedikit keringat di pelipis mereka.

Vio, Vira, dan Vania atau sebut saja tiga V, masih celingukan di luar tempat mereka akan menjalani MOS.

Vira Ranessa, yang akrab dipanggil Vira ini memiliki kulit berwarna coklat dan wajahnya terlihat manis saat tersenyum. Ia juga lumayan pintar dan satu SMP dengan Vio juga Vania. Satu hal yang unik di dirinya, ia selalu menutup diri dengan cowok yang ingin mendekatinya. Alasannya cukup sederhana, hanya malas itu saja.

Vania Jovita, atau Vania ini memiliki pipi chubby yang sampai menutupi hidungnya dan membuat hidungnya itu terlihat mungil tapi ia cantik dan terkesan kalem. Tapi aslinya tentu saja tidak.

"Di dalem udah rame." kata Vio sambil mengode kedua sahabatnya itu untuk masuk.

"Iya. Yaudah kita masuk aja." ajak Vira yang dibalas anggukan oleh Vania.

Mereka duduk bersebelahan dengan siswi lainnya. Lalu mereka menyapa dan mengajak kenalan atau sebaliknya.

"Hai, nama kamu siapa?" tanya seorang siswi berambut sebahu kepada Vania.

"Hai. Aku Vania, kamu?" jawab Vania.

"Aku Essy."

"Senang bisa kenalan sama kamu", kata Vania dengan manisnya. Itu membuat Vio memutar bola mata malas. Karena sahabatnya yang menurutnya sok manis itu.

"Manis banget si. Jadi emess deh", kata Vio dengan nada suara yang sengaja dibuat alay dan sambil mencubit pipi chubby sahabatnya itu.

"Ihh.. Jangan cubit cubit." jawab Vania sambil melepas cubitan Vio di pipinya.

"Makanya gak usah sok manis deh Van." kata Vio sambil tersenyum geli.

"Kenapa? Cemburu ya? Uluh uluhh.. cini cini." jawab Vania sambil merentangkan kedua tangannya, ingin memeluk Vio.

"Gak usah peluk peluk." Kini gantian Vio yang menepis tangan Vania.

Essy yang melihat itu terkikik geli melihat tingkah keduanya. Persahabatan yang unik baginya. Sedangkan Vira, ia hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Menahan malu. Karena sekarang banyak mata yang menatap ke arah mereka.

"Sttt.. Udah. Kalian itu kayak anak kecil aja. Diliatin tu sama Essy." ucap Vira sambil melirik Essy. Vio dan Vania menjadi salah tingkah sendiri.

"Hehe.." hanya tawa garing yang keluar dari mulut Vio dan Vania.

"Santai aja kali. Malahan kalian tu unik",
Mereka berempat pun tertawa.

Acara pun dimulai dengan pembukaan dan pembagian kelompok. Sayangnya saat pembagian kelompok, tiga V itu tidak di dalam satu kelompok yang sama. Vio di kelompok 3, Vania di kelompok 2, dan Vira di kelompok 5 bersama Essy. Tapi bagaimana pun, mau tidak mau, mereka harus tetap berpisah sesaat.

🦋🦋🦋

Axel yang melamun sontak kaget saat namanya tiba tiba dipanggil oleh seorang guru yang menandakan bahwa ia harus bergabung dengan siswa lain untuk membentuk sebuah kelompok. Ia langsung berjalan menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru itu. Ia lalu duduk di tempatnya dan dengan mudahnya ia mendapat teman baru.

"Hai.." ucap seseorang sambil melihat name tag milik Axel. "Nama lo Axel ya?"

"Ya. Nama lo?", tanya Axel.

"Gue Vero", jawabnya sambil berjabat tangan, dan Axel merasa lega sudah mendapat teman. Setidaknya ia tidak akan merasa kesepian dan sendirian. Tidak ada siswa lain di dekat mereka. Yang ada hanya siswi siswi rempong yang kesana kemari mencari perhatian.

🦋🦋🦋

Siswa siswi duduk di tempat yang sudah ditentukan. Kedua sahabat Vio itu terlihat sudah mempunyai teman, sedangkan Vio, belum. Vio malah harus duduk berdekatan dengan cewek yang, ya cantik tapi sombong, dan selain dia Vio duduk berdekatan dengan siswa laki laki yang pastinya saling canggung untuk sekedar berkenalan.

Ok. Sekarang aku badmood. Batin Vio.

Akhirnya MOS hari pertama selesai. Memang karena ini hari pertama, MOS dilakukan tidak terlalu lama. Tapi hari kedua dan ketiga bisa dipastikan akan sangat lama dan membosankan. Para siswa siswi berhamburan meninggalkan tempat itu. Vio, Vira, dan Vania membeli sedikit makanan untuk mengganjal perut. Sebenarnya hanya Vira dan Vania saja. Vio tidak ingin. Ia ingin cepat pulang dan melanjutkan membaca novelnya.

"Vi aku mau jajan dulu bentar." kata Vira dan Vania.

"Pengen langsung pulang aja lagian rame banget kalau mau jajan." Vio malas apalagi melihat tempat jajan itu sangat ramai dan dia pun tidak merasa teralalu lapar.

"Ihh bentaran doang kok. Yayaya?" Vio mendengus dan mengangguk pasrah, tapi sebenarnya ia ingin supaya cepat pulang karena moodnya kurang baik hari ini. Karena Vio belum mendapatkan teman yang sekelompok dengannya. Ia membayangkan, akan sangat membosankan baginya menjalani MOS hari kedua dan ketiga.

Setelah beberapa saat Vio menunggu, kedua sahabatnya itu belum datang juga. Ia menunggu di dekat parkiran motor.

"Ck.. kemana mereka berdua?" Vio celingak celinguk mencari kedua sahabat rempongnya itu.

Brukk

"Aduh! Hei kalau naik motor hati hati dong!", teriak Vio pada cowok yang menyerempetnya barusan. Ia mengusap sikunya dengan kasar. Membersihkan sedikit kotoran yang ada di sikunya.

Cowok itu berhenti, membuka kaca helmnya dan menoleh ke arah Vio.

"Lo yang salah. Berdiri disitu." jawab cowok itu dengan nada tak kalah kesal tapi dingin.

"Eh kok lo jadi nyalahin gue sih?!" teriak Vio yang semakin geram.

Vio menatap tajam ke arah cowok itu dan memperlihatkan mata bulat bernetra coklat tuanya.

Sesaat cowok itu tertegun melihat matanya yang memancarkan kekesalan yang sangat. Tapi ia manis.

Andai aja gak ada rasa kesal dibalik matanya itu. Pasti gue langsung kena diabetes ngeliat dia senyum. Batin cowok itu.

Ya. Cowok itu adalah Axel.

"Emang lo yang salah! Gak penting gue ngeladenin lo!", Axel langsung sadar dan pergi meninggalkan Vio sendiri.

"Dasar nyebelin!" Vio semakin kesal dibuatnya.

Apa susahnya meminta maaf baik baik. Daripada beradu mulut siapa yang salah. Pikir Vio.

"Vi, kamu kenapa?!" tanya Vania tiba tiba.

"Itu tuh. Aku keserempet gara gara dia dan motornya itu!" jawab Vio sambil menunjuk arah motor Axel yang sudah melaju tapi masih terlihat.

"Ya ampun. Ya udah ayok kita pulang aja." ucap Vira.
Vio dan Vania hanya mengangguk sebagai jawaban.

🍒🍒🍒

Happy Reading❤

Stuck in a Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang