"Semoga aja nanti aku bisa dapet teman sekelas yang baik baik". Gumam Vania.
"Amin.. Semoga aku juga" balas Vira.
"Amin.. Semoga aku juga" balas Vio penuh harap dengan melepas senyum manis yang langsung membuat lesung yang berada di pipi kanannya itu terlihat.
Yap, hari ini adalah hari ketiga atau hari terakhir menjalani MOS. Hari ini juga adalah hari pembagian kelas dan semua siswa siswi akan tahu siapa saja yang menjadi teman sekelasnya.
Setelah sekian lama, pembagian kelas pun dimulai. Semua siswa berdiri dan menunggu namanya dipanggil dan kini giliran nama anak yang akan dimasukkan di kelas X IPA-1.
"Angelica Nayara." panggil seorang guru dengan maksud memberi perintah agar siswa yang disebutkan namanya segera baris sesuai tempat yang ditentukan.
Setelah mendengar nama yang disebutkan guru tadi, sontak Vania langsung memerhatikannya tak lupa dengan gaya hebohnya.
"Itu Ara temen aku pas MOS!" Vania memberi tahu Vio dan Vira.
"Beneran?" tanya Vio penasaran.
"Iya beneran." Vio dan Vira hanya mengangguk kecil.
"Vionita Cassanova Anjani" Vio sontak kaget saat namanya disebut. Setelah menunggu 10 menit, akhirnya namanya disebut juga. Vio langsung tunjuk tangan dan menoleh ke arah Vania dan Vira dengan maksud mau berpamitan dan dijawab anggukan oleh keduanya.
"Vionita Cassanova Anjani," Vio yang masih terjebak dalam kerumunan siswa lain berusaha mencari jalan dan untungnya dibantu oleh kakak kakak OSIS.
Akhirnya Vio sampai di barisan kelas X IPA-1. Dan Vio menunggu di barisan itu. Semua siswa yang berada di barisan terkesan masih enggan untuk menyapa satu sama lain dan itu juga tidak jauh berbeda dengan Vio.
Guru itu terus memanggil nama siswa atau siswi untuk bergabung dengan teman satu kelasnya. Itu sempat membuat Vio bosan. Sampai guru itu menyebutkan sebuah nama siswa. Rasanya senang dan malu bila mengingat kejadian kemarin.
"Vero Wiliam Tama", mendengar namanya dipanggil, siswa itu langsung melangkah menuju barisan. Vero. Ia menunjukkan senyum manisnya itu. Ia menuju barisan dengan dibantu kakak kakak OSIS perempuan. Tentu saja, itu karena wajahnya yang menarik, ramah dan manis.
Vio sempat tertegun hanya dengan melihat Vero berjalan mendekat. Dan sekarang ia membeku. Vero tersenyum manis pada dirinya dan menghampirinya.
"Hai. Lo cewek yang kemarin jatuh itu kan?" tanyanya dengan santai.
Senyum Vio yang tadinya mengembang, sekarang perlahan memudar setelah mendengar pertanyaan Vero itu. Tanpa disadari, pipi Vio sedikit memerah karena malu mengingat kejadian itu.
"Hm.. ya." jawab Vio sambil mengedarkan pandangannya ke arah lain.
"Hey! Lo gak usah malu gitu kali." ucapnya sambil terkikik geli melihat ekspresi wajah Vio. Vio hanya membalas dengan senyum tipis yang dipaksakan.
"Kenalin, nama gue Vero", ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Sebenarnya tanpa diberi tau pun Vio sudah tau namanya adalah Vero. Vero Wiliam Tama.
Vio yang tadi sedikit kesal dengan Vero karena mengungkit kejadian kemarin itu dengan malas membalasnya dengan berjabat tangan.
"Vio." setelah mengucapkan itu, Vio langsung melepas tangannya dari tangan Vero dan langsung memalingkan wajahnya.
"Lo kenapa? Marah? Kok cemberut? Padahal senyum lo itu manis." tanya Vero bertubi tubi.
"Ha? Marah? Gak. Gue gak-",
"Wildan Axel Christian", panggil seorang guru. Nama itu membuat ucapan Vio berhenti karena terkejut. Apakah dia 'Axel' yang menyebalkan itu? Atau orang lain? Pertanyaan pertanyaan itu yang ada di kepala Vio.
Kehadiran siswa yang mendekat ke barisannya dengan gaya yang sok cool itu, membuat Vio kesal. Sangat kesal.
Kenapa harus sekelas? Rasanya ingin pindah kelas atau pindah sekolah sekalian. Batin Vio.
Namanya keren. Tapi orangnya sok keren."Lagi lagi dia!" gumam Vio sambil mendengus dan memutar bola mata malas. Vio tidak menyadari bahwa sedari tadi ada yang memerhatikannya diam diam sambil tersenyum dan ada juga yang menatapnya datar.
Di sisi lain..
Axel juga terkejut saat mengetahui bahwa ia akan sekelas dengan si cewek jutek itu. Tapi ia buru buru sadar dari lamunannya agar tetap terlihat cool.
"Lihat aja, sampai kapan lo bisa jutekin gue." Axel terus melangkah menuju barisan dengan gayanya itu dan ditambah senyum tipisnya yang mungkin bisa membuat siswi lain meleleh.
Tiba tiba ada seseorang yang merangkul pundak Axel. Itu membuat Axel langsung menoleh dan memberi tatapan tajamnya.
"Sekelas kita Ax." ucapnya.
"Ya gue tau."
"Sekelas sama dia juga." ucap Vero sambil melirik ke arah Vio yang sedang menatap ke arah lain.
Sebenarnya Vero tidak perlu memberi taunya tentang itu. Ia sudah tau sejak tadi. Dan sebagai jawaban, Axel hanya menunjukan senyum tipisnya yang menyimpan makna di dalamnya. Entahlah. Hanya Axel yang tau.
"See you again." ucap Axel dingin saat melewati Vio.
Vio hanya menatap Axel tajam dengan mata bulat coklat tuanya itu. Axel sudah menebak ini akan terjadi. Dan Axel hanya menunjukan senyum tipisnya lagi dan berlalu begitu saja dari Vio yang wajahnya sudah terlihat sangat kesal.
🍒🍒🍒
*maaf kalau ceritanya agak gaje.😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Novela JuvenilTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...