"Asal sama lo, gue seneng seneng aja."
🦋🦋🦋
Ulangan tengah semester dua sudah dilewati para siswa siswi SMA Gemilang selama seminggu ini. Hari sabtu ini hari bebas di sekolah bagi mereka. Sebut saja free class. Ada yang makan di kantin, bermain gitar, bermain game online, mendengar musik, atau sekedar duduk di teras sambil mengobrol.
"Sayang, aku mau makan mie", ucap Cindy dengan manjanya pada Vero yang sedang memakai earphone di salah satu telinganya. Vero menghembuskan nafas sebelum menjawab kekasihnya itu.
"Kamu ke kantin sendiri dulu ya sayang", jawab Vero lembut. Takut takut bisa membuat Cindy marah.
Bukannya menurut, Cindy malah mencabut earphone Vero lalu menarik narik Vero agar berdiri. Vero terkejut dan matanya menyorotkan kekesalan. Tapi buru buru ia hapus. Ia tidak ingin ada masalah.
"Aku maunya ditemenin kamu!"
"Ya udah iya."
Cindy tersenyum senang dan berjalan keluar kelas dengan Vero di belakangnya. Tapi langkahnya terhenti saat ia merasa Vero tidak mengikutinya. Saat berbalik, alangkah kesalnya melihat Vero yang malah menghampiri Vio.
Vio memang berada di kelas karena merasa belum tenang. Ia terus saja memikirkan hasil ulangannya. Sebenarnya ia sudah berusaha cukup keras. Tapi tetap saja ia cemas. Seperti sekarang, saat yang lainnya sibuk bersantai, ia malah sibuk membuka buka bukunya di dalam kelas yang hanya berisi beberapa siswa.
"Vi?"
"Hm?"
"Ke kantin mau?", mata Vio yang sejak tadi melihat buku kini menatap mata Vero.
Vio menggeleng, "Enggak Ver."
"Tapi lo keliatan pucet Vi."
"Gue gak-"
"Kamu ini kenapa si sayang?", ucap Cindy tiba tiba.
"Aku mau ajak Vio makan bareng kita. Mau kan Vi?", jawabnya dan kemudian beralih menatap Vio.
"Ah. Enggak usah. Gue masih kenyang. Kalian berdua duluan aja", tolak Vio.
"Bagus", balas Cindy.
"Kamu jangan kayak gitu sama Vio Ndy", ucap Vero.
Mendengar itu, Cindy menatap heran pada Vero. Ia lalu menginjak kaki kiri Vero. Berusaha mengingatkan. Vero meringis.
"Inget ya Ver. Prioritas kamu itu aku, bukan dia!", jawab Cindy tak mau kalah dengan jari telunjuk yang menunjuk Vio.
Melihat perdebatan sepasang kekasih itu, Vio jengah. Sampai akhirnya, ekor matanya melihat orang yang bisa ia jadikan alasan kabur dari perdebatan konyol ini.
"Axel!", yang dipanggil pun menoleh.
"Lo mau ke kantin kan? Gue ikut", lanjutnya sambil memasukkan buku bukunya ke dalam laci.
"Gue duluan", pamit Vio pada Vero dan Cindy. Lalu berjalan cepat keluar kelas.
Saat tepat di samping Axel, Vio menarik tangan kanan Axel agar cepat meninggalkan kelas dan menuju kantin. Yang ditarik pun hanya diam saja. Sebenarnya ia bingung, kenapa Vio mau ke kantin dengannya. Biasanya harus dipaksa, baru mau. Tanpa ada yang tau, lagi lagi ia tersenyum. Padahal hatinya sudah berlonjak kegirangan. Dan hari ini ia tidak bisa mengelak, ada perasaan lebih dari sekedar teman untuk Vio.
Sedangkan Vero menatap punggung Vio dan Axel yang semakin lama semakin jauh dan hilang dari pandangan.
"Tadi katanya gak mau ke kantin", gumam Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...