"Semoga lo kuat dalam permainan gue. Good Luck!"
🦋🦋🦋
Brukk
"Sorry sorry. Gue gak sengaja."
Axel meringis saat bahunya yang memar ditabrak seseorang yang asing di matanya. Baju seragamnya pun berbeda. Anak baru- pikir Axel.
Tidak mendapat respon dari Axel, membuat lawan bicaranya keki.
"Gue Elvano Haikal Alfah. Panggil aja Vano." Ucapnya sambil berjabat tangan dengan Axel.
"Axel."
Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat mendengar jawaban Axel yang singkat.
"Oke. Gue duluan. Lagi buru buru soalnya." Pamit Vano sambil menepuk bahu Axel. Biar akrab maksudnya. Tapi malah membuat Axel meringis untuk kedua kalinya.
"Sakit bego!" Vano bengong.
Santai aja kali- Vano.
"Sorry gue lupa. Duluan." Kali ini Vano memilih berjalan cepat meninggalkan Axel. Ia tidak membayangkan jika menjadi temannya. Berteman dengan Axel, bagaikan berteman dengan es. Dingin. Membuat orang jadi keki.
"Galak amat lo jadi orang." Axel menoleh mendapati Vio yang sedang berjalan bersama Vira dan Vania. Matanya tidak lepas dari Vio yang selalu tampak manis di matanya.
"Dari matamu matamu kumulai, jatuh cinta~" Suara Vania bernyanyi membuat Axel menatapnya tajam.
"Gak usah ngerusak pagi yang cerah ini bisa gak Van?" Ucap Vira di sebelahnya.
"Ya kan aku cuma menyanyikan lagu yang sesuai dengan suasana pagi ini. Dimana si cowok jatuh cinta saat matanya melihat si cewek." Jelasnya panjang lebar. Vio yang mengerti maksudnya langsung menginjak kaki Vania sampai gadis itu mengaduh.
"Apa sih Vi? Kamu tersindir?"
"Dih.. Siapa juga yang tersindir."
"Terus kenapa kamu nginjek kaki aku? Jelaskan sama hayati."
"Ya.. Ya tadi ada gatau apa lewat di sepatu kamu jadinya aku injek." Axel menahan tawanya. Mana ada alasan aneh seperti itu? Biasalah. The power of kepepet.
"Mana ada-"
"Ssttt! Udah. Van kita ke kelas aja. Daripada kalian ribut terus. Masih pagi juga." Vira menarik Vania melewati Vio dan Axel. Vio menjulurkan lidahnya ke arah Vania.
"Awas lho ya. Vionita Cassanova ANJAYni!" Sudah. Axel tidak bisa menahan tawanya. Baginya ini hiburan di pagi hari. Melihat wajah Vio yang kesal.
"Apa lo ketawa ketawa!" Tawa Axel langsung berhenti mendengar ucapan Vio yang ketus.
"Vania peka ya." Gumam Axel.
"Peka apaan?" Ketus Vio.
"Jutek amat lo jadi orang."
"Lha lo? Sok cool amat jadi orang."
"Lha lo? Manis amat jadi orang." Sontak Vio menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Roman pour AdolescentsTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...