9. ~》SIACL《~

51 9 1
                                    

"Gue percaya lo. Kalau lo gak bisa dipercaya, gue percaya lagi."

🍒🍒🍒

+628xxxxxxxx
Lo harus dapat balasannya Vionita Cassanova Anjani.

Vio menyerngit membacanya. Balasan untuk apa? Ia memutuskan pergi ke kamarnya dan mengambil jaketnya. Lalu ia pergi ke sebuah taman dekat rumahnya yang sudah sepi karena ini sudah malam.

Vio duduk di sebuah bangku kosong dan coba memikirkan maksud pesan itu. Ia sempat berpikir kalau pesan itu salah kirim. Tapi logikanya tidak mungkin karena ada nama panjangnya disitu. Itu menandakan bahwa pesan itu benar benar untuknya. Vio menghela nafas beratnya dan membaca pesan itu lagi.

Namun ia merasa ada orang lain yang sedang menatapnya dan kini terasa dekat. Jantung Vio berdegup kencang. Takut kalau orang itu adalah orang jahat. Dengan memberanikan diri, ia menoleh ke samping dan mendapati seorang cowok yang sangat ia kenal.

"Axel?", Axel yang mendengar Vio memanggilnya pun menjadi salah tingkah dengan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Ekhem.. Ya. Kenapa?"

Vio menghembuskan nafas lega mengetahui kalau itu hanya seorang Axel yang menyebalkan. Bukan orang jahat atau hantu.

"Gak."

Entah bagaimana, Axel langsung duduk disamping Vio. Vio yang menyadari itu langsung menggeser posisi duduknya.

"Gue bukan orang jahat", ucap Axel sambil mendekat pada Vio.

"Tapi lo orang yang nyebelin", balas Vio dan sambil menggeser posisi duduknya, lagi.

Axel gemas melihat Vio. Dan otak jahilnya pun bekerja. Axel ingin menjahili Vio.

Momen langka. Batin Axel.

Vio hanya mengerucutkan bibirnya sambil melipat tangannya di depan dada.

Kenapa coba dia harus ada disini? Batin Vio.

"Apaan itu?!", ucap Axel heboh sambil menunjuk nunjuk sesuatu di belakang Vio. Vio yang terkejut pun tanpa pikir panjang langsung memegang tangan Axel erat.

"Apaan? Ada apa disitu?!", tanya Vio tak kalah heboh. Axel hanya tersenyum geli melihatnya.

"Emm.. Kayaknya udah gak ada", Vio yang mendengar itu langsung bernafas lega.

"Ekhem", Axel berdehem dan seketika Vio sadar ia masih memegang tangan Axel. Sontak ia langsung melepasnya kasar.

Vio merogoh kantong celana dan jaketnya. Ia semakin panik saat tidak menemukan ponselnya. Axel yang melihat itu penasaran dan langsung bertanya pada Vio.

"Cari apa?"

"Hp gue. Astaga", ucap Vio yang kini sudah berjongkok mencari cari ponselnya. Sedangkan Axel, ia membantu Vio dengan melihat lihat di sekitarnya. Axel sedikit mundur dan kakinya seperti menginjak sesuatu.
Itu dia!

Dengan cepat ia mengambil benda persegi panjang itu. Saat ia ingin melihat kondisi ponsel itu, ternyata layarnya masih menyala dan menampilkan sebuah pesan.
Balasan?

Stuck in a Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang