"Ingin berhenti mencintaimu saja."
🍒🍒🍒
"Eh. Tadi semenjak jam istirahat, kok aku gak liat Vero ya?", tanya Vio saat Vira dan Vania sudah duduk di karpet lembut kamar Vio.
"Ngapain mikirin dia sih Vi? Dia aja gak mikirin kamu", jawab Vania kesal karena Vio yang sepertinya masih menaruh hatinya untuk Vero, yang hatinya sudah jelas untuk Cindy.
"Ya udah deh iya. Btw sorry ya Van, tadi Axel udah ketus banget sama kamu", ucap Vio pada Vania yang tengah asik mengunyah keripik kentangnya.
"Iyaa. Tapi dia tuh nyolot banget. Kamu nya aja gak apa apa, kenapa dia yang sewot?", ucap Vania dan Vio hanya mengedikkan bahunya.
"Ya karena Axel itu gak mau Vio kenapa napa", sahut Vira yang sedang membaca kumpulan novel milik Vio. Ia tau kejadian di kantin itu karena Vania sudah menceritakannya saat pulang sekolah dan Vio meng-iyakannya.
Vania menjetikkan jarinya ke arah Vio.
"Nah mending kamu sama Axel aja", ucap Vania dengan santainya membuat Vio mendelik.
"Boleh juga tuh. Kalau menurut aku, Axel itu udah ngode ke Vio tapi Vio-nya aja yang gak pekaan", ucap Vira menambahkan
"Itu adalah ide terburuk yang pernah ada. Lagian ngode apaan coba?"
"Awas kemakan omongan sendiri Vi", ucap Vira mengingatkan.
"Kayaknya kamu perlu berguru masalah hati sama aku deh Vi. Abisnya kamu terlalu bodoh untuk urusan yang ginian. Vero yang udah jelas suka sama Cindy, kamu pikirin. Sedangkan Axel yang setia nemenin kamu, malah kamu kacangin. Hadehh", ucap Vania panjang lebar. Vio yang mendengarnya hanya diam. Mencoba mencerna ucapan Vania tadi.
"Belajar masalah hati sama kamu Van? Kamu aja jomblo dari lahir", jawab Vira membuat Vania langsung melempar keripiknya ke arah Vira.
"Ya aku kalau bisa milih juga maunya gak suka sama siapa siapa", jawab Vio. Tidak menghiraukan ucapan kedua sahabatnya itu.
"Masalahnya gak ada pilihan yang kayak gitu", balas Vania.
"Udahlah ya. Lebih baik kita itu gak usah mikirin cowok. Gak penting", sahut Vira.
"Yang lebih penting sekarang itu, besok Vio ulang tahun! Kamu mau buat acara gak Vi?", lanjut Vira bersemangat dan diangguki oleh Vania. Seketika, Vira dapat mengganti topik pembicaraan mereka.
"Acara? Gak ah. Nanti malah gak ada yang dateng. Tau sendiri sinisnya murid di sekolah ke aku gimana", Vania yang mendengar itu melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Uluhh uluhh.. Jadi syedih dede", ucap Vania sambil mengusap sudut matanya yang padahal tidak ada air matanya sama sekali.
"Ya udah. Tapi kamu itu masih punya aku sama Vania. Jadi jangan ngerasa sendiri ya."
Vio terkekeh melihat kedua sahabatnya itu. Ia sangat bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Teman curhat yang gokil, tapi bisa jadi dewasa saat ada masalah.
"Kurang satu lagi Vir. Ada aku, kamu, sama Axel."
"Van, udah deh", jawab Vira.
"Ish. Iya iya. Lagian kamu ini kenapa coba anti banget sama cowok", gerutu Vania.
"Males."
Singkat, padat, jelas. Pasti hanya itu saja alasan Vira tidak tertarik dengan cowok seperti Vio dan Vania.
"Dah apal."
Vio yang mendengar celotehan celotehan unfaedah sahabatnya itu hanya mampu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in a Complicated Love
Teen FictionTerjebak rasa suka, canda, dendam, kekesalan, dan kesalah pahaman. Itu yang dialami ketiga remaja ini. Vio, Axel, Vero. Remaja SMA yang tidak sengaja dipertemukan. Mereka dianggap mendekati sempurna karena wajah dan keahlian yang masing masing merek...