-Duabelas-

62 10 0
                                    


Liat lo nangis aja gue sakit sya, apalagi liat lo sakit kayak gini

Abbrisam

🍃🍃🍃


Abbri terpaku, kala melihat gadis yang ia cintai memanggil namanya. Gadis yang ia sangat sayangi. Beberapa kali abbri mencoba menahan air mata yang sedari tadi ia tahan. Tangannya terus menggenggam tangan alisya, mencoba memberitahukan bahwa gadis itu bersamanya.

"Abbri.." alisya terus menggumamkan nama abbri di bawah alam sadarnya.
sebegitukah alisya mencintainya hingga ia terus memanggil namanya?..

"Sayang..  Hei..  Bangun..  Aku disini sayang, alisya..  Ini aku abbri. Aku ada disini sayang.". Lirihnya dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajah tampannya.

Alisya perlahan lahan membuka kedua mata indahnya. Bibirnya perlahan membentuk garis lengkung ke atas, kala melihat orang yang dicintai untuk pertama kalinya saat ia membuka mata. Perlahan tangannya menyentuh pipi abbri, airnya matanya menetes. Ia menundukkan kepalanya. Disaat abbri masih mencintainya, ia dengan tega memutuskan hubungan mereka tanpa sebab. Abbri menyentuh dagu alisya dengan lembut membuat sang empunya mendongak. Abbri lantas mencium kening alisya, alisya memejamkan matanya saat ia merasakan pipinya basah.

"alisya.. kenapa kamu nggak bilang hm kalo sakit? Aku nggak bakalan ninggalin kamu sayang.." ucap abbri dengan menggenggam tangan alisya dan mengecupnya.

"aku nggak mau kamu khawatir sama keadaanku abbri, aku nggak mau nyusahin kamu" isak alisya

Abbri menggelengkan kepalanya "sstt.. kamu nggak nyusahin kok sayang, justru kalo kamu nggak bilang sama aku, aku bakalan merasa sangat bersalah karena nggak bisa dampingi kamu. Kamu tau.. aku jatuh cinta sama kamu saat kita masih kecil.. sekarang kamu milik aku, jangan buat keputusan kalo itu bakal nyakiti kita berdua"

"aku sayang sama kamu"ujar alisya

"aku lebih sayang sama kamu sayang"

***

Keadaan alisya sudah semakin membaik, abbri membawanya untuk berjalan jalan di sekitar rumah sakit. Melihat kondisi alisya membaik membuat abbri tak henti hentinya bersyukur.

"kamu pulang ke indonesia kapan?" tanya alisya

"gatau, mungkin aku bakal ikut netap disini bareng kamu."

"orang tua kamu gimana abbri?"

"mereka setuju apapun keputusanku sayang, lagian aku nggak mau jauh dari kamu. Cukup kemaren kita jauh, sekarang aku nggak mau kehilangan kamu lagi." Abbri memegang pundak alisya dan berjongkok menyetarakan tinggi alisya yang duduk di kursi roda.

"kamu tau, aku seperti orang gila waktu kamu mutusin hubungan kita"

"maaf" sesal alisya.

"jangan kamu ulangi oke! Aku sayang banget sama kamu sayang"

Sudah lebih dari 2 jam tapi tak ada tanda tanda mereka akan meninggalkan taman. Mereka berdua terlalu larut dalam menikmati senja di taman rumah sakit. Melihat alisya yang menampakkan raut wajah bahagia membuat abbri tak henti hentinya memandangi kekasihnya dari samping. Helaian rambut panjangnya yang tergerai ditambah angin yang berhembus membuat alisya semakin cantik di mata abbri. Terimakasih telah menumbuhkan rasa di hati ini tuhan, sungguh cantik makhluk ciptaanmu. batin abbri.

Abbri pov

Senyuman dan ketegarannya membuatku semakin jatuh di dalam pesonamu. Tak henti hentinya aku mengucapkan syukur sudah dipertemukan denganmu. Menjadi kekasihmu adalah keajaiban yang selama ini aku perjuangkan. Alisya.. mungkin aku bukanlah kekasih yang baik selama ini, tapi aku selalu berusaha menjadi kekasih yang terbaik untukmu. selalu Membahagiakamu dengan caraku walaupun terkadang dengan cara yang salah. Aku mencintai semua yang ada dalam dirimu. Dan akan terus selalu menerima segala kekurangan dalam dirimu karena manusia di ciptakan tak sempurna, aku Akan selalu menemanimu dalam suka maupun duka. Alisya.. tak pernah terlintas di fikiranku bahwa aku akan mencari penggantimu Selama masih bisa aku perjuangkan. Tak pernah sedikitpun aku mencoba membuka hati untuk orang lain karena hanya kamu yang ku mau alisya.

Abbri pov end

Setelah hampir seminggu alisya di rawat di rumah sakit, hari ini ia diperbolehkan pulang dan juga sudah 5 hari lamanya abbri selalu mendampingi alisya.

"cie.. seneng ya udah dibolehin pulang.." abbri mmencubit kedua pipi alisya dengan gemas. Alisya hanya terkekeh melihat tingkah laku sang kekasih terhadapnya.

"iya dong.. kan bosan abbri di rumah sakit terus" alisya mengerucutkan bibirnya hingga seperti bebek.

"jangan cemberut sayang!! Ntar aku cium loh" goda abbri hingga pipi alisya berwarna merah karena malu.

"abbri ih, ngeselin"

"becanda sayang.. ih ngambekan ya sekarang pacarku"

"bodo!" abbri tertawa dengan keras melihat tingkah alisya yang semakin hari membuat ia gemas.

Keduanya sampai dirumah kedua orang tua alisya dengan selamat . Saat memasuki dalam rumah, alisya melihat kedua sahabatnya yang berlari menuju ke arahnya.

"welcome home alisya" sapa geffi dan okta ramah serta memeluk alisya. Mereka bertiga berpelukan melepas rindu yang sudah mereka pendam satu sama lain. Dari samping alisya abbri tersenyum melihat sahabat sahabat kekasihnya yang sangat menyayangi alisya dengan tulus.

"kalo ada masalah jangan dipendam sendiri ya sya, kita semua sayang banget sama lo, waktu bang risky ngabari gue kalo lo sakit leukimia dan di rawat dirumah sakit kita semua panik mikirin keadaan lo. Jadi gue mohon jangan ada rahasia lagi diantara kita oke" geffi kembali memeluk alisya. Alisya bersyukur bisa mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya.

TREFFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang