-empatbelas-

44 9 0
                                    

Setiap hari alisya dan abbri semakin dekat, walaupun hubungan keduanya sempat kandas ditengah jalan.
Kesehatan alisya setiap hari juga mengalami peningkatan karena abbri, pemuda itu selalu berada di samping alisya setiap waktu dan dengan sabar menjaga gadis pujaannya yang tengah berjuang melawan sakitnya.

Siang ini abbri berkunjung di kediaman orang tua alisya. Rutinitas harian yang tak akan pernah ia lewatkan. Bertemu dan menjaga gadis pujaannya membuat hati abbri berbunga.

Semenjak abbri mengetahui alisya sakit, ia tak pernah berniat meninggalkannya. Gadis yang amat ia cintai dan cinta pertamanya di masa lalu. Abbri tak henti hentinya bersyukur ia masih bisa di pertemukan dengan alisya walaupun sudah 9 tahun mereka berpisah hingga abbri sulit mengenali alisya.

Abbri berjalan menuju kamar gadisnya dengan langkah santai, di bukanya kamar gadisnya hingga aroma kesukaan gadisnya semerbak di indra penciumannya. Abbri tersenyum kala melihat sosok yang sedang berdiri membelakanginya di balkon kamar. Sesosok gadis cantik yang berusia 16 tahun, yang selalu membayangi setiap pikiran abbri. Abbri mendekati alisya dengan perlahan, kedua tangannya langsung memeluk pinggang alisya. Alisnya yang terkejut hanya terdiam hingga akhirnya ia tersenyum melihat sosok yang ditunggu tunggunya.

"Kamu ngapain? Hemm?" tanya abbri sambil menikmati aroma gadisnya.

"Nungguin kamu"

"Oh jadi sekarang pacar aku udah pinter gombal ya" abbri mencubit pipi alisya dengan gemas

"Kan belajar dari kamu" kekeh alisya

"Dasar" abbri mencubit hidung alisya dengan keras hingga Alisya berteriak.

"Auh  Ih.. Abbri jahat ya, hidung aku merah ini.."

setelah mencubit hidung alisya, abbri lari menjauhi alisya. Alisya pun mengejar abbri yang lari memutari ranjang tempat tidur hingga abbri terjatuh dan alisya menangkapnya. Sungguh dunia seperti milik mereka berdua.


***

"alisya.."  Panggil elna dengan mengedipkan sebelah mata.

"Apaan! Gausah kedip kedip segala elah. bikin mual tau nggak."

"Apa?! Alisya hamil?" elthan yang tiba tiba datang langsung menyaut perbincangan keduanya.

"Heh! Mulutnya loh! Minta di perban ya?!"

"Lah katanya tadi loh mual? Biasanya kan kalo orang mual hamis sya"

"Lo kelewat polos tau nggak than" elthan yang tak paham dengan maksud alisya hanya mengedikan bahu dan berlalu meninggalkan alisya dan saudaranya.

"Udah lah, lo kaya gatau si elthan aja kaya gimana, yuk ke kelas" Alisya hanya mengangguk sebagai jawaban dari ajakan elna.

setelah melewati 2 jam pelajaran, kini alisya dan elna dikantin sekolah. Dari jauh alisya yang melihat kekasihnya akan memasuki kantin melambaikan tangannya.

Interaksi keduanya membuat elna yang berada di depan alisya sedikit iri, bagaiman tidak, sosok lelaki yang menjadi kekasih sahabatnya ini begitu perhatian, penyayang dan lembut kepada alisya. Ditambah wajah tampannya seolah menghipnotis setiap gadis yang melihatnya.

Di dalam lubuk hatinya, elna menganggumi sosok abbri, ia ingin bisa memiliki sosok seperti abbri. Di jaman sekarang seorang cowok banyak yang meninggalkan kekasihnya saat mengalami sakit parah, tapi berbeda dengan abbri, ia bahkan rela jauh jauh ke singapura dan menetap hanya untuk mendampingi alisya. Sungguh membuat ia iri setengah mati.

"Faris sama angga besok lusa mau kesini" Tutur abbri

"Mereka mau ngapain?"

"Kangen kamu katanya"

"Dasar!" Abbri terkekeh, kekasihnya ini benar benar lucu.

TREFFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang