Jika mengagumi dalam diam hal yang terbaik, apapun akan gue lakukan jika itu mengenai dirimu
-Abbrisam
***
"Alisyaaaa! Tungguin gue napa! Ya elah tu bocah kagak berhenti berhenti, Alisya woi! Tungguiinnn." teriak Geffi sambil berlari mengejar Alisya.
Mereka berdua pulang bersama karena memang letak rumah Geffi dan Alisya berada di satu komplek.
"Eh busyeet! Gue ngejar ngejar lo teriak teriak kenapa lo nggak berhenti sih." Geffi yang kesal dengan Alisya memonyongkan bibirnya beberapa senti.
"Tadi ada Abbrisam di depan kelas sama Faris, dia ngliatin gue mulu pas gue lewat di depan dia, gue males liat mukanya dia."
"Lo kenapa sih sama Abbrisam? Lo kan baru kenal sama dia, kok lo udah males aja liat mukanya."Flashback on
Malam itu, karena bosan. Alisya memilih berjalan jalan di sekitar taman perumahan yang ia tinggali. Ia terus ber jalan jalan melihat sekeliling taman yang memang sedang ramai dikunjungi orang orang. Alisya menghampiri bangku taman kosong di dekat lampu penerangan taman, tanpa Alisya ketahui, dari ke jauhan Abbri melihat Alisya tengah duduk sendiri sambil melihat anak anak kecil yang sedang bermain dengan saudaranya. Abbri tersenyum, ia berniat untuk menemui teman semasa kecilnya dulu, teman yang ia sayangi. Walaupun di umurnya yang baru 6 tahun, Abbri yang dulunya hanya mengenal kata nyaman ketika bermain bersama Alisya. Hingga suatu ketika ia harus pindah ke Paris. Abbri dengan berat hati terpaksa mengikuti kedua orang tuanya pindah, dan ia harus rela meninggalkan Alisya.
Abbri berjalan menghampiri Alisya.
"Haiii." sapa Abbrisam.
"Kenapa lo ada di sini? Gue kan udah bilang jauhin gue bri. Kenapa sih lo slalu ada di hidup gue, gue udah terlalu takut bri, takut lo pergi lagi ninggalin gue kaya dulu, tapi saat kita awal ketemu kenapa lo nggak ngenalin gue bri,lo tau gak gue kangen sama lo" lirih Alisya
"Walaupun saat gue pertama liat lo gue sempet gak ngenalin lo, bahkan setelah gue tau nama lo dari Angga, gue baru sadar lis.. Kalo itu lo." jelas Abbri.
"Kenapa lo nggak cari gue bri? Kenapa? Lo udah lupa sama Temen masa kecil lo? Lo udah lupa sama wajah gue?" tanya Alisya
"Maafin gue, gue beneran lupa lis.. Lo tau kan dulu kita pisah secara paksa, itu juga bukan kemauan gue lis.. Maaf udah ninggalin lo dulu lis, maaf.." sesal Abbri.Flashback off
"Lah? Ternyata Abbri temen masa kecil lo?, kok lo nggak pernah sih cerita sama gue atau Okta." tanya Geffi.
"Maaf, gue cuman mau mastiin kalo itu beneran dia."
"gue tau rasanya di posisi lo, tapi lo harus lupain itu semua oke, dia udah inget lo kan sekarang."
"Gue bakalan usahain" kata Alisya sambil berjalan menuju parkiran mobilnya.***
"Ris, gue salah ya balik lagi buat Alisya?" tanya Abbri
"Lo nggak salah ngga, tapi Alisya kecewa karena lo udah ninggalin dia dulu, dan sekarang ketika lo ketemu sama dia, lo lupa sama dia. Wajar dong kalo ia benci sama lo."
"Gue kepaksa ris, ikut orang tua gue pindah ke Paris." lirih Abbri.
"Sabar sob, gue yakin kok nggak lama lagi dia bakal maafin lo."
"Thanks ris"setelah acara curhat curhatnya dengan Faris, Abbri memutuskan untuk langsung pulang ke rumah, ia ingin menenangkan pikiranya akibat sikap acuh Alisya padanya di sekolah tadi.
"Gue kembali lis, sorry.. Gue nggak pernah nyariin lo sewaktu gue kembali 4 tahun lalu, gue nyesel lis." setetes air mata mengalir di pipi Abbri tanpa ia duga.
"Gue sayang sama lo lis, dari dulu sampai sekarang.. Dan sekarang gue cinta lis sama lo, tapi kenapa lo jadi benci sama gue." lirih Abbri sambil melihat foto Alisya di ponselnya.Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, tapi Abbri masih berkelana di alam mimpinya. Risky yang sudah pulang dari Surabaya beberapa hari lalu berniat menghampiri Abbri di kamar nya.
Tok tok tok "bri.. Abbri.. buka pintunya dek." Risky terus mengetuk pintu hingga beberapa saat Abbri membukakan pintu.
"Ada apa bang?" tanya Abbri
"udah sore, lo mandi sekarang gih terus sholat. Nanti setelah itu lo ikut gua ya bri." ujar Risky
"Kemana bang?"
"ke rumah temen gue, bentar doang kok."
"Yaudah, tunggu ya."***
Sebuah mobil, memasuki pekarangan rumah. Satpam yang bertugas menjaga gerbang pun membukakan pintu. Risky dan Abbri turun, kemudian menekan bel rumah. Setelah 3 kali menekan bel, akhirnya pintu di buka.
"Loh! Ngapain lo kesini?" sungut Alisya
"Gue disuruh nemenin abang gue ke rumah temen katanya."
"Lis, Febri nya ada?" tanya Risky menengahi Alisya dan Abbri
"Ada kok masuk aja gue panggilin.""Abang!!! Ada yang nyariin nih!" teriak Alisya
"Siapa!!?"
"Udah deh, tinggal turun aja susah amat." sensi AlisyaFebri yang malas turun, mau tak mau turun kebawah menemui Risky.
"Woy bro.. Gue kira siapa yang nyariin."
"Yaelah, gitu amat jadi temen loh." cibir RiskyMereka mengobrol dengan sembari bergurau satu sama lain. Alisya yang malas mendengarkan pun memilih menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TREFFEN
RomanceHanya dengan melihatnya jantungku sudah terasa seperti maraton. -TREFFEN