-Delapan-

76 11 0
                                    


"Sya..." lirih Abbri memanggil Alisya yang sedang memunggunginya. "Lo kenapa sya? Gue mohon..  Jangan tinggalin gue sya.. Gue nggak bisa tanpa lo" Abbri meremas kemeja hitam yang ia pakai, dengan menundukkan wajah.. Abbri menangis, ia tidak akan sanggup jika Alisya benar benar pergi dari kehidupannya.

"Maaf Bri, tapi gue nggak bisa lanjutin hubungan ini.."

"Apa alasannya sya?! APA!!"

"INI SALAH BRI!! HUBUNGAN INI SALAH!

"apa yang salah Sya? Apa??"

"Suatu saat lo bakal tau alasannya Bri, tapi maaf..  Gue nggak bisa lari bareng lo lagi, gue nggak bisa jadi tempat bersandar lo, gue nggak bisa bahagiain lo Bri.." ia menjauh dan pergi, pergi meninggalkan Abbri dengan sejuta sakit yang Alisya buat di hatinya. Abbri masih berada di tempat, ia enggan beranjak pergi. Ia sakit, melihat Kekasihnya, pujaan hatinya, tempatnya ia bersandar telah pergi.

Hiks hiks.. "Maafin gue Bri, maafin gue.." Alisya membekap mulutnya menahan isak tangis agar Abbri tak mendengarnya. "Gue sayang sama lo bri, tapi gue nggak bakal bisa bahagiain lo bri.. Maafin gue"

***

"Abbri!! Kamu kenapa sayang? Kenapa kamu nangis? Cerita sama mama, ada apa?"  Ratna yang melihat anaknya pulang dengan keadaan yang menurutnya sangat berantakan. Rambut acak acakan, 3 kancing kemejanya terlepas, dan tidak memakai sepatu.😱

"Abbri mau istirahat dulu ma"

Abbri menaiki tangga dengan lesu, ia tak menyangka akan berakhir stragis hubungan antara ia dan Alisya.
Berakhirnya hubungan ia dengan Alisya, membawa dampak yang merubah sikap Abbri 180 derajat.

"Bri!" Angga mengejar Abbri yang ingin masuk ke kelas, hingga ia kesulitan bernafas. Hosb hosh Angga segera menetralkan jantungnya yang kelelahan akibat mengejar Abbri.

"Hm"

"Lo udah denger belum kalo Alisya pindah"

"Nggak"

"lo berantem?"

"Gue putus." Abbri meninggalkan Angga yang masih melongo mendengar sahabatnya putus

"Hah?? DEMI APA LO PUTUS SAMA ALISYA?"

Alisya berdiam diri di balkon kamarnya sambil melihat bintang bertebaran di langit, baru sehari ia memutuskan pergi meninggalkan Abbri, tapi ia sudah merindukan lelaki itu.  ia merindukan Abbrinya, sangat merindukannya.

Tak ada yang tau alasan mengenai putusnya hubungannya dengan Abbri, termasuk kedua orang tuanya. Ia hanya meminta untuk pindah sekolah mengikuti ayahnya karena ada bisnis baru yang barus ayahnya urus dan di kembangkan.

Melihat putrinya yang ingin mengikuti dirinya pindah, mau tak mau Alvin menuruti permintaan perpindahan putrinya. Ia terpaksa membondong seluruh keluarganya pindah kota. Alvin hanya tidak tau alasan Alisya meminta ikut untuk pindah, tapi ia yakin putrinya baik baik saja.

***

Alsya dengan berat hati meninggalkan kedua sahabatnya di jakarta. Alisya berpamitan kepada keduanya karena besok ia harus berangkat untuk pindah ke kota yang ia rahasiakan dari kedua sahabatnya dan semua orang yang ia kenal.  Alisya mengambil Amplop yang berisi surat untuk Abbri. Alisya menitipkan surat tersebut kepada Okta.

"Gue nitip surat buat Abbri ya"

"Lo mau pindah kemana sih? Kenapa mendadak banget? Kenapa lo juga nitip surat segala" dengus Okta

"Gue udah putus sama Abbri, makanya gue nitip surat buat dia.  Gue pindah ke kota itu karena ikut bokap pindah, karena beliau ada bisnis baru di sana dan lagi proses perkembangan."

"Lo sama aja bohong dong ke Abbri?"

"Bukan itu alasan gue putusin Abbri, ada alasan lain yang belum kalian ketahui, lain kali gue bakal cerita kok tapi bukan sekarang." Alisya tersenyum memandang kedua sahabatnya yang sudah menemaninya selama bertahun tahun.

"Gue bakal kangen banget sama lo Lis"

"Gue juga"

"Sini sini peluk" ucap Alisya manja dan memeluk kedua sahabat terbaik nya.

Mereka bertiga berpelukan di dalam cafe, beberapa orang yang melihat mereka terharu karena persahabatan yang mereka jalani sangat tulus.

Jangan lupa vote dan komennyaa!!

agar gue semangat terus lanjutin ceritanya

See you💋

TREFFENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang