.
.
."ARYN!" Teriak Arga.
Aryn pun melambaikan tangan lalu berlari menghampiri Arga.
Gubrak!
Tanpa sengaja, ia menabrak seorang perempuan sampe ponselnya jatuh.
"Jalan liat-liat dong!"
Tapi kan gue lari-Aryn.
"Maaf kak."
Perempuan itu mengambil ponselnya yang udah rusak.
"Eh! Lo liat hp gue rusak gara-gara lo. Lagian lo anak SMA ngapain disini?!"
Aryn hanya bisa meunduk takut di depan wanita yang baru saja ia tabrak.
Arga yang melihat itu langsung menghampiri Aryn dan juga wanita tadi.
"Dia udah minta maaf." ucap Arga.
Tatapan Aryn dan perempuan itu beralih ke pembicara.
"Arga? Lo kok belain dia?" Balasnya.
"Berapa harga hp lo?" Sahut Arga ngga memperdulikan pertanyaan perempuan itu.
"Kenapa emang?"
"Berapa harga hp lo? Tinggal jawab. Gausah buang-buang waktu gue"
Perempuan itu memutar bola mata songong.
"28 juta! Kenapa? Lo mau gantiin?"
Arga mengeluarkan selembar kertas dan memberikannya ke wanita judes itu.
"Terserah lo isi berapa. Dan jangan ganggu dia lagi" ucap Arga lalu menarik Aryn pergi.
"Kak Arga!" Ucap Aryn berusaha menghentikan langkah Arga yang terlalu cepat.
"Kak Arga pelan-pelan dong jalannya"
"Ck. Ihh. Tangan aku sakit."Arga berhenti lalu melepas genggamannya.
"Dasar gila. Kak Arga kenapa tadi bayarin hp nya kakak tadi? Kan yang jatohin aku," ucap Aryn.
"Lo mau dapet uang segitu darimana?"
Aryn diem. Benar yang dikatakan Arga. Mau dapat uang darimana. Uang saku saja masih minta. Sok-sok an mau gantiin hp 28 juta. Y ga? G. Berbeda dengan Arga yang sudah memiliki penghasilan sendiri dari kerja paruh waktu di perusahaan Papa nya.
Bukan keluarga Aryn tak mampu, hanya saja ia bisa kena ceramah oleh Kakaknya yang bijak itu.
"Tapi kan-,"
"Gausah dibahas lagi. Ga penting."
"Iya iyaa," balas Aryn seadanya.
"Yauda ayok," ajak Arga.
Jadi hari ini. Aryn menemani Arga latihan untuk persiapan pertandingan bola basket antar universitas.
"Kenapa tadi ngga ganti baju dulu?" Tanya Arga karena Aryn yang masih pake seragam sekolah.
"Kelamaan. Nanti telat lagi."
"Kan cuma latihan, Ryn."
"Aku ngga mau lagi keseringan telat."
"Iya. Tapi lain kali bawa baju ganti kalo ngga mau pulang dulu."
"Iyaa bos."
Akhirnya mereka sampai di dalam gedung tempat latihan. Aryn langsung menuju kursi penonton dan Arga bersiap buat latihan.
Tak selang berapa lama latihan pun di mulai. Aryn memperhatikan Arga terus selama latihan.
****
"Ekhem."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Jugendliteratur"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...