13. Masa Lalu

1.1K 67 1
                                    

Aryn dan juga Arga kini sedang duduk di sebuah kursi panjang yang berada di taman tersebut. Selama limabelas menit ini belum ada yang berbicara.

"Aku mau pulang," ajak Aryn.

Arga menghela napas pelan,
"Yaudah, tapi lo naik sepeda sama gue."

"Gak mau!"

Arga berdecak, ia bangkit kemudian mendirikan sepedanya dan menaiki-nya.
"Naik." ucapnya tanpa menggubris Aryn.

"Aku gak mau. Maksa banget sih."

"Yaudah. Tapi kalo ada apa-apa gue gak tanggung jawab!"

Wajah Aryn langsung berubah ragu seketika.
"Kok gitu?"

"Terserah lo."

Aryn berjalan mendekati Arga. Ia kesal padanya, tapi kenapa Arga juga malah ikut-ikutan.

"Duduk disini, posisinya miring."

"Nanti jatuh."

Arga memutar bola mata malas,
"Lo pegangan lah. Cepet."

Dengan ragu Aryn mencoba meletakkan bokongnya pada besi di depan jok sepeda dengan susah payah.

"Udah?" tanya Arga.

"Bentar," Aryn mencoba memposisikan tubuhnya agar nyaman, meskipun sulit.
"Udah." ucap Aryn.

"Terus sepedaku?" ujar Aryn tiba-tiba.

"Nanti gue suruh orang nganter,"

"Nggak bakal ilang kan?"

"Gatau."

"Nanti kalo ilang gimana?"

"Yaudah."

Aryn menghela napas, percuma ngomong sama Arga.

Kedua tangan Arga sudah siap di stang sepeda. Dan kakinya siap di pedalnya.
"Pegangan."

Aryn pegangan pada besi di depannya, tepatnya pada bangian tengah antara stang kanan dan kiri.

Arga mulai mengayuhkan sepedanya dengan santai. Jujur saja Aryn masih takut-takut pada posisi ini. Ia juga lebih banyak diam.

"Masih mikirin soal mantan gue tadi?" tebak Arga.

Aryn hanya diam. Terlalu gengsi untuk menjawab. Ia tidak mau berbohong, tapi juga tidak mau terlalu jujur.

Arga menghela napas,
"Oke, gue ceritain." ucap Arga mengalah seakan tau apa yang dipikiran Aryn.

Ngomong-ngomong mantan. Ditta adalah mantan Arga saat masih SMA kelas XI dulu. Arga berfikir bahwa masa lalu adalah masa lalu, jadi ia tak menceritakan perihal itu. Dan sekarang ia akan menceritakannya.

Dimana saat Arga mengalami kecelakaan dan koma selama beberapa minggu. Dan Dokter menyatakan Arga akan mengalami cacat. Namun Tuhan memiliki rencana lain. Arga sadar dalam keadaan sehat wal'afiyat.

Selama Arga sadar ia tidak melihat Ditta datang, saat ia bertanya pada Mama-nya dan teman-temannya pun mereka selalu menjawab tidak tau. Lalu saat itu Hima--sepupunya Arga kalo lupa--, ia memberitahu bahwa Ditta berpacaran dengan teman satu kelas Hima, karena tidak mau memiliki pacar cacat.

Tentu saja Arga tidak percaya dan ia ingin membuktikannya sendiri.

Hingga pada akhirnya Arga keluar dari rumah sakit dan mulai masuk sekolah kembali dan semua yang dikatakan Hima benar adanya.

Arga melihat mereka sedang berduaan di sebuah kelas yang kosong. Arga yang merasa jijik akan itu langsung memergoki mereka. Ditta tentu saja kaget, begitu juga dengan laki-laki itu.

My Swagger BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang