11. Minta Maaf

1.2K 65 6
                                    

"Kak! Aku nggak mau!" Teriak Aryn, saat ia tau bahwa Arga membawanya ke rooftop gedung tersebut.

Hujan telah berhenti beberapa saat yang lalu, gumpalan hitam yang tadi menghiasi langit sudah lenyap digantikan warna jingga di ujung barat.

"Kenapa sih?"

Aryn menggelengkan kepalanya. "Nggak mau! Ayoo turun!!" Rengek Aryn terus menerus menarik-narik lengan Arga.

"Kali ini aja deh."

"Nggak! Aku takut tau!"

Aryn menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Takut apa sih?" Ucap Arga mensejajarkan wajahnya dengan Aryn.

"Ryn?" Arga memegang kedua tangan Aryn.
"Eh! Buka mata lo."

Gadis itu masih diam, napasnya memburu. Arga tau gadisnya ini takut dengan ketinggian.

"Ryn?" Arga mencoba menurunkan kedua tangan Aryn yang masih menutupi wajahnya.

Aryn masih diam di tempatnya.

"Lo lihat dulu sebentar aja."

"Enggak.."

"Ryn, lo nggak perlu ngerasa takut selama ada gue."

Aryn menurunkan tangannya, menatap Arga.

"Coba deh liat dulu bentar."

"Maksa banget sih!"

"Gue jamin lo bakal suka. Abis ini kita turun deh, gue janji."

Aryn menghela napas pelan, menganggukan kepalanya pasrah. Dengan pelan Aryn berjalan di belakang Arga. Saat Arga sudah sampai di ujung, Aryn berhenti.

"Ngapain disitu? Sini."

Aryn menggeleng. Arga pun langsung berjalan mendekatinya lalu mengajaknya untuk mengikutinya.

"Sampai kapan lo merem terus kaya gitu?"

"Mata juga punya siapa!" Jawab Aryn ketus.

"Buka dulu mata lo."

"Nggak."

"Buka mata atau gue tinggalin lo disini sendiri."

Aryn berdecak menghela napas pelan. Perlahan ia membuka matanya. Sampai akhirnya matanya benar-benar terbuka sepenuhnya.

Mulutnya sedikit terbuka.





"GILAAA! KEREN BANGET!" Ucap Aryn takjub begitu melihat apa yang ada di depannya. Pemandangan seluruh kota di sore hari beserta sunset.

Arga tersenyum.

Ia menikmati pemandangan tersebut. Baru kali ini ia melihat pemandangan dari atas. Seketika rasa kesal nya tadi hilang.

Namun, itu tidak bertahan lama saat Aryn melihat kebawah. Ia mundur dengan kedua mata tertutup begitu tersadar jika ia sedang berada di ketinggian sekarang.

Arga mendekatinya.

"Setakut apa sih lo? Keringetnya sampe se-jagung jagung gini."

"Kak ayo turun.." lirih Aryn.

"Nggak. Lo harus bilang ke gue dulu kalo udah nggak marah lagi."

"Iya iya nggak! Sekarang turun, yayaya."

"Nggak ikhlas ya lo? Gue tau kok, lo kemaren liat gue di mall kan? Dan soal tadi sore gue bisa jelasin."

Aryn terdiam tidak tau harus menjawab apa.

My Swagger BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang