"Ini gimana, Bang. Gak ada yang jemput."
"Tadi sih Abang udah kabarin Arga, tapi gak direspon sama dia."
"Gak ada orangnya, gak bisa dihubungin dari tadi malem. Ihh Aku gak ada uang mau pulang sendiri, Bang."
"Jangan pulang sendiri juga, Dek."
"Terus gimana. Ini Kak Arga nya gak muncul-muncul."
"Yaudah, Abang kesana sekarang, jangan kemana-mana, ya?"
"Cepetan."
"Iya iya, 15 menit Abang sampe. Tunggu, ya."
"Iya."
Tok. Tok. Tok.
"Masuk." ucap Jun saat mendengar pintu ruangannya diketuk. Jun menoleh dan mendapati sekretarisnya yang baru saja masuk.
"Kenapa, Nay?" tanya nya pada sekretaris bernama Naya sembari membereskan beberapa berkasnya."Mas, ini udah selesai bahan presentasinya, coba deh dicek." ucap Naya. Memang Jun sengaja menyuruh karyawannya memanggil 'Mas' karena 'Pak' terlalu tua untuknya, menurutnya seperti itu.
"Oh gitu, kamu simpen dulu ya, Nay. Saya mau keluar sebentar. Mau jemput adek saya baru keluar dari rumah sakit." ucapnya pada sekretarisnya.
"Aryn kenapa, Mas?" tanya Naya.
"Kemaren dia keracunan, sampe harus dirawat."
"Keracunan? Separah itu Mas sampe harus dirawat?"
"Ya gitu. Kata dokternya keracunan racun arsenik."
"Hah? Arsenik kan bahaya banget."
"Iya, makannya itu sampe dirawat."
"Kok bisa sih, Mas?"
"Gak tau juga deh. Eh, udah ya, kasihan Aryn udah nungguin." ucap Jun saat sudah selesai merapihkan beberapa berkasnya.
"Iya, Mas. Gws buat Aryn, ya Mas."
"Iya. Makasih, ya." ucap Jun pada Naya sebelum ia meninggalkan ruangannya.
*******
Arga mengerjapkan matanya yang terasa sangat berat. Ia berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya sekitar. Seketika ia merasakan pusing di kepalanya. Ia melihat sekitar, merasa asing dengan tempat ini.
"Astaga!" pekiknya saat melihat ke samping.
"Arga." ucap seorang wanita sambil tersenyum.
"Ditta!" bentak Arga. "Lo apain gue?!" tentu saja Arga kaget. Melihat dirinya telanjang dada. Dan disampingnya ada Ditta yang juga.. emm.
"Gue gak apa-apa in lo. Lo yang apa-apin gue."
"Maksudnya?"
"Lo gak inget semalem? Lo mabuk di acara Festival. Terus tiba-tiba, lo ajak gue kesini. Dan.."
"Stop!" Teriak Arga. "Bohong lo!"
"Bohong? Semalem lo mabuk, Ga. Lo gak sadar."
"Ck." Arga memakai kemejanya, menyambar tas nya lalu cepat-cepat keluar dari sana. Setelah sampai luar, ternyata ia berada di sebuah hotel dekat kampusnya.
Arga melirik jam di tangannya. Sudah hampir pukul 12 siang. Ia ingat hari ini Aryn pulang dari rumah sakit jam 11 tadi.
Arga langsung menuju parkiran, mencari mobilnya karena memang ia juga lupa dimana ia parkir. Setelah bertemu mobilnya ia segera bergegas menuju rumah Aryn. Karena ia pasti sudah pulang.
Dalam perjalanan ia terus berusaha mengingat kejadian semalam yang sesungguhnya. Karena Arga yakin kalau dirinya memang minun, tapu tidak sampai mabuk. Atau..
"Arghhh!!!" Arga menggeram karena kepalanya malah semakin pusing.Arga mengambil ponsel lalu menelpon Aryn. Tapi sayangnya tidak diangkat. Ia terus mengulangnya namun hasilnya tetap sama. Arga menyimpan ponselnya da tetap melanjutkan perjalanan ke rumah Aryn.
*******
"Udah pulang?"
"Iya, Mas. Tadi adik, Mas saya lihat di jemput cowok." ucap seorang perawat yang sedang membereskan bekas kamar tempat Aryn dirawat kemarin.
"Berarti Arga udah jemput." ucap Jun pelan. "Yaudah deh, suster. Makasih."
Jun langsung keluar dari ruangan itu dan memutuskan untuk kembali ke kantornya.
Drrt. Drrt.
Jun mengambil ponselnya yang berdering, disana tertera nama Arga.
"Lo kemana aja sih?"
"Bang, sorry banget, semaleman gue ngurus acara kampus. Gue ketiduran dan baru bangun. Terus gue udah dirumah lo, tapi kok gak ada orang?"
Jun tentu saja keget mendengar penjelasan Arga.
"Gue sekarang di rumah sakit. Dan kata perawatnya Aryn udah dijemput. Jadi bukan lo?!""Hah? Enggak, Bang. Gue baru aja sampe rumah lo."
"Lo tunggu disana!"
Jun memasukkan ponselnya dengan kasar, kemudian bergegas menuju parkiran. Ia mengemudikan mobil seperti orang kesetanan. Tentu saja pikirannya kemana-mana mengenai Aryn yang tiba-tiba menghilang. Dalam perjalanan ia mencoba mentralkan pikirannya yang sedang kalut itu.
*******
Plakk!
Sekali lagi tamparan keras berhasil mendarat sempurna di pipi gadis itu, hingga menyebabkan pipi putih itu menjadi merah.
"Heh! Cuma karna lo cewek, bukan berarti gue gak berani tampar lo, ya." ucap seorang pria yang baru saja menampar gadis itu.
Gadis itu hanya hanya melirik pada pria itu, tanpa menghiraukan ucapannya.
Krakk!
"Aw!" pekik gadis itu saat lakban di mulutnya di tarik secara kasar.
"Sakit ya? Aryna?"
Aryn? Siapa lagi gadis itu kalau bukan Aryn. Ya, memang dia Aryn.
"Mana hp lo?!" bentak pria itu.
"Di tas." jawab Aryn.
Pria itu lalu mengambil tas Aryn dan membongkarnya. Ia mengambil hp Aryn lalu menyodorkan pada gadis itu.
"Heh! Sekarang, lo ngomong sama Abang lo, kalo lo baik-baik aja!" paksanya sambil memberikan ponsel pada Aryn, yang mana tangannya masih terikat di depan. Dengan susah payah mencari kontak milik Jun.
Sambungannya terhubung. Seseorang di seberang sana berbicara.
"Aryn. Dek, kamu kemana, sih. Yaampun Abang khawatir."
Aryn terdiam. Ia menatap ke arah pria itu.
Bego banget gak diaktifin loud speaker nya. Mikir, Ryn mikir.
Ucap Aryn dalam hatinya.
"Buruan." bisik pria itu sangat pelan.
"Halo, Bang.. Tolong gak usah khawatir ya.. tadi gak sempet kasih tau abang kalo pulang duluan.. Aku ke rumah tante Lisa.. hehe, iyalah bisa Dalam Bahaya kalo aku gak ikut.. gak papa kok.. iyaa..bye abang." ucap Aryn berusaha untuk terdengar biasa.
"Bagus." Sambungan dimatikan, ponsel Aryn ia kembalikan pada tasnya. "Heh! Lo jangan macem-macem, ya. Awas lo!"
Pria itu menatap pada dua anak buahnya.
"Lo berdua jagain ini anak! Gue mau cabut!""Siap boss."
Kok bisa sih, orang bodoh macam dia jadi penculik.
to be continue..
duh. mohon maaf banget gaes karna kengaretanku dan kegajelasan ceritaku ini T_T
Jadi di episode yang ini pas bagian Aryn telpon Abangnya itu salah satu riddle yang pernah aku bava. wkwk. yang suka baca riddle pasti tau. coba-coba aja sih.. walau masih berantakan.. maaf:))
i love you semua yg udh mau baca cerita abal2 ku ini..💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Teen Fiction"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...