Arga mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Begitu mendapat telfon dari Rissa ia langsung bergegas pergi menuju sekolah Aryn yang hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari kampusnya.Sesampainya di sekolah Aryn, ia langsung memarkirkan mobilnya dan berjalan cepat menuju UKS.
Banyak pasang mata yang menatap Arga kagum, terutama cewek-cewek. Ada juga yang ngga bisa kedip. Hingga kejang-kejang. Ga.
Wajah Arga memang bisa dibilang tampan. Apalagi dengan tampang swag dan aura dingin yang menyelimutinya.
Arga terus berjalan tanpa menghiraukan gadis-gadis itu. Tujuannya hanya satu. Aryn.
Dia terus berjalan agar segera sampai di UKS. Arga memang udah hafal karena dia alumni situ.
Sesampinya di depan pintu UKS, Arga mencoba menenangkan dirinya supaya ngga terlihat panik.
Ia menghela napas pelan.
Ceklek. Brak!
Pintu dibuka oleh Arga. Dilihatnya Aryn dan Rissa yang sedang duduk di ranjang UKS.
"Nahh dateng juga lo kak." Ucap Rissa begitu melihat siapa yang datang. Arga.
"Bawel." Balas Arga singkat lalu berjalan mendekati Aryn.
"Gimana bisa jatuh?" Tanya Arga."Ekhem. Sepertinya daku mengganggu nih. Baiklah kan ku langkahkan kaki ku la-"
"Keluar!" Sahut Arga singkat, jelas, nge-jleb.
"Hmm. Kalo gue ngomong selalu aja di potong-potong. Nasib dah. Jomblo mah bisa apa."
"Rissa.." panggil Aryn. "Sabar yaa." Lanjutnya.
"Sabodo lah sabodo. Gue pergi aja kalo gitu. Byee."
"Iyaa udah hati-hati yaa."
Rissa langsung bangkit dari duduknya lalu pergi keluar dari UKS. Sekarang tinggal Arga dan Aryn di dalam.
Arga duduk di sebelah Aryn. Ia menatap Aryn lama.
"Apa?"
"Gue tanya, kenapa bisa jatuh?"
"Tadi pas olahraga basket, ada yang dorong."
Arga mengerutkan kening.
"Siapa?"
"Orang."
"Ngga mungkin juga setan bisa jatuhin lo."
"Kan kita ngga ada tauu."
Arga hanya menggelengkan kepalanya.
"Yauda ayo pulang."
"Bantuin berdiriii."
"Manja banget sih."
"Yaudah! Aku bisa sendiri!"
Aryn berusaha bangkit dari duduknya dengan susah payah dan akhirnya berhasil.
"Tuh kan bisa."
"Yauda ayo jalan."
Arga berjalan keluar dari UKS lalu disusul Aryn yang berjalan pincang mengikuti Arga.
"Aduhh." Rintih Aryn yang merasakan sakit di kakinya.
Arga yang mendengar itu langsung menengok kesebelahnya.
"Kenapa?"
"Ngga papa. Udah lanjut aja jalan!"
Aryn berjalan mendahului Arga masih dengan kondisi pincang dan menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Teen Fiction"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...