Arga hanya bisa pasrah tangannya ditarik oleh Aryn. Katanya sih supaya lebih cepat, karena katanya Arga berjalan sangat lambat. Itulah alasan mengapa Aryn menyeret Arga, keluar dari sebuah toko buku. Setelah sebelumnya mereka berdua mengelilingi toko buku yang berada di dalam mall.
Sepanjang perjalanan banyak sekali cewek yang memandangi Arga. Kebanyakan dari mereka masih SMA. Aryn menyadari hal itu, namun berbeda dengan Arga yang tampak tidak peka, atau mungkin tidak perduli. Entahlah, hanya Arga yang tahu. Cowok itu memang sangat malas jika diajak ke tempat seperti mall dan tempat ramai lainnya. Sebenarnya Aryn juga tidak terlalu suka mall, jika tidak ada keperluan ia pun tidak akan ke tempat ini.
"Kak, jalannya cepetan dong."
"Kenapa harus cepet?"
"Daritadi Kakak dilihatin mulu tuh."
"Ya biarin, kan punya mata."
"Kak Arga mah."
"Kenapa sih emang? Lo cemburu?"
"Au ah. Serah lo aja deh, Ga."
Aryn akhirnya berjalan lebih dulu. Meninggalkan Arga yang masih berjalan santai di belakang. Arga masih melongo tak percaya bahwa Aryn akan menggunakan kata 'lo' dan tidak menggunaka embel-embel 'Kak'. Arga tertawa geli, melihat kebiasaan Aryn saat kesal dengannya. Cowok itu akhirnya menyusul Aryn yang sudah berada di depan.
"Es krim mau?" tawar Arga berniat menyogok Aryn agar kekesalannya hilang.
"Males."
"Sepuasnya deh."
Aryn mendengus. "Yaudah ayo." Cewek itu menarik lengan Arga untuk segera menuju kedai es krim yang berada di mall itu.
Dugh.
"Eh. Maaf, mas." ucap Aryn saat ia tidak sengaja menabrak bahu seorang pria. Bukannya menjawab, pria itu malah langsung pergi.
Aryn menatap aneh pria yang semakin menjauh itu. "Aneh banget sih. Kan udah minta maaf." sungut Aryn.
"Biarin aja lah. Es krim jadi gak nih?" Arga merangkul pundak Aryn, mengalihkan perhatian gadis itu agar tidak memikirkan kejadian barusan yang membuat moodnya semakin jelek.
"Jadi lah."
"Yaudah ayo."
********
Drrtt. Drrtt.
Aryn ikut melirik ponsel Arga yang terletak di sampingnya.
"Dia mau ngapain lagi nelpon Kakak?""Dikira gue cenayang kali bisa tau." jawab Arga asal lalu tangan kirinya mengambil ponsel sementara tangan kanan masih menyetir.
"Kakak mau jawab telponnya?"
"Hm."
"Loud speaker." pinta Aryn.
"Kepo banget sih."
"Kenapa emang? Kok kayanya gak mau banget aku tau?" ucap Aryn sambil memasang tampang kesal. Arga yang melihat itu tertawa renyah.
"Itu yang namanya gak cemburu?"
"Sabodo, Bang sabodo."
Arga menggelengkan kepalanya lalu memencet tombol hijau untuk menerima panggilan dari sang mantan. Ditta. Tak lupa juga Arga menekan tombol loud speaker.
"Halo?" ucap Arga.
"Halo, Ga. Ga lo sibuk? Gue boleh gak minta tolong lagi? Tolong banget, Ga. Penting." jawab Ditta di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Teen Fiction"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...