"Aryn?!" Teriak Jun.
Sedari tadi Jun menjelaskan materi tapi Aryn malah diam seperti tidak memperhatikan, dan itu membuat Jun gemas sendiri.
Seperti yang telah direncanakan, sore ini, Aryn belajar bersama Jun dan juga Rissa.
"Budek kuping aku bang!"
"Lagian dipanggil dari tadi malah diem."
"Kapan?"
Jun memutar bola malas.
"Pikiran kamu kemana sih?"
"Nggak kemana-mana kok, masih disini," Ucap Aryn menunjuk kepalanya dengan tampang cengo-nya.
"Abang tau pikiran kamu lagi kemana-mana, percuma kan belajarnya kalo kaya gitu?"
Sedangkan Rissa memilih diam sambil melihat bukunya. Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu..
"Iya bang maaf."
"Kalo emang kamu nggak mood buat belajar, biar Rissa aja yang lanjutin belajarnya," ucap Jun dengan nada yang sedikit menyebalkan bagi Aryn.
"Yaudah lah." Aryn menyambar ponsel miliknya lalu berjalan cepat menuju kamarnya.
"Aryn!" Panggil Jun, namun Aryn tetap berjalan.
"Yaah baper dia kak," ucap Rissa.
"Biarin dulu. Ntar juga balik lagi. Eh? Ada yang mau di tanyain nggak?"
"Iyaa nih kak. Ini kok nggak ketemu sih?"
"Mana lihat." Jun melihat soal yang telah di kerjakan Rissa,
"Ini kamu salah masukkin rumusnya. Harusnya pake Cosinus.""Haduh." Keluh Rissa sambil memegangi kepalanya karena pusing. Pusing mikirin betapa ribetnya sesuatu yang bernama Matematika.
"Sini, perhatiin." Ucap Jun.
Ia mulai menjelaskan materi tersebut pada Rissa. Bukannya memperhatikan penjelasannya, ia malah memperhatikan yang menjelaskan.
"Malah bengong, gimana udah ngerti belum?" Tanya Jun.
Mengerti apanya? Yang ada masuk kuping kanan, keluar kuping kiri..
"Masih bingung kak, haha."
"Panggil 'bang' aja kenapa sih. Dari dulu manggilnya kak terus. Berasa jadi penjual online shop." Canda Jun.
"Hehe. Iya bang."
"Gitu kan enak dengernya,"
Jun tertawa kecil, "Kata Aryn, kamu pinter di Bahasa, bikin puisi juga.""Ahh. Enggak juga bang. Bisa sih, tapi ya nggak pinter-pinter banget."
"Yaa seenggaknya kamu tuh pinter dan mau belajar. Nggak kaya Aryn."
"Bang Jun jangan gitu, nanti kalo dia denger tambah kesel bang."
"Ehmm. Biarin, dia itu malesan anaknya jadinya ya begitu."
Rissa hanya tersenyum sebagai pernyataan Jun barusan.
"Bang? Kenapa abang panggilannya bisa Jun sih?"
"Karena nama ku, Arjuna, kalo di panggil Jin jadinya member BTS dong."
"Apasih bang, nggak nyambung," balas Rissa disusul dengan tawa.
"Hehe, yaudah. Ini mau lanjut apa udah aja?" Tanya Jun pada Rissa.
"Dikit lagi deh bang."
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Fiksi Remaja"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...