12. Mantan

1.2K 70 6
                                    

Ternyata benar, mantan adalah singkatan dari 'manusia setengah setan'.
-Aryn

-------

"Kak! Jangan cepet-cepet elah!" teriak Aryn pada Arga yang mengayuh sepeda dengan cepat di depan. Mau tidak mau Aryn juga mempercepat kayuhan sepedanya.

Arga mendengar itu, namun ia terus mengayuh sepedanya seperti tanpa lelah.
"Payah." ucapnya santai namun dapat terdengar oleh Aryn.

Pagi ini, dua sejoli itu bersepeda di sebuah taman yang sering mereka datangi.

Arga yang sudah berada di depan, meninggalkan Aryn yang masih berusaha mengayuh sepeda dengan cepat agar bisa menyusul Arga. Namun apa daya, Arga lebih cepat dan tidak bisa tersusul oleh Aryn.

"Kak..! S..stop!" ucap Aryn sedikit berteriak dan dengan napas tersenggal. Ia menghentikan sepedanya.

Arga yang sedikit mendengar teriakan Aryn itu langsung berhenti dan menengok kebelakang. Arga langsung berbalik dan mengayuh sepedanya tak jauh dari tempatnya berhenti tadi.

"Kenapa?"

"Sesek.."

Arga meletakkan sepedanya asal, ia menghampiri Aryn yang terus memegangi dadanya karena sesak dan napasnya tersenggal.

Arga membantu Aryn turun dari sepedanya, ia lalu membawa Aryn duduk di sebuah kursi panjang dekat situ.

"Bentar. Jangan kemana-mana, gue beli minum dulu." ucap Arga penuh ketegasan. Ia lalu berjalan menjauh dan masuk ke sebuah warung.

Sedangkan Aryn masih duduk sembari mencoba menetralkan napasnya.

Tuk!

"Aduh!" pekik Aryn saat sebuah kaleng minuman soda mengenai kepalanya.

Aryn celingukan mencari siapa yang menimpuknya.

"Eh?! Ada orang, sorry." ucap seorang perempuan dengan angkuh.

Perempuan dengan hotpants, kaus lengan pendek dan rambut yang diikat asal.

"Oh. Pacar nya Arga? Kalo dari deket lebih dekil ternyata." ucapnya sinis.

Aryn mengingat-ingat lagi dimana ia pernah melihat perempuan ini. Dan ia ingat, saat kejadian peluk-pelukan di depan gerbang sekolah Aryn saat itu. Siapa lagi kalo bukan Ditta. Cewek yang mengejar-ngejar Arga.

Ditta menatap Aryn dari atas sampai bawah, seperti sedang menilai sebuah barang.

"Cewek kaya lo, keren juga bisa dapetin Arga. Gue jadi penasaran, lo pake susuk dimana sih sampe bisa bikin Arga cinta banget sama cewek cupu kaya lo?"

Cupu? Siapa yang barusan ia bilang cupu? Oh sungguh, Aryn mulai tak suka dengan wanita di depannya ini.

"Apasih?" ucap Aryn mulai tak nyaman dengan perempuan ini.

"Mending lo putusin Arga, nggak pantes banget kalo lo mau tau. Dasar cabe, murahan!"

Aryn berdiri, kupingnya panas mendengar ocehan wanita ini. Tidak perduli dengan sesak di dadanya.
"Sorry, saya nggak kenal sama Kakak. Permisi."

Baru saja Aryn berdiri dan ingin melangkahkan kaki, Ditta mengeluarkan suara yang membuat Aryn mengurungkan niatnya.

"Lo itu masih bocah! Nggak pantes buat Arga. Ngaca dong please. Kalo orang-orang disuruh milih gue atau elo yang cocok sama Arga. Orang pasti bakal milih gue!"

Aryn masih memilih diam, menunggu ucapan selanjutnya yang akan wanita ini lontarkan.

Ditta tersenyum miring,
"Gue nggak yakin Arga sayang sama lo beneran. Dan gue juga yakin, Arga masih sayang sama gue."

My Swagger BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang