"Halo, Bang... Tolong."
"Aku...."
"Dalam bahaya.."
Arga memejamkan matanya sejenak, ingatannya saat ia mendengar suara Aryn dua hari yang lalu membuatnya cemas sendiri. Bahkan sedari tadi tidak bisa konsentrasi mengikuti mata kuliah hari ini. Ia ingin membolos, tapi tidak bisa karena hari ini ada ujian.
Pikirannya hanya dipenuhi Aryn. Katakanlah Arga bucin, tapi memang begitu. Lagipula, gadisnya sudah dua hari menghilang, dan dalam keadaan yang ia tidak ketahui bagaimana. Tentu saja ia takut terjadi sesuatu pada gadisnya.
Karena merasa bahwa mata kuliah setelah ini tidak terlalu penting, Arga memutuskan untuk beranjak dan memilih pergi untuk mencari Aryn.
"Arga."
Arga rasanya ingin menghilang saat suara yang sangat ia benci terdengar. Apalagi sang pemanggil dengam pede nya memeluk lengan Arga.
"Ga, gue mau bareng." ucapnya manja.
"Tolong lepasin, Ditta." jawab Arga penuh penekanan.
"Kenapa sih?"
"Gak enak dilihat orang."
"Bodo amat lah."
Arga yang kesal melepas paksa tangan Ditta dari lengannya, ia lalu berjalan cepat menuju parkiran untuk menghindari perempuan itu.
Ditta mengejar Arga lalu menghadang Arga yang otomatis membuat Arga berhenti.
"Arga! Kalo lo gak mau nurutin gue, gue bakal sebar foto ini!" ucap Ditta sambil menunjukkan foto mereka berdua yang sedang berada di ranjang yang sama. Tentu saja, foto yang.. kalian tau lah. wkwk
Arga tentu saja tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Ditta tersenyum miring, ia menang.
"Diem kan lo?""Lo!"
"Apa?!"
Arga tidak membalas ucapan Ditta. Otaknya tidak bisa bekerja dengan baik.
"Kenapa? Ga, apapun bakal gue lakuin, selama itu bisa bikin lo deket sama gue lagi!"
"Heh! Lo tau? Lo itu murahan!" ucap Arga pedas.
Ditta sakit hati. Tentu saja. Orang yang ia sayangi mengucapkan kata seperti itu.
"Terserah lo mau ngomong apa! Gue gak peduli!"
Arga terdiam. Ia yakin, sangat yakin bahwa dirinya hanya dijebak oleh Ditta. Tidak salah Aryn menjulukinya wanita ular.
"Sekarang lo pilih aja, Ga. Mau fotonya kesebar, apa lo anter gue sekarang."
Shit!
Arga mendengus kasar. Astaga, dirinya benar-benar dibuat bungkam hanya dengan sebuah foto.
"Oke." pasrah Arga pada akhirnya.
Sedangka Ditta, tersenyum puas.
****
"Permisi?"
Ting. Tong.
"Duh, ada orangnya gak sih."
Ceklek.
"Iya? Cari siapa ya neng?"
"Maaf, Mas Arjuna nya ada gak ya? Saya Naya, sekretarisnya Mas Arjuna, tadi dia suruh saya datang kesini mau anterin berkas yang ketinggalan di kantor." ucap Naya.
"Oh iya. Tadi katanya langsung ruangannya aja, neng. Yuk saya antar." ucap Henong.
Naya mengikuti Henong dari belakang, setelah sampai, Henong menyuruh Naya masuk saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Swagger Boy
Teen Fiction"Gue cuek bukan berarti nggak perduli. Karena gue punya cara tersendiri buat bikin lo bahagia."-Arga Devano Alvredo "Kamu itu kadang dingin, kadang hangat. Meski suka berubah-ubah, tapi aku tetep suka."-Aryna Maureen Adeva ~~~~ Engga pandai bikin si...