Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membanca cerita saya ini. Jangan lupa di follow untuk mengetahui update cerita-ceritanya. ditunggu juga komennya yah...
Auxelia POV...
Aku keluar dari toilet, jujur jantungku masih berdegup kencang. merasakan sesuatu yang aneh bergejolak. Aku melihat Shela, Sheli dan Ale tertawa menonton tingkah Upin Ipin yang berkelahi dengan kak Ros.
Sheli menatapku, dia melemparkan senyum mengejek. "lama banget di toiletnya, aku pikir kamu pinsang tadi".
"kamu nggak apa-apakan Lia, kok mukamu merah gitu". Ale memperhatikan wajahku dengan intens, refleks aku menutupi wajahku. Malu membalas tatapannya.
"kamu demam". Ale masih menatapku khawatir. Aku bingung harus menjawab apa.
"iya dia demam. Demam Asmara". Sheli melihatku tersenyum puas. Aku menatapnya, sahabat macam apa dia, bukannya membantuku mencari alasan malah menjerumuskanku dalam keadaan serba salah ini.
"aku nggak apa-apa kok". ucapku akhirnya.
"apelnya manis loh, sama kayak orang yang membelinya". Ucap Ale mengedipkan matanya padaku. Sepertinya Ale memang sengaja menggodaku.
"ehm.... Yang beli apel aku Ale, kenapa kamu menatap Lia". Shela tertawa melihat Ale yang salah tingkah. Rasakan, mau menggodaku tapi jadinya malu sendiri.
"iya yang beli apelnya Shela tadi aku hanya menunggu di mobil soalnya nggak ada tempat parkir di penjual buah". Aku ikut tertawa melihat Ale yang semakin salah tingkah.
"ya ampun pantas manis berkali-kali lipat, bahkan aku tidak pernah makan apel semanis ini, ternyata yang beli kamu Shela". Ale mengalihkan pembicaraan, hei kenapa dia jadi menggoda Shela. Bahkan dia tersenyum pada Shela yang sudah tersipu malu di buatnya.
Ale benar-benar jago gombal, jangan-jangan dia playboy. Gombalnya jago banget. Sepertinya aku harus siap untuk sakit hati lagi. Kenapa juga aku harus jatuh cinta semudah ini. bahkan sampai saat ini aku masih ragu menanyakan tentang wanita misterius itu.
"kok bengong". Sheli menyadarkanku dari lamunan. Aku tersenyum kaku, menutupi rasa penasaranku.
"nggak kok, tadi liat cicak diatas, kayaknya dia kelaparan liat nyamuk didepannya sedang kencan". Sheli mengalihkan pandangannya keatas, dan kembali menatapku heran. Tak ada cicak disana.
"kamu dong cicaknya". Sheli menunjukku, tertawa puas membuat hati semakin dongkol.
"apaan sih". Shela dan Ale masih sibuk sendiri saling melemparkan senyum, sepertinya mereka tidak mendengar perkacapanku dengan Sheli.
"Lia kesini deh". Ale menyuruhku mendekat.
"kenapa?". aku mendekat ke tempat tidur Ale.
Ale menatapku tanpa mengedipkan mata, wajah putih bersihnya terlihat lebih cerah. Dia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang sangat dalam. Senyum itu lagi.
Aku sudah tidak bisa menahan napas, benar-benat mematikan. Pasokan oksigen terasa semakin menipis. Aku menggit bibir dalamku, menahan rasa gugup.
"sekarang aku sudah tidak ragu lagi". Ucap Ale, mengalihkan pandangan pada Shela dan Sheli yang juga sedari tadi terdiam melihat tingkah aneh Ale.
"ternyata yang menabrak aku kemarin adalah bidadari". Ale tersenyum, Shela dan Sheli tertawa puas. Aku berusaha tersenyum menyembunyikan rasa gugupku. Jantung berdetaknya jangan terlalu kencang. aku sesak, bisaka aku pulang saja. Atau menghilang seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA KESEMPATAN KETIGA (COMPLETE)
Roman pour AdolescentsAuxelia yang merupakan cewek populer di kagumi banyak orang termasuk Aldo yang juga merupakan cowok populer di sekolahnya. Aldo memang populer sih tapi juga playboy, Auxelia sebisa mungkin enjauhi Aldo. Auxelia anti banget yang namanya cowok playboy...