Bab 13

2.2K 75 1
                                    

Update lagi sahabat baper, apakah balas dendam Reni akan berhasil? terus gimana yah kelanjutan hubungan Lia dan Ale???

Author POV...

Lia, Ale dan Reni menuju ke kafe tempat Reni janjian dengan Radit. Ale akhirnya ikut setelah memaksa untuk mengantar mereka. sampai saat ini Lia masih tidak nyaman berdekatan dengan Ale. Jantungnya masih tidak kuat untuk berdegup tidak karuan tanpa arah.

Setelah menempuh perjalan yang cukup jauh akhirnya kami sampai dicafe. "sudah sampai, jadi apa rencananya selanjutnya?". Ale dan Reni mentapku, menunggu intruksi dariku.

Aku mencoba melihat kearah cafe yang cukup ramai, tempat Reni dan Radit janjian. "gini, Reni akan masuk kekafe dan bertemu dengan Radit, ehm kita berdua sebaiknya juga masuk tapi kita harus duduk berjauhan agar Radit tidak curiga".

"ooo... jadi kita double date gitu yah". Ale senyum-senyum, membayangkan makan romantis bersama Lia. Lia menjitak kepala Ale, kesal melihatnya. Mereka sedang menjalankan misi, dia malah sibuk membahas hal lain.

"jadi kamu duduk didekat panggung yah Ren, soalnya kita bisa mengawasi kamu dengan leluasa disana". Reni mengangguk, Ale merasa teracuhkan.

"kok aku deg-degkan yah, apa rencana ini akan berhasil?". Reni menatap Lia ragu. Lia mengangguk pasti dan tanpa menunggu lama lagi, dia menarik tangan Reni keluar dari mobil.

"kamu jalan duluan, kami akan mencari posisi yang bagus untuk mengamati. Pokoknya kamu harus membuat dia benar-benar menyesal". Lia mengacungkan jempolnya pada Reni. Reni berjalan menuju cafe. Lia dan Ale mengikuti dari belakang.

Susana kafe ternyata memang cukup ramai, Reni melihat kesegala arah. Diapun berjalan kemeja yang dimaksud Lia, mereka sudah memesan tempat itu beberapa jam yang lalu. Tentu saja itu semua ide gila Lia yang sepertinya sangat ahli dalam balas dendam.

Reni duduk dengan canggung, beberapa cowok yang lewat menatapnya takjub, bahkan mereka terang-terangan mengedipkan mata padanya. Reni melihat kesagala arah mencari sosok Radit.

Sebuah pesan LINE masuk

Lia Ren mukamu jangan tegang gitu dong, rileks

Reni mengalihkan pandangannya kesegala arah mencari tempat duduk Lia dan Ale.

Reni Kalian dimana?

Lia Diatas, kami bisa melihat kamu dengan leluasa dari sini

Reni akhirnya melihat Lia yang melambaikan tangan dari atas, dia tersenyum merasa mendapat dukungan.

"Lia kamu mau pesan apa? Aku laper nih?". Ale yang duduk disebalah Lia sudah sibuk membuka daftar menu.

"nasi goreng aja sama jupe". Ucap Lia tanpa mengalihkan pandangannya pada Ale, dia sibuk memperhatikan Reni dibawah.

"apa JUPE? Jupekan sudah meninggal, kamu aneh ihh". Ale mengerutkan keningnya, Lia mengalihkan pandangannya pada Ale.

"issshh.. dasar norak, JUPE itu Jeruk Peras kali". Lia menatap Ale sebel.

"kok bisa jadi jeruk peras yah". Ale masih berusaha mencerna ucapan Lia.

>>>

Auxelia POV...

Aku masih menatap kebawah memperhatikan Reni yang menjadi pusat perhatian, liatlah mata jelalatan cowok-cowok itu. hei bahkan yang duduk bersama pasangannyajuga mencuri pandang pada Reni.

Lagian kenapa juga Radit itu lama banget, apa dia akan datang yah. Aku jadi khawatir.

"Radit sudah datang?". Tanya Ale yang baru datang setelah memesan makanan.

"belum". Aku jadi semakin khawatir.

"tenang, pasti dia datang kok" Ale berusaha menghiburku.

Setengah jam berlalu, namun tak ada tanda-tanda Radit akan datang. Reni sudah mencoba untuk menelponya, tapi nomor laki-laki itu tidak aktif. Bahkan aku dan Ale sudah menghabiskan makanan yang kami pesan. Kasihan Reni.

Aku menatap kebawah, Reni tidak ada ditempat. Tunggu dia kemana.

"Selamat malam semuanya". Aku mengalihkan pandanganku pada sumber suara. ya Ampun kenapa juga Reni ada dipanggung itu, apkah dia mau menyanyi.

Reni mulai duduk di belakang piano yang berada disudut panggung. "sebenarnya malam ini aku menunggu seseorang yang pernah menjadi paling spesial dihatiku, tapi sepertinya dia tidak akan datang. Ini sudah kesekian kalinya dia mengingkari janji untuk bertemu. Kalian tahu bahkan malam ini aku hanya ingin mengucapkan kata perpisahan padanya, aku tahu dia sudah tidak mencintaiku lagi". Reni menitipkan air mata, aku bisa melihatnya walaupun sudut ruangan itu cukup gelap.

Reni mulai menyanyikan lagu Sherina PERGILAH KAU. Sepertinya dia sangat menghayati lagu itu.

"Suara Reni bagus juga yah". ucap Ale, aku hanya mengangguk. masih terpaku menatapnya. Ternyata Reni bukan hanya cantik, suaranya juga bagus bahkan dia sangat lihai memainkan piano.

Seseorang mendekat kearah panggung, duduk di kursi tempat Reni tadi. "itu Radit". Ucapku pada Ale.

"akhirnya dia datang juga". Aku melihat Radit menatap Reni dengan instens.

Suara tepuk tangan bergemuruh saat Reni berhasil menyelesaikan lagunya yang penuh penghayatan itu. Reni benar-benar keren sih. Reni berdiri dan tersenyum kearah penonton. Wajahnya seketika berubah saat melihat Radit yang sudah duduk. Bahkan lelaki itu melambaikan tangan pada Reni, dia tersenyum bahagia. Apa maksudnya dengan senyum itu. Dasar cowok buaya bunting.

Kenapa jadi aku yang deg-degkan. Mereka saling melemparkan pandangan. Kok malah diam-diaman. Apa Reni melupakan dialognya. Sepertinya Radit sedang mengucapkan sesuatu, tapi apa. Aku jadi menyesal memilih tempat duduk diatas seperti ini, bahkan aku tidak bisa mendengar sedikitpun apa yang mereka bicarakan. Aku mencoba mengubah posisi dudukku, tapi masih tidak terdengar juga.

"kenapa kamu kayak cacing kepasanan?". Ale membuyarkan konsentrasiku.

"jangan ribut Ale, aku sedang konsentrasi". Aku berusaha menajamkan pendengaranku, ah suara music itu malah tambah ribut.

Reni dan Radit saling melemparkan senyum, aduh jangan sampai Reni yang yang kembali terpesona dengan Radit. Apa Reni benar-benar lupa yah dialognya. Aku mengambil tasku hendak turun untuk memperingatkan Reni.

"Tunggu... kamu mau kemana?". Ale menarikku duduk kembali.

"kebawah Ale, lihatlah sepertinya Reni tidak menjalankan rencana yang sudah kubuat". Aku menatap Ale kesal.

"biarkan Reni yang menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia pasti tahu kok yang terbaik untuknya". Ale menatapku tajam.

"tapi..."

"kamu duduk aja, liat dan perhatikan". Aku akhirnya duduk, kesel juga melihat Ale yang tidak membantu sama sekali. Gimana kalau Reni kembali jatuh cinta pada Radit dan mereka balikan. Radit... bahkan cowok itu lebih jelek dari foto yang ditunjukkan Reni beberapa hari lalu, kok bisa sih Reni jatuh cinta setengah mati padanya.

>>>

CINTA PADA KESEMPATAN KETIGA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang