Bab 20

1.8K 72 5
                                    

Hey sahabat Baper... Update lagi. ini khusus buat kalian yang selalu semangati author. Semoga kalian suka yah, jangan lupa bintang, komen dan follow yah... Happy Reading....

3,5 Tahun kemudian

Auxelia POV...

Akhirnya setelah menempuh perjalanan cukup lama, aku bisa menghirup udara di Indonesia, tidak segar sih, Karena sudah terlalu banyak polusi. Apalagi ini Jakarta. Aku sangat senang karena bisa menyelesaikan kuliahku tepat waktu, dan aku cukup bangga dengan nilai cumlaude yang ku dapatkan.

Tiga setengah tahun di inggris menyelesaikan kulia di Columbia University membuatku merindukan semua tentang Indonesia. Mulai dari makanan, budaya, masyarakat terutama sama keluarga dan sahabat-sahabatku.

Aku mengambil semua koper di bagasi, koperku cuma satu karena koper yang lainnya sudah kutitipkan sama Papa dan Mama saat mereka datang keacara kelulusanku. Masih teringat jelas saat mereka tersenyum bangga saat acara kelulusan itu.

Suasana bandara sore ini sangat ramai, dengan malas kuambil koperku dan mendorong menuju pintu keluar, kuambil smartphoneku didalam tas. Kulihat ternyata jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, ini jam-jam macet.

Dengan malas aku beranjak keluar mencari Mama dan Papaku, mereka tidak lupakan aku hari ini pulang. Kuedarkan pandanganku kesegala arah, namun mereka tak terlihat sama sekali. Kuraih smartphone ditasku dengan kesal, menelpon Mama.

"Halo Assalamu Alaikum. Ma... Mama tidak lupakan hari ini Lia pulang". Kulirik om-om yang tersenyum menggoda di dekatku, aku melipir menjauh. Ngeri melihat senyumnya.

"Walaikumsalam sayang... Kamu sudah sampai?". Terdengar suara kaget Mama di balik telepon. Aku memutar bola matuku, apakah Mama benar-benar lupa. Kayak kesal deh, sudah capek begini juga.

"Iya Ma... Mama sama Papa jemput Lia kan, kalian dimana sih. Lia capek banget nih Ma". Kusandarkan tubuhku di tembok menekuk lututku yang terasa masih pegal.

"Maaf sayang, ini lagi ada acara nikahan anak teman Papa, jadinya kami tidak bisa jemput kamu. Naik taksi ajah yah". Mama mencoba merayuku, sebal. Mereka lebih mementingkan acara nikahan anak teman dari pada menjumput anaknya yang baru pulang setelah berjuang untuk menggapai cita dan mimpinya, membanggakan mereka dan mengharumkan nama bangsa.

"iya Ma, baiklah Lia akan naik taksi. Sudah dulu yah". Nasib-nasib, padahal rencananya mau tiduran di mobil, ini malah disuruh naik taksi.

Kulangkahkan kakiku kedepan, memesan taksi dengan kesal. Namun sedari tadi taksi yang menghampiri selalu saja sudah terisi dan bahkan aku kalah cepat dengan penumpang yang lainnya, membuatku semakin kesal. Padahal sudah kubayangkan dijemput dengan mobil Papa, aku bisa selonjoran, mengistirahatkan tubuhku yang masih lelah ini.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya ada taksi yang muncul dihadapanku, tanpa menunggu lama kulangkahkan kakiku sebelum orang lain mendahuluiku. Tanganku sudah mencapai pintu untuk membuka taksi tersbut, namun tiba-tiba seorang cowok menabrakku hingga aku tersingkir, dia menerobos masuk kedalam taksi. Dengan kesal kutarik bajunya keluar. Namun tenaganya yang kuat membuat usahaku sia-sia.

Aku tidak ingin mengalah karena jelas aku yang lebih dulu mendapatkan taksi itu. akupun masuk kedalam taksi tidak mempedulikan koperku yang masih tergeletak di luar.

Sopir taksi itu menatap kami bingung, kualihkan pandanganku pada lelaki yang sudah duduk disebelahku. Ya ampun penampilannya seperti mafia, jaket kulit hitam, topi hitam, kacamata hitam dan celana hitam. Apakah dia baru pulang melayat?.

"pak antarkan aku dulu pak". Kutatap supir taksi itu dengan penuh tekanan. Lelaki yang didekatku terlihat ingin protes. Namun tanganku sangat cepat, mencubit perutnya yang rata namun berotot itu. dia berteriak kesakitan.

CINTA PADA KESEMPATAN KETIGA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang