Yeahhh Update lagi nih... siapa nih yang sudah tidak sabar menunggu kelanjutan ceritanya. BTW part ini banyak adegan romantisnya, yang jomblo harap bersabar. Ini ujian harap berabar. Wkwkwkwkw...
Jangan lupa vote, komen dan follow...
Di tunggu yah cerita terbarunya... pokoknya tidak kalah seru deh, dari cerita ini...
Happy Reading...
Author POV...
Setelah diam-diaman cukup lama, akhirnya Lia berhasil memaksa Ale ikut dengannya. Disilah mereka, didalam mobil.
Ale menatap kearah jendela, mereka masih kompak diam-diaman.
"aku obatin luka kamu yah. Takutnya nanti infeksi". Lia memegang tangan Ale menarik kearahnya.
"kok bisa luka separah ini sih, merah-merah semua". Lia masih fokus menatap luka di tangan Ale, dia mengambil kotak P3K yang selalu tersedia di mobil itu.
Dengan cekatan Lia mengambil alkohol, membersihkan luka itu. Ale meringis kesakitan saat kapas yang sudah dicelupkan dalam alkohol mengenai kulitnya. Lia kemudian mengambil obat merah dan membungkus tangan Ale dengan perban.
"selesai. Semoga lukanya cepat sembuh". Lia menarik tangan Ale dan menciumnya. Dia tersenyum manis menatap Ale.
Tubuh Ale menegang seketika. Menarik tangannya. "kamu marah?". Lia mengerutkan keningnya. Ale masih diam, membuang muka. Dia tidak bisa menatap Lia.
Lia mengulurkan tangannya, meletakkan kedua tangannya di pipi Ale. "ini juga harus di obati".
Lia mengambil kapas, kembali mengobati luka Ale. sesekali Ale meringis saat kapas itu menyentuh lukanya.
"Selesai. Apa ini juga perlu dicium". Wajah Lia tiba-tiba merona. Ale hanya bisa melongo, matanya membulat. Namun secepatnya dia kembali memasang muka dinginnya.
"Biar aku yang nyetir, aku akan mengntar kamu ke hotel". Ale berucap dingin tanpa mengalihkan pandangannya pada Lia.
Lia menarik napas dalam-dalam, mengisi oksigen dalam paru-parunya yang terasa sesak. "Ale aku minta maaf. Aku yang salah tidak pernah melihat ketulusanmu. Aku yang salah tidak peka dengan perasaan cintamu. Aku yang salah telah mengingkari perasaanku. Aku yang salahhhh". Lia menunduk, mengigit bibir bawahnya. Sebisa mungkin dia menahan rasa sakitnya, namun air matanya kembali luruh membasahi pipinya.
Ale menghembuskan napasnya kasar. Mengacak rambutnya dengan frustasi. Dia mengalihkan pandangannya pada Lia yang masih menunduk. Tidak tega melihat Lia menangis seperti itu, hatinya semakin sakit.
"Aku tetap mencintaimu sayang". Ale menarik Lia kedalam pelukannya. Tangis Lia pecah di pelukan Ale, bahunya sampai bergetar. Ale mengelus punggung Lia dengan lembut. Mencium pucuk kepala Lia dengan sayang.
Lia menarik kepalanya menatap Ale. "kamu masih marah?".
Ale tersenyum, menangkupkan kedua tangannya kepipi Lia. perlahan dia mencium kening, kedua mata dan pipi Lia.
Lia mengerjapkan matanya, pipinya merona merah. Tersenyum malu-malu. Jantungnya tiba-tiba berpacu dengan cepat.
"sebenarnya masih". Ale kembali menatapnya tajam. "tapi aku akan membenci diriku jika membuatmu terus menangis seperti ini". Ale tiba-tiba tersenyum membuat Lia kembali menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah merah merona seperti kepiting rebus.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA KESEMPATAN KETIGA (COMPLETE)
Novela JuvenilAuxelia yang merupakan cewek populer di kagumi banyak orang termasuk Aldo yang juga merupakan cowok populer di sekolahnya. Aldo memang populer sih tapi juga playboy, Auxelia sebisa mungkin enjauhi Aldo. Auxelia anti banget yang namanya cowok playboy...