° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °
Seperti bunga yang bermekaran di alam tropis negeri Indonesia, kecantikan alamiah perempuan memang yang terindah. Tumbuh secara liar dan berani, kemudian merekah hingga saatnya layu dengan damai.
Tidak lagi seperti itu.
Kini kecantikan bisa dirawat, bisa dibeli, bisa diupayakan secara instan. Lagi pula kecantikan itu tidak melulu ditujukan pada perempuan.
Seseorang pernah mengatakan pada Claudia; tuhan itu jenius. Mengapa? Karena dia menciptakan perempuan dengan sebegitu keiindahan dan pesona tak terkira, seperti bunga liar di hutan hujan negeri tropis.
Tapi tuhan pasti lebih dari jenius, mungkin dia gila. Mengapa? Karena dia menciptakan mahluk lain yang keindahannya mampu disederajatkan dengan perempuan.
Lelaki.
Jika perempuan adalah bunga yang tumbuh liar di hutan, maka lelaki adalah ombak. Claudia menciptakan teori ini sendiri. Lelaki bagai biru pada air laut, indah, menenangkan namun sekali-kali ia bisa bermetamorfosa menjadi ombak yang ganas. Ombak itu tidak pernah berhenti, menggerung dan terus berlarian sepanjang hidupnya. Apa yang sebenarnya dikejar oleh ombak?
Sekentum bunga di hutan sana.
Claudia fikir itu analogi yang menarik, akan tetapi sepertinya masih perlu di revisi di beberapa bagian. Sayangnya fikirannya belum bisa merevisi bagian itu sekarang, karena dia sedang sibuk bergulat dengan pekerjaannya.
Tapi.. inspirasi analogi yang tersebut kembali pada pekerjaannya. Claudia seorang penyihir, membuat semua mahluk tuhan menjadi lebih indah.
Telapak tangan Claudia yang halus disemprot oleh cairan pembersih, supaya bakteri mati sektika.Sekarang tangannya menjadi steril. Selesai menyemprotkan cairan itu, tangannya menjadi dingin dan dia suka itu.
"Halo," suara yang terkesan berat namun hangat akhirnya menyadarkannya. Seorang lelaki mengulurkan tangannya, menawarkan diri untuk mengakrabkan suasana yang dingin seperti tangan Claudia. Claudia menyambut tangan lelaki itu, bertukar salam di kecup kedua pipi. "Aku duduk situ ya? Mau nge-charge handphone sekalian. Tadi malem lupa mau nge-charge."
Harusnya Claudia tidak menjabat tangannya. Kini dia butuh menyemprot cairan anti bakteri lagi ke tangannya.
Sementara itu, si lelaki duduk di depan kaca, kakinya terangkat diatas kaki satunya. Bersiul-siul riang gembira, dia kemudian menengok pada Claudia yang sibuk menyemprot. "How's the weekend?" Ugh, jangan ingatkan Claudia bahwa hari ini adalah senin. Mengapa bekerja harus dimulai di hari senin?
"Fine." Jawab Claudia singkat. Dia tidak ingat sebenarnya bagaimana akhir pekannya, atau malu lebih tepatnya. Tiduran di kasur dari matahari nongol hingga terbenam kembali, menontoni video tutorial youtube dan makan pizza sampai perutnya sakit. "Kamu?" Balas Claudia pada Bara ketika merasa jawabannya seperti agak kurang memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours Truly
Romance"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" - Sa...