° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °
Pukul setengah enam pagi sudah ada di lokasi syuting, setelah jam dua belas teng bungkus adegan terakhir semalam. Kali ini Bara sudah duduk menunggunya, membawakan kopi dari mini market 24 jam, croissant dan cemilan lainnya.
"Aku bawa sarapan buat kamu." Bicara Bara, yang tentu saja sudah dilihat oleh Claudia karena semua makanan menutupi meja. Namun Claudia tetap memberi senyum manis, "thank you, Bara."
Claudia menaruh perlengkapan makeupnya di kursi, lalu memperhatikan semua makanan yang dibawa Bara. "Dicobain semua ya." Membuat Claudia akhirnya meminum sedikit kopi dan memakan croissant dan permen yang bertebaran.
Puas berpesta, Claudia membersihkan tangan dan mempersiapkan alat makeupnya. Mendandani wajah Bara yang halus dan indah. Kini tak akan sudi lagi dia bilang wajah Bara indah, nanti lelaki itu malah kegeeran seperti kemarin. Claudia sudah tau dari awal sejak bertemu Bara, memang dia orangnya sok kecakepan seperti itu.
Atau mungkin Claudia memang mengaggumi Bara.
Tidak butuh waktu lama untuk mendandani Bara sebetulnya jika dia nurut. Kulitnya menawan, komposisi wajahnya proporsional, Claudia sejujurnya senang mendandaninya. Bahkan dalam waktu singkat, rambut hitam legam, halus dan terawat milik Bara sudah sempurna ketika sedikit ditata.
"Udah selesai," ucap Claudia tersenyum menatap Bara. Dia tersenyum bangga melihat dandanan yang dia racik, bukan Bara nya. "Kalau kamu mau makan dulu masih sempet kok. Kamu mau makanan dari food truck atau ini aja?"
Bara berdiri, berjalan mengambil kopi yang sudah mulai dingin dan meminumnya. Lalu matanya beralih ke arah Claudia yang masih ngemut permen coklat. "Kok kopinya nggak diminum?" Tanya Bara yang bingung. Perasaannya mengatakan Claudia tadi sudah meminumnya sedikit, tapi kenapa tidak terlihat berkurang sama sekali.
Mata Claudia tidak berani menatap Bara, malah mengambil permen coklat dan dimasukan ke kantungnya. "Aku nggak suka americano."
Maaf ya, Claudia merasa bersalah, tidak tau berterimakasih pada Bara yang sudah niat memberlikan kopi pagi-pagi begini. Lagipula sudah diminum sedikit tadi. Maafkan Claudia.
Akan tetapi Bara malah tersenyum, entah apa yang membuatnya tersenyum penuh kepuasan seperti itu. "Kamu pake sneakers?" Tanya Bara pada Claudia.
Jadi itu yang menyebabkan senyuman Bara.
"Iya," jawab Claudia singkat. Sebetulnya dia sudah biasa menggunakan sepatu hak tinggi ketika bekerja, lari sana lari sini, terlebih di Amerika orang-orangnya lebih tinggi dari disini. Bedanya, kali ini dia tidak mau lagi menghadapi Bara yang rese. Masih berapa banyak syuting lagi sebelum bisa membebaskan diri dari Bara?
Hari ini Claudia mengenakan kaus putih polos dan celana denim pendek. Dia malas menjadi pusat perhatian setelah kemarin semua orang rasanya mengomentari gayanya yang dibilang 'very pretty' dan 'very feminim'. Padahal di Hollywood itu biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours Truly
Romance"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" - Sa...