° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °
Dino dan Claudia kembali bergotong-royong membopoh Bara yang sebenarnya tidak sesakit itu. Dia bisa saja jalan tanpa dibantu meski agak perih. Cuma keduanya memaksa, dasar Dino yang ahli medis dan banyak syarat. Lalu Claudia? Dasar Claudia yang secara tulus entah mengapa sangat amat mengkhawatirkan Bara.
Setelah tiba di satu dari sebelas kamar, Dino menawarkan Bara membantu mengganti celananya. Tentu saja ditolak mentah-mentah. Bara baik-baik saja, tidak perlu dilayani superti orang cacat. Dia berhasil mengganti celana dan bajunya. Mengenakan training dan sweater sederhana sendiri, jadi Dino yakin bisa meninggalkannya untuk kembali ke lokasi syuting.
Bara rebahan di kasur yang cukup besar, kasurnya empuk dan diudara seperti ini dia bisa dengan mudah tidur. Hingga pintu terbuka, menunjukan Claudia dengan hoodie yang dari tadi dia pakai, legging dan slipper kelinci putih.
"Kamu baik-baik aja?" Claudia menutup pintu menggunakan kaki, dia memeluk Happy Tos, Dorayaki, susu Ultra coklat, air mineral dan permen. "Aku bawain kamu snack. Lupa tadi mau nanya makanan sama Dino."
"Kamu mandi?" Demi apapun Bara bisa mencium harum sabun, entah aroma dari bahan apa, tapi sangat menyegarkan. Grown Alchemist Body Cleanser, Chamomile, Bergamot & Rosewood. Itu merek sabunnya yang sudah sangat terdengar eksklusif. "Iya, tadi kotor kena tanah. Untung ada heater jadi nggak dingin."
Tadi Claudia melihat kaca di kamar ini ketika menantar Bara. Tidak ada kaca di kamarnya. "Bara, aku mau numpang pake skincare disini boleh? Nggak ada kaca di kamar aku." Bara melihat tas kecil yang sebetulnya agak besar menggantung di lengan Claudia, lalu menangguk, "Iya boleh, Claudie."
Pertama ia membersihkan makeup dengan cleansing oil, karena membuat berminyak maka disegarkan dengan micellar water. Claudia permisi ke kamar mandi untuk membersihkan muka menggunakan sabun. Setelah kembali ternyata ritualnya belum selesai, dia menggunakan clarifying treatment toner dan ditiban dengan toner biasa. Mengoleskan essence dan terakhir dia menggunakan water sleeping mask di wajahnya dan ritual skincare untuk Claudia si makeup artist selesai.
"Lengkap banget ya, Di." Ucap Bara kagum, menatapinya dari ranjang. Claudia menatap Bara dari Cermin sambil memasukan skincarenya yang banyak itu. Tetapi tiba-tiba saja terhenti, "iya, kan biar kulit wajahnya cantik. Bara kan tadi makeup, udah dibersihin?"
Bara memandangi wajah Claudia untuk pertama kalinya tanpa makeup. Hanya ada satu pertanyaan yang terbersit, 'mengapa juga Claudia membutuhkan makeup?'.
Claudia beranjak dari duduk di bangku meja rias menuju kasur, dia duduk di samping Bara. Kini Bara mampu melihat wajah Claudia dengan jelas. Bibirnya tetap berwarna merah muda dan lembut tanpa gincu, bulu matanya tetap lentik meski tanpa mascara, alisnya sempurna, kulitnya tidak putih tapi kuning langsat berkilau karena sehat dan terawat. Dan ada bintang di wajahnya, di hidung dan pipinya. Freckles tipis yang membuat Claudia makin menggemaskan di mata Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours Truly
Romance"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" - Sa...