Act 8

231 12 0
                                    

 ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °    

Jam tujuh lewat empat delapan pagi, Claudia baru bangun dan melihat lampu nakas di hadapannya masih menyala di pagi benderang. Tangannya menjangkau si lampu untuk dimatikan dan badannya berbalik telentang. Kini menyadari seseorang bernafas di sampingnya, lalu ia menengok. Dia menemukan punggung menghadapnya, seseorang tertidur pulas membelakanginya. Tubuhnya naik dan turun karena nafasnya, sangat tenang sepertinya.

Claudia menaikan selimut Bara, kemudian keluar dari tempat tidur untuk melihat kondisi vila ini. Bagaimana suasana di pagi hari dan apa ada orang? Apa semua kru sudah kembali tadi malam? Atau mereka sudah kembali syuting lagi?

Menjalari lorong-lorong besar, beberapa pintu kamar, ruang TV dan macam-macam ruang lain, Claudia tidak menemukan siapapun. Hingga dia melihat Irsyad si asisten sutradara masuk melalui pintu depan, membuat hatinya senang. "Irsyad!"

Irsyad menutup pintu dan berjalan ke arah dengan senyum, "Claudia udah bangun?"

"Udah, yang lain kemana? Syuting ya?"

"Iyalah, emang kamu sama Bara, pacaran terus." Irsyad berjalan terus mengambil sesuatu yang sepertinya tertinggal di belakang kursi tamu. "Enak banget ya bobo berdua, Cory sampe nggak kebagian tempat tidur tuh. Aturan kan dia tidurnya sama Bara."

Wajah Claudia merah padam, dia malu sekali Irsyad dan Cory tau mereka tidur berdua. Apa jangan-jangan semuanya tau? "Kamu kok tau?"

Irsyad tertawa mendengar pertanyaan bodoh ini, dia mengusap kepala Claudia, "semua orang di produksi ini juga tau semalem kamu bobo sama Bara."

Jika sebelumnya wajah Claudie merah padam, sekarang mungkin sudah mau meledak. Dia tidak tau lagi harus membela diri apalagi, harus ngomong apalagi.

"Jagain Bara ya Clau, gue balik dulu ke set. Makanan ambil di dapur, ada yang masakin." Memberi efek dramatis, Irsyad bicara sebelum menutup pintu, "jangan nakal mainnya, Bara masih luka."

Malu, malu, malu. Claudia meledak karena omongan jahil si asisten sutradara yang menggodanya. Terlebih semua orang sudah tau dia dan Bara tidur di satu kasur. Dia tidak tau lagi harus membela diri seperti apa lagi di depan mereka semua.

Tetapi kan mereka memang tidak pacaran. Wajar tidur bersama ketika syuting seperti ini.

**

Claudia berjalan ke dapur, mendapati dua orang koki dari tim produksi dan seorang pembantu rumah tangga di vila ini mempersiapkan makanan. Mereka memperisapkan makan siang karena sarapan sudah disajikan sejak jam tiga pagi buta. Tentu saja, para kru memulai syuting sejak jam empat. Sarapan yang disajikan sepertinya sudah tidak enak dan makan siang belum selesai dibikin.

"Non Claudia mau makan?" Tanya salah seorang pekerja dari rumah produksi. Sekarang dia bungung mau jawab apa supaya tidak merepotkan. "Iya, ada Indomie bu?"

Yours TrulyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang