° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ ° ▪ ☆ ▪ °
Sudah mulai syuting dari jam empat pagi, Claudia sudah sibuk mendandani Bara dari setengah empat kurang. Hari ini mulai lagi syuting intens dari pagi, alasannya karena malam di hutan seperti ini lebih menyeramkan dari pagi subuh.
"Kamu yakin kuat, Bara?" Tanya Claudia untuk yang kesekian kalinya. Claudia tau dirinya sangat berlebihan, tetapi dia tidak bisa tidak khawatir pada Bara. Jika main jujur dengan perasaan Claudia, ya, mungkin Bara ada di posisi yang lebih dari strata teman.
Kali ini dia sudah tidak peduli lagi, Bara tidak peduli dengan status Claudia yang punya kekasih atau orang-orang di lokasi syuting yang tau mengenai fakta ini. Difikiran Bara saat ini hanyalah Claudia yang menggemaskan dengan hoodie merah muda, syal dan jaket tebal, bertanya apa Bara akan baik-baik saja. Langsung saja Bara menunduk untuk menjangkau Claudia yang mungil, mencium keningnya dan berbisik, "don't worry about me, Claudie. I'm fine. Take care of yourself, all right?"
Semua orang menatap mereka. Pelukan, kemarahan Claudia ketika Bara terluka, tidur bersama dan kini kecup kecil di kening. Sepertinya itu rambu hijau dari makeup artist mereka yang cantik untuk jagoan mereka. Kemungkinan besar Claudia akan memutuskan pacar jarak jauhnya, Gabriel si penulis naskah ternama ternyata harus kalah.
Kening Claudia masih terasa panas bekas dicium Bara, pipinya juga panas dan kepalanya pusing. Bara tidak seharusnya memberinya kecupan manis seperti itu! Bagaimana dengan Gabriel? Ya tuhan, maafkan Claudia yang selingkuh. Claudia bersalah, dia berdosa pada pacarnya.
"So, kamu dan Bara official?" Dira mendekat, diiringi dengan Kinan yang juga penasaran pada atasan mereka yang penuh skandal ini. "Apasih!" Claudia tidak ingin bicara topik seintim ini di tengah hutan jam empat pagi dan ramai orang sedang syuting.
"Gabriel gimana?" Tanya Kinan kini. Mendengar pertanyaan Kinan, Claudia baru menyadari satu hal. Terakhir kali berhubungan dengan kekasihnya adalah sebelum Bara terluka, dua hari lalu. Saat itu mereka bicara dan Gabriel menanyakan obat antidepressant. Setelah sambungan telfon internasional mereka terputus, Claudia mengirim pesan singkat beberapa kali. Namun nihil, Gabriel tidak pernah membalasnya hingga sekarang. "Gabriel and I fine." Ucap Claudia ingin memberhentikan pembicaraan ini.
Dira tertawa, "fine? Claudia you slept with another guy. Maybe not that 'slept' but technically you, my darling boss, tidur sekasur sama Bara. That's not fine. Unless.." Dira berhenti bicara, menatap Claudia dan dia mengerti yang dimaksud bawahannya tersebut. Unless, Gabriel do exactly the same thing.
But no, Gabriel wouldn't do that.
Would he?
**
Claudia: Gab, you okay? I'm worried. Please, text me back.
Claudia: Gab.
Claudia: Please answer me, anything is fine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours Truly
Romance"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" - Sa...