#2-DOKTER DAN PASIEN

141 7 0
                                    

#2-DOKTER DAN PASIEN

Setelah  saling bertatapan sejenak, Geu Rim lalu pergi dengan kaki terpincang. Soo Ho memperhatikan langkah Geu Rim.

Hari sudah malam, tapi Geu Rim masih ada di lokasi syuting sambil memegang kakinya yang masih terasa sakit. Kemudian Soo Ho datang dan mengulurkan tangannya.

Karena Geu Rim diam saja, Soo Ho menariknya tapi Geu Rim melepaskannya. Soo Ho bilang ia akan mengantar Geu Rim pulang, “Dunia drama membayar bantuan dunia radio. Dan jangan ikuti aku lagi. Oke? Aku tidak akan pernah siaran di radio.”

Geu Rim bilang ia akan pulang sendiri, walaupun harus sampai merangkak. Soo Ho melihat langkah Geu Rim yang masih pincang, lalu berinisiatif untuk menggotongnya. “Lepaskan aku! Aku bilang lepaskan aku!” teriak Geu Rim.

Soo Ho mendudukkannya di dalam mobil, lalu memasang sabuk pengamannya. Geu Rim melepaskan lagi sabuk pengamannya dan bertanya,“Kenapa kau sangat membenciku? Atau kau sangat membenci radio? Kenapa?” Menurut Soo Ho, ia tidak perlu memberitahu Geu Rim.

Soo Ho ingin menutup pintunya, tapi Geu Rim menahannya. Geu Rim mengungkit kejadian 4 tahun lalu saat Soo Ho menyandung kakinya. “Kau pikir aku bodoh? Kau mengatakan sesuatu untuk membuatku marah dan memulai pertengkaran denganku. Apa yang sudah kulakukan padamu? Apa masalahmu?” tanya Geu Rim bertubi-tubi.

Soo Ho tidak menjawab satupun pertanyaan Geu Rim. Ia mendorong Geu Rim ke kursi, memasangkan sabuk pengamannnya, menutup pintunya, lalu ia sendiri masuk dan memasang sabuk pengamannya. Geu Rim melepaskan lagi sabuk pengamannya, tapi Soo Ho sudah menjalankan mobilnya.

Dalam perjalanan, Geu Rim bertanya kemana mereka akan pergi. Ia minta diturunkan dan tidak mau dibawa ke rumah sakit. Lagi-lagi Soo Ho tidak menjawab.

Soo Ho menghentikan mobilnya tepat di depan rumah sekaligus restoran ibu Geu Rim. “Tunggu. Bagaimana kau tahu kalau aku tinggal disini?”

Soo Ho: “Keluar.”
Geu Rim: “Bagaimana kau tahu?”
Soo Ho: “Apa kau ingin aku menggendongmu lagi?”

Geu Rim mengalah. Ia turun tanpa berterima kasih dan langsung berjalan masuk. Soo Ho memperhatikannya dari kaca spion, baru kemudian ia pulang.

Sesampainya di depan rumah Soo Ho, manajernya menegurnya karena Soo Ho pergi tanpa pemberitahuan saat sedang proses syuting. Tapi Soo Ho tidak peduli dan masuk ke dalam rumah. Manajer mengikutinya.

Dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya, manajer bertanya apakah Soo Ho mengantarkan Geu Rim pulang. “Kau bisa pergi sekarang,” kata Soo Ho. Manajer bilang ia sudah mengurus masalah syuting, tapi ia heran karena sebelumnya Soo Ho tidak pernah bersikap seperti itu.

Soo Ho berkata, “Pak Kim, aku sudah bilang ‘kau boleh pergi’ sambil tersenyum.” Tiba-tiba terdengar suara bel. Mereka mengecek ke interkom.

Seorang pria nyeleneh berkata bahwa Soo Ho harus membuka pintunya. Manajer bilang ia akan membuat pria itu pergi. Tapi Soo Ho membuka pintu dan menyuruhnya manajernya pergi. Di luar, Pak Kim bertemu dengan pria itu.

Pak Kim: “Siapa kau?”
Pria: “Aku manajer Ji Soo Ho. Baiklah, permisi.”

Pak Kim terkejut, tapi ia tidak berkata apa-apa dan meninggalkan rumah Soo Ho.

Pria itu berkata bahwa seharusnya ia menjadi manajer Soo Ho. Soo Ho bertanya kenapa pria itu membawa banyak barang. “Aku akan tinggal disini,” jawab pria itu santai. “Aku masuk sekolah kedokter sebagai siswa teratas dan lulus dengan nilai terbaik.” Pria itu tahu kalau Soo Ho tidak akan mau menerima perawatan ataupun melakukan konsultasi. “Aku akan mengikutimu 24 jam sehari. Kau dalam masalah,” katanya sambil tertawa. 

RADIO ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang