Archer membenahi beberapa gelas bekas minum dan menaruhnya di bak cucian. Sementara Elois membantu Casandra yang mabuk dan membawanya ke dalam mobil Alex. Hanya tinggal Ivy di sana yang duduk sambil tersenyum menatap tamu-tamunya yang pergi satu per satu. Kemudian ia melirik Chris yang tampak canggung sejak kedatangan Elois.
Buta jika ia sama sekali tidak menyadarinya.
"Hei Chris?"
Sapaan Ivy membuat Chris segera menoleh dan menatapnya masih dalam diam. Sementara Ivy mendekati Chris dengan perlahan sambil sesekali melirik ke arah Elois yang tampaknya masih sibuk di luar sana bersama Alex.
"Ada apa?"
"Apa ada yang ingin kau katakan pada El?" Tanya Ivy tiba-tiba yang membuat sebelah alis mata Chris terangkat.
"Maksudnya?"
"Kau bersikap canggung dan mencuri-curi pandang ke arahnya." Jawab Ivy yang sekarang melipat kedua tangannya di depan dada. Wanita itu memperhatikan ekspresi wajah Chris yang berubah semakin gugup dan Ivy sudah tidak muda lagi untuk sepolos itu tidak mengerti apa yang terjadi di sana. Ia menghela nafas lalu duduk di bangku terdekat.
"Katakan saja kalau kau menyukainya." Saran Ivy sambil mengangkat dua bahunya seolah itu adalah pekerjaan yang paling ringan.
Archer selesai dengan peralatan bekas pakai mereka dan bergabung dalam obrolan wanita itu. Ia menghela nafas lalu menatap sepupunya, "Sudah ia lakukan, Ivy."
"Oh ya? Kau ditolak?" Tanya Ivy setengah berteriak yang langsung membuat Chris segera berusaha menutup mulut wanita itu dengan kedua telapak tangannya.
"Ups, maaf."
Archer tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengambil segelas martini dingin yang tersisa. Ia kemudian memberikan kode dengan ujung matanya ketika Elois masuk ke dalam tempat itu lagi dan pertanda bahwa mereka harus menghentikan pembicaraan itu. Ivy tersenyum tipis lalu berdiri di samping Archer dan menggandengnya dengan erat.
"El, bagaimana menurutmu?"
"Apanya?"
"Aku dan Archer." Jawab Ivy. Archer sama sekali tidak terkejut, ia bisa membaca kemana pembicaraan Ivy dan ia memilih diam daripada harus menghadapi Elois yang kesal nanti. Namun ia tidak bisa membantu Chris juga.
"Loh? Bukankah tadi kau memilih bersamaku?" Tanya Elois bermaksud bercanda. Ia duduk di kursi kosong yang tersisa, di samping Chris, tanpa rasa canggung dan berbeda dengan Chris yang terus memberi kode dengan tatapannya agar Ivy diam.
"Tidak. Setelah ku pikir kau dan Chris jauh lebih... cocok?" Goda Ivy sambil tersenyum tanpa dosa. Elois melirik Chris, sementara sepupunya itu hanya bisa menunjukkan ekspresi kosong.
Rasanya terlalu canggung. Rasa kikuk yang menyebabkan ketidaknyamanan di antara mereka. Keheningan memenuhi ruangan itu dan Archer ingin memecahkannya. Ia mendengus keras, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Membuat perhatian Elois dan Chris tertuju padanya sebelum akhir ya kedua muda-mudi itu saling bertukar tatapan selama beberapa saat. Elois yang tenang, mempertahankan pandangannya sementara Chris memilih untuk menyerah dan mengambil beberapa helai tisu lalu mengelap meja yang sebenarnya tidak perlu dibersihkan. Ivy sudah melakukannya beberapa saat lalu.
Menyadari kecanggungan itu semakin membuat Ivy merasa tertarik dan ia pun melangkah untuk mendekati Elois dan merangkulnya dengan erat. Elois balas menatap Ivy dengan penuh tanda tanya.
"Kau harus mengantar Chris pulang."
"Tidak! Aku bisa sendiri."
"Ini jam setengah dua belas malam."
YOU ARE READING
Closer [END]
Teen Fiction[BOOK 5 of Golden Family] Elois Lynford, Archer Collins dan Christina Collins memang berasal dari dua keluarga pengusaha kaya raya dan super power se-jagad dunia bisnis. Namun ketiganya dibesarkan dengan cara yang berbeda dengan kisah orangtua yang...