Hal yang paling dinantikan oleh setiap mahasiswa adalah dimana mereka bisa memakai toga dan menerima plakat penghargaan khususnya untuk para mahasiswa yang berhasil lulus dengan pencapaian luar biasa. Masih tersisa dua hari lagi sebelum upacara kelulusan dan hari ini Luke tampak sangat heboh dengan berbagai macam persiapan yang sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan upacara melainkan sebuah pesta.
Seluruh lapisan tingkat dari angkatan tahun ini bersepakat akan menggelar pesta topeng pada hari kedua setelah kelulusan bersama seluruh orang yang mau berpartisipasi. Baik Elois dan Chris sudah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan hadir dalam pesta itu. Sementara Luke memutuskan untuk pergi dengan seorang junior satu tingkat di bawahnya yang belakangan diketahui sudah mengirimkan surat pernyataan cinta untuk Luke sebanyak lima kali dan tidak satu pun yang lelaki itu hiraukan.
Sementara Archer akan menemani Amber untuk bersosialisasi dalam pesta.
"Kalian yakin tidak akan datang ke pesta?" tanya Luke malam itu.
Setelah hari-hari canggung nan membosankan dua tahun ini karena kebisuan Elois dan Chris, akhirnya dengan sedikit paksaan dari Archer, mereka bisa berkumpul bersama lagi. Berempat dan menggelar pesta kecil memanggang daging barbeque di beranda.
Elois duduk di sofa tunggal dengan sebuah minuman kaleng sambil menatap lurus ke arah televisi yang sedang menayangkan informasi seputar politik dan ekonomi. Hobi barunya sejak Max Lynford mengumumkan bahwa Elois akan menjadi pewaris tunggalnya, terlebih sekarang hanya tinggal menghitung hari sampai Elois benar-benar memegang perusahaan bersama ayahnya.
"Wuhuuu~ setidaknya jawablah pertanyaan ku." Keluh Luke.
"Aku tidak." Jawab Chris.
"Hanya seperti itu responmu?" tanya Luke.
"Lalu aku harus bagaimana lagi?" jawab Chris ketus.
Luke menghela nafas lalu menyerahkan sumpitnya pada Archer, memberi kode agar Archer melanjutkan memanggang dagingnya. Archer mengerti dan melirik ke arah Luke yang sedang mendekati Chris. Gadis itu berdiri di depan pembatas beranda sambil memegang segelas wine yang berwarna merah.
Luke berdiri di samping gadis itu dan Archer langsung melirik ke arah Elois yang melirik Chris melalui ekor matanya. Archer lebih suka diam dan mengamati karena hal itu membuatnya dapat lebih mengetahui banyak hal.
"Kau bisa datang bersama ku." Tawar Luke.
"Bagaimana dengan adik kelas itu?" tanya Chris.
"Aku tinggal mengirim pesan untuk membatalkannya." Jawab Luke santai.
Chris menghela nafas lalu membalik tubuhnya untuk berhadapan dengan Luke sambil masih memegang gagang gelasnya. Ia menunjuk dada Luke dengan ujung jari telunjuknya, "Kau telah berubah banyak. Dulu kau lebih memilih untuk menghindar sementara sekarang lihatlah, siapapun bisa membuat janji dan pergi bersamamu."
Luke tersenyum lalu melipat kedua lengannya di depan dada, "Kau tidak menyukainya? Kau cemburu?"
Sama sekali bukan keinginan Elois, tapi pembicaraan itu terlalu jelas untuk diabaikan. Archer masih memilih untuk tetap diam dan pura-pura fokus dengan daging-daging dihadapannya meskipun ia saat ini sedang mengamati bagaimana sikap ketiganya. Kadang ia merasa bertanya-tanya apakah benar Luke tidak menyadari apa yang terjadi di antara Elois dan Chris?
Atau ia tahu namun berusaha menyangkalnya?
Bukan rahasia lagi kalau Luke memang menyukai Christina sejak awal. Meski mereka tidak tahu sejak kapan. Tapi keluarga besarnya pun tahu. Tidak ada satu pun anggota keluarga yang keberatan meski Luke bukan dari kalangan konglomerat dengan harta yang tertimbun. Stevan maupun Evanna tidak mempermasalahkan hal semacam itu. Namun hanya beberapa orang saja yang tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
YOU ARE READING
Closer [END]
Teen Fiction[BOOK 5 of Golden Family] Elois Lynford, Archer Collins dan Christina Collins memang berasal dari dua keluarga pengusaha kaya raya dan super power se-jagad dunia bisnis. Namun ketiganya dibesarkan dengan cara yang berbeda dengan kisah orangtua yang...