42. The Day to Remember

1.6K 288 40
                                    

Jika memang seseorang bisa merubah nasibnya sendiri, lalu bagaimana dengan takdir? Apakah dengan usaha lebih, apa yang ditentukan Tuhan bisa berubah juga? Apakah ada cara untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan? Bukan dunia, cukup diri kita sendiri. Jika ada, bagaimana caranya? Lalu apa yang akan terjadi dengan Elois Marvin Lynford?

Ia -dengan setelah rapi dan tentunya mahal- melangkahkan kaki di sepanjang jalan menuju ruang kerjanya. Pikirannya memang masih melayang tapi ia sedang berusaha mengumpulkan seratus persen kesadarannya.

Ia nyaris saja menabrak sebuah pot bunga besar yang ada di dekat pintu masuk ruang kerjanya. Elois meringis singkat, lalu memutar kenop pintu dan masuk. Di dalam sana sudah ada Lucas, asisten pribadinya. Seseorang dari Hongkong. Anak yang ceria, seumuran dengan Archer. Salah satu anak brilian lainnya yang dapat ditemukan Max.

"Selamat datang, Mr. Lynford!" Ucapnya ramah dengan senyuman lebar, sampai Elois tidak yakin apakah itu senyuman? Seringaian? Atau tawa?

"Eh, rasanya aneh. Bagaimana dengan nama saja?" Ucap Elois.

Ia tidak suka memulai dengan sangat formal dan berjarak. Terlebih ke depannya orang ini akan mengurus segala kebutuhannya.

"Tapi, anda lebih tua dari saya." Jawab Lucas diplomatis.

"Tak masalah."

"Lalu mengenai ga-ji?"

"Aku tidak akan memotong bayaranmu. Santai saja." Kali ini Elois yang merasa canggung. Ia tidak tahu menahu ataupun terlibat dalam masalah pergajian ini tentunya dan ketika seseorang mengkhawatirkan hal itu, terasa sedikit ganjil.

"Oh baiklah, Elois!" Seru Lucas lagi.

Elois menganggukkan kepalanya canggung.

"Oh iya, tunggu! Ada satu hal lagi!" Seru Lucas tiba-tiba, membuat Elois membalikkan tubuhnya.

"Kalau begitu, kau bisa memanggilku Yuk Hei Wong!" Serunya ceria.

"Hah? Apa?" Elois menyangsikan pendengarannya dan hendak bertanya lebih jauh namun pintu ruang kerjanya terbuka dan Johnny -asisten kebanggaan Max- masuk dan memukul kepala Lucas dengan berkas.

"Jangan membuat orang lain bingung. Gunakan saja nama Lucas yang lebih mudah, Yuk Hei!"

Lucas merenggut sambil mengusap puncak kepalanya, "Baiklah~" serunya setengah malas dan menangkap berkas yang dilemparkan oleh Johnny dengan sigap.

Johnny mengabaikan anak itu dan mendekati Elois yang saat ini sudah duduk di kursinya sambil melonggarkan dasi. Ia tidak terbiasa dengan pakaian serba formal.

"Sekadar mengingatkan jadwal yang ada di agenda ayahmu. Pertemuan dengan Mr. Turner." Ucapnya sambil memberikan berkas lain yang masih ia pegang sejak tadi ditangan kanannya.

Elois menatap Johnny sekilas lalu membuka map itu dan membuka halaman demi halaman tanpa membacanya. Pasal-pasal perjanjian.

"Selanjutnya hal-hal yang berurusan dengan kegiatanmu apapun itu akan diurus oleh Lucas." Jelas Johnny.

Elois menganggukkan kepalanya dan melempar senyum ketika Johnny pergi dari ruangan itu. Ia sempat melirik Lucas dengan tajam yang dibalas dengan garukkan canggung.

"Baiklah, jadwal pertama adalah mengecek laporan yang masuk. Aku sudah memilahnya dan kau bisa memeriksanya, jika ingin tahu." Ucap Lucas sigap sambil memberikan berkas-berkas yang tadi di bawa Johnny untuk ditanda-tangani oleh Elois. Diam-diam Elois merasa takjub dengan kemampuan anak itu, ia baru membaca kurang lebih sepuluh surat perjanjian selama lima belas menit dan sekarang sedang memberikan penjelasan pada Elois mengenai isi dari berkas tersebut. Ayahnya memang luar biasa dalam memilih staf.

Closer [END]Where stories live. Discover now